Prolog

Cerita ini sekuel ya...jadi silahkan mampir ke lapak Cinta untuk calon ayah mertua, terlebih dahulu. Agar paham saat membaca kisah ini.

Selamat membaca!!

Putri memasukkan semua bukunya ke dalam tas ranselnya, dosen Bahasa Indonesia bu Siwi hari ini memberikan tes dadakan. Menyerah Putri menyerah, jika harus merangkai kata menjadi kalimat indah, yang bernyanyikan cinta dan kasih sayang. Pasrah dengan nilainya, paling dapat C lagi. Dengan wajah masam dan langkah gontai, Putri keluar kelas diikuti oleh tiga temannya, Rano, Dono dan Pelangi.

" Kertas lu tadi isinya apaan?"tanya Pelangi, cewe berwajah blasteran Belanda, Batak dan sunda ini adalah sahabat Putri. Pelangi sangat tahu kemampuan Putri dalam berimajinasi, sangat minim, tak pandai berandai-andai, langsung to the point.

" Yah..gue juga ga tahu isinya apaan, ngaco dah pokoknya." Ucap Putri pasrah, sambil merapikan kerudungnya yang mirang-miring. Harap maklum, Putri baru dua hari ini memutuskan memakai kerudung.

" Emang lu ga pernah punya cowo Put? Biasanya kalau yang sudah pernah punya cowo pasti pandai berandai-andai soal cinta." Rano menimpali sembari menyeruput es jeruk di kantin. Sambil menunggu mata kuliah selanjutnya yang akan dimulai setengah jam lagi, mereka memutuskan untuk makan di kantin.

" Gak pernah, gue mah bersih dari hal-hal demikian, kecuali di rumah. Kalau di rumah mata gue pasti ternoda dengan kelakuan teteh dan abang ipar gue yang mesum."

" Bagus dong, lu jadi banyak belajar. Udah mahir nanti pas tiba prakteknya, beruntung banget yang jadi laki lo." timpal Dono sambil diikuti kekehan Pelangi dan Rano.

" Sialan lu!" Putri mencubit Dono dengan kencang.

" Kok gue gerah banget ini tiba-tiba." ucap Putri saat matanya bertemu pandang dengan lelaki dewasa mendekati tua, yang beberapa bulan ini kerap mendekati dirinya. Yah dosen mata kuliah statistik, yang bernama Haerul Basri sudah mengobrak-abrik hati dan mood Putri. Haerul juga makan di kantin yang sama, saat ini tengah melihat ke arah Putri dan teman-temannya.

Lelaki dewasa itu memandang Putri penuh cinta, sedangkan Putri menatapnya dengan sebal. Apalagi kumisnya itu, iihh..geli...!

" Kenapa Put?" tanya Pelangi heran saat Putri tiba-tiba bergidik ngeri.

" Ga papa, yuk ah..masuk lagi." ajak Putri pada temannya, sekalian dengan maksud menghindari tatapan cinta dosen tersebut.

" Eehmm..ga kuat Putri, diliatin doi !" ledek Dono, dengan garis mata mengarah pada Haerul yang sedang menatap mereka, ketiganya menunduk senyum. Sedangkan Putri melengos pergi meninggalkan tiga orang temannya yang sangat menyebalkan menurutnya.

" Keluarkan kertas kosong kalian. Bapak akan berikan tes!" ucapnya jelas tegas dengan mengendarkan pandangan keseluruh ruangan. Matanya kembali menatap gadis bertubuh imut di pojokan, yang berwajah cemberut, mengeluarkan kertas dari dalam tasnya.

" Yang dapat C pada tes ini, saya pastikan dapat hukuman!"

Putri melotot menatap Haerul tak suka. Ini pasti jebakan. Aaah....pasti Putri dapat C lagi, selama satu semester mengikuti mata kuliah statistik Putri selalu dapat C. Dasar dosen akal-akalan. Putri memonyongkan bibirnya menggerutu.

" Putri...dari tadi kamu komat kamit ngapain?" seru Haerul dari depan kelas, tentu saja seisi ruangan menatap Putri sambil senyam-senyum.

" Saya sedang berdoa pak, semoga bapak mendapat hidayah saat kasih nilai ke saya." kekeh Putri yang diikuti tawa seluruh teman-temannya di kelas.

" Sudah..sudah..kerjakan!" titahnya serius. Langkahnya mengitari setiap lorong meja, sambil mengelap kaca matanya yang mudah berembun.

" Besok malam saya ke rumah!" bisik dosen kumis, saat mendekati meja Putri. Putri menoleh disaat yang salah, pipinya beradu dengan kumis Haerul. Eeeuuyy......bulu kuduk Putri meremang.


Prolog pendek yaa...
Biar makin penasaran aja😘😘😘
Hepi riding, semoga suka😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top