Part 8

Putri diantar Haerul tepat setelah magrib, berharap jalanan menuju Jakarta tidak terlalu macet. Sekali mereka mampir di rest area untuk makan malam. Ada menarik saat mengantar Putri pulang ke Jakarta, yaitu Heri, anak Haerul ikut mengantarkan.

" Bahaya kalau cuma papa sama teh Putri yang pergi berdua saja. Bisa-bisa abang punya adik duluan." sindir Heri, saat tiba-tiba dia memaksa masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah papanya. Putri hanya tersenyum canggung sedangkan Haerul menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dalam perjalanan yang harusnya penuh keromantisan, saling berpegangan tangan dan tatapan mesra. Harus dijalani dengan sedikit horor, karena ada Heri sebagai Satpol PP yang mengawasi pasangan ini. Alhasil Putri dan Haerul hanya bisa saling lirik melalui spion depan.

" Pa, nanti berhenti di pom bensin ya, abang mau buang air kecil." ucap Heri pada papanya. Haerul mengangguk.

" Kalau sudah kebelet, tampung di botol air mineral aja Her." celetuk Putri polos. Namun membuat Heri melirik tajam.

" Ga muatlah." ucap Heri sombong.

" Apanya yang ga muat?" Putri menautkan alisnya tampak berpikir keras.

"Hahaha...calon mama abang, polos banget ya Pa." sahut Heri sambil tertawa. Sedangkan Haerul hanya ngengir kuda mendengar komentar anak lelakinya.

" Aduh, Pa. Ngompol nih, cepet dong pa, cari pom bensin" rengek Heri yang sudah tidak tahan.

" Itu di depan ada semak-semak, disitu aja Her." ucap Putri sambil menunjuk jalan yang dipenuhi rumput yang tinggi.

" Dih, ogah. Emang eike banci kaleng!" Heri melebaykan suaranya, hingga Putri dan Haerul cekikikan.

Akhirnya ketemu juga pom bensin. Dengan berlari Heri keluar mobil menuju kamar mandi. Baru setengah jalan, Heri berbalik lagi ke mobil papanya.

" Awas, ada Allah yang Maha Melihat!" ucap Heri dengan wajah horornya. Putri dan Haerul kembali tertawa.

" Pegel nih tangan saya, Put." ucap Haerul sambil mengibas-ngibaskan kedua telapak tangannya.

" Sini, Putri pijat." Putri mengambil jemari Haerul dan mulai memijatnya. Haerul menatap Putri yang serius memijat tangannya.

" Mijat yang lain bisa, kan. Put?" tanya Haerul menggoda.

" Bisa, kepala, kaki, tangan, wajah, punggung. Bisa Pak, cuma tenaganya saya kurang maksimal." terang Putri dengan polosnya, sambil terus memijat jari jemari Haerul.

" Kalau bagian yang lain bisa, Put?"

" Bisa, bapak tinggal sebutin aja bagian mana!" Putri masih tidak sadar arah pertanyaan Haerul.

" Yang ini bisa juga, kan?" Haerul melirik ke bawah.

Buugg..

" Makin tua, makin mesum!" gerutu Putri kesal sambil menepuk pundak Haerul.

" Ck, belom apa-apa papa saya sudah di KDRT." sela Heri yang tiba-tiba sudah masuk dan duduk kembali di samping papanya.

" Papa kamu tuh, yang mesum." ucap Putri kesal, melotot tajam kearah Haerul.

" Yah, jin galak balik lagi nih kayaknya!" gumam Haerul dalam hati.

Menjelang pukul sepuluh malam, sampailah mereka dikediaman Putri. Ibu, Susan dan Seno sudah menunggu mereka di ruang tamu. Putri masuk bersama Haerul dan Heri. Serta memperkenalkan Heri sebagai anak Haerul. Ibu memperhatikan Putri dengan seksama.

" Anak saya masih utuhkan?" tanya ibu pada Haerul.

" Tenang, Oma. Kak Putri aman dibawah pengawasan saya." sahut Heri yang disambut tawa dari keluarga Putri.

Ella datang dari dapur membawa nampan, berisi teh dan kue basah.

" Silahkan " ucap Ella mempersilakan. Heri memperhatikan Ella dengan seksama.

" Adiknya kak Putri ya?" tanya Heri pada Ella.

Semua yang disana menatap ke arah Heri. Bahkan Ibu tertawa mendengar pertanyaan Heri pada Ella.

" Jiaah..abang, masa muka Kak Putri lebih tua dari Ella." Putri teriak tidak terima.

Ella ikut tertawa. " Saya pembantu disini, Den ganteng!" sahut Ella sambil nyengir kuda.

" Oh, saya kira adiknya Kak, Putri. Soalnya cantik." puji Heri sambil tersenyum malu.

Putri menepuk jidatnya sendiri. Ya ampun jangan bilang calon anak tiri gue naksir pembantu gue. Hadeh, kayak judul sinetron. Putri bermonolog. Ella kembali ke dapur. Sedangkan Heri masih fokus melihat Ella, hingga hilang dari pandangannya.

Haerul menyampaikan niatnya untuk melaksanakan pesta pernikahan dengan Putri yang akan dilangsungkan dua pekan lagi.  Alhamdulillah orangtua Putri menerima.

" Pa, dipercepat saja minggu depan ga bisa?" celetuk Heri saat mereka akan berpamitan.

" Kenapa tiba-tiba bilang gitu?" tanya Haerul selidik.

" Mmm..ga papa sih, nama pembantunya Kak Putri siapa, Pa?" Haerul memijat pelipisnya. Putri dan ibu yang mengantar Haerul ke depan rumah, lagi-lagi ikut tertawa mendengar ucapan Heri.

Heri merengut kesal, apalagi dia melirik ke dalam rumah, Ella tidak terlihat lagi.
Putri mencium punggung tangan Haerul.

" Hati-hati ya,Pak!" ucap Putri.

" Bekelnya cukupkan?" ledek Putri sambil mengedipkan matanya. Haerul mengulum senyum, mengusap lembut rambut Putri.

" Dicukup-cukupi saja."

" Kalau rindu, tinggal video call." ucap Haerul lagi.

Seminggu berlalu, persiapan pernikahan Putri hampir rampung. Hari ini Putri tengah membagi-bagikan undangan ke ruang dosen. Banyak dari mereka yang meledek Putri,karena akhirnya luluh juga pada Haerul. Putri hanya senyum-senyum saja menanggapi ocehan para dosennya. Begitu juga teman-temannya di kelas. Semua tak menyangka Putri si gadis ratu traktir, mau menerima Haerul sebagai suami. Padahal usia mereka terpaut hampir sembilan belas tahun.

" Yakin lu siap melepas status single lu, Put?" tanya Dono lagi saat kini mereka berada di kantin.

" Yakinlah." sahut Putri cuek, sambil menyeruput es jeruk di kantin.

" Cepet banget, Put. Baru juga semester dua." ucap Dono lagi.

" Lu ngapa sih, Don? dari kemaren gue liatin lu doang yang ga seneng Putri sama Pak Haerul?"

" Tau nih, sewot aja lu gue mau nikah, lu suka sama gue yaak ?" ledek Putri.

" Dih, ogah gue." sahut Dono cuek, lalu meninggalkan mereka di kantin.

" Aneh!" ucap Putri yang diangguki Pelangi.

Malam ini malam minggu, pukul tujuh tiga puluh, selepas isya, Putri bersiap menunggu video call dari Haerul.

"Hallo calon istri apa kabar?"

"Baik wahai calon suami"

" Sedang apa?"

" Sedang menahan rindu!"

" Lebay ih"

"  Hallo Kak Putri, Ella mana?"

Tampak wajah Heri tiba-tiba nongol dari ponsel Haerul.

" Huss..masih kecil, udah nanyain orangtua."

" Biarin, emang Ella umurnya berapa?"

" Dih, ga sopan bener sih Her. Ella itu lebih tua dari Kak Putri,umurnya dua puluh tiga tahun"

" Oh, beda cuma delapan tahun sama Heri, ga papa Kak."

" Ya ampun, kenapa jadi kalian yang telponan sih?"

Raut kesal Haerul begitu terlihat. Menyuruh anak lelakinya untuk belajar.

" Belajar dulu yang pinter, uang jajan masih minta papa, udah repot nanyain anak perempuan orang." ucap Haerul pada Heri yang kini tengah mencebikkan bibirnya.

Putri tertawa di seberang sana. Menjalani LDR tidaklah mudah walaupun hanya dua pekan, rasanya begitu tersiksa. Putri sendiri tidak tahu bagaimana saat ini dia bisa, begitu mencintai dan merindukan Haerul. Padahal sebelumnya, Putri sangat jijik saat Haerul selalu mendekatinya di kampus. Inilah baru Putri sadari benci dan cinta itu bedanya sangat tipis.

" Hei, calon istriku kok melamun?" Haerul membuyarkan lamunan Putri.

" Ehh..ngga papa, Pak."

" Jangan panggil bapak lagi ya, mulai sekarang panggilnya sayang, apalagi saat di kamar, panggil saya dengan sebutan suamiku sayang. " ucap Haerul sambil menyunggingkan senyum manisnya. Entah kenapa seketika perut Putri bergejolak. Enneg.

" Gak ah, saya panggil kakek aja, liat tuh ubannya hampir penuh!" sahut Putri berpura-pura ketus.

" Yang atas mah boleh ubanan Put, yang bawah masih hitam mengkilat." ucap Haerul sambil mengedipkan mata.

" Bulu kaki?"

" Bulu..semak" Ponselnya dihadapkan Haerul di tengah lipatan celananya.

" Huuaaaa.....kakek messuuuummmmmmm" Putri menjerit, menutup kedua telinga dan matanya. Wajahnya merah menahan malu, bisa-bisanya Haerul begitu mes pada dirinya yang masih sangat virgin ini. Haerul tertawa terpingkal-pingkal melihat Putri kesal dengan wajah merah.

" Ibuu...nikahnya bataaal ajaaaaaa, takuuuuuttttt!!!" Putri berteriak histeris. Haerul bahkan sampai mengeluarkan air mata tertawa melihat kelakuan calon istrinya.


*****

🤣🤣🤣Kakek mesum tingkat dewa.
Maaf tadi salah pencet, belum selesai sudah publish, makanya saya hapus kembali. Semoga selalu senang mengikuti kisah Putri dan Kakek Haerul yaa😁😅
Vote dan komen😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top