35. Mama
Scar berusaha untuk keluar dari gang sempit dan menyelamatkan Ryce. Dirinya ditarik-tarik oleh Annie yang berusaha menahannya. Sempat berhasil membebaskan diri, Scar kembali ditahan untuk keluar.
"Ryce dalam bahaya, Annie! Aku harus menyelamatkannya." Terbersit nada memohon pada perkataannya. Scar luar biasa cemas, terlebih mayat-mayat hidup yang tak terhitung banyaknya itu mengejar Ryce seorang.
"Aku tahu. Tapi kau lihat di depanmu, 'kan?" Annie menunjuk jalan.
Scar menepis arah tunjuk Annie. "Aku tidak peduli. Aku mencintai Ryce! Aku bisa membunuh mereka semua." Scar mempersiapkan senapannya dan memasukkan semua peluru yang tersisa di saku celana ke sana.
"Jangan bertindak gegabah!" Annie tahu kalau Scar cemas, takut Ryce terluka. Namun, membiarkannya keluar sama saja mengorbankan kakaknya sendiri untuk di makan. Annie teguh tidak mengizinkan.
"Biarkan aku-"
Dor! Dor! Dor!
Scar sontak menutup telinga dan menatap jalan. Annie, Axel, dan Harlie semakin mundur dengan Klaire yang kembali terisak takut.
Di jalan, beberapa mayat hidup tampak ditembak oleh seseorang. Tembakannya mengenai bahu, dada, maupun kepala bersamaan.
Suara mesin terdengar, mesin khas helikopter. Scar melebarkan mata, itu pasti helikopter yang akan menyelamatkan mereka.
Scar maju dan mengintip. Keadaan sedikit aman, walaupun begitu karena dirinya terlihat, target para mayat hidup yang mulanya kepada Ryce, mengarah kepadanya.
Scar langsung menekan pelatuk. Ia keluar dari persembunyiannya. Setelah membidik, keluarlah peluru dari selongsongnya. Ledakan bergema, sebelum ledakan lain dari atas terdengar menyahut.
Scar berusaha melirik ke belakang, ingin mengetahui apakah Ryce baik-baik saja. Akan tetapi, di depannya masih penuh para lawan yang berusaha menerkam, membuatnya menunda entah sampai kapan dan akhirnya dibantu oleh sebuah helikopter yang ingin mendarat tepat di tengah jalan.
Amunisi helikopter itu melayang dan melesat, mengenai satu-persatu mayat hidup di depannya. Peluru Scar terselamatkan. Sejenak, Scar memeriksa pelurunya dan melihat hanya satu peluru yang tersisa.
"Hampir saja."
Setelah dirasa kalau ia akan dilindungi, maka Scar berlari searah dengan pelarian Ryce. Jantungnya berdegup kencang saat melihat berpuluh mayat hidup terbaring dengan lubang di badan.
Beberapa bergerak samar untuk bertahan. Agaknya mereka tak akan dapat menerkamnya. Scar terus berlari dan berusaha menjaga jarak. Sembari berjalan setengah berlari, ia mencari-cari rambut keriting cokelat khas milik Ryce.
Sebuah helikopter tampak mendarat dengan selamat di sebuah jalan. Penghuninya keluar dan menghampirinya.
"Pergilah ke sana. Kita tidak punya waktu banyak!" titahnya.
Scar tidak menghiraukan. Dilangkahinya mayat-mayat hidup yang kini menjadi mayat-mayat mati demi mencari Ryce.
Scar juga menoleh ke sana-sini, berharap kepala Ryce muncul sedikit dari persembunyiannya.
Scar sudah hampir putus asa saat Annie, Axel, dan Harlie keluar dari persembunyian. Awak helikopter yang tadi menolong Scar mengajak mereka untuk segera naik ke helikopter dan mereka akan terbang menjauh.
Melihat Scar putus asa, orang yang tadi memerintahnya kembali memberikan perintah kedua. Scar masih tidak menghiraukannya, sampai akhirnya ia berucap, "Jika Anda tidak ingin ikut, maka kami akan-"
"AKU MENCARI RYCE!!!"
Teriakan Scar menandingi ributnya bunyi baling-baling. Orang yang tadi bertanya terbelalak dan mundur sedikit.
Scar mengeluarkan aura tentaranya yang menakutkan. Ia membungkam orang itu, lalu menoleh ke sana-sini berharap menemukan titik terang.
Saat sibuk mencari, netranya terpaku pada seorang perempuan. Rambut keritingnya berwarna cokelat, darah menggenang di sekitarnya, membuat Scar terbelalak dan sontak mendekatinya.
Scar terduduk, ia meletakkan senjatanya di aspal. Scar meraih bahu perempuan itu, lalu membalik badannya dan memucat.
"Ryce!?"
***
Ryce memekik nyaring kala kakinya digigit. Gigi mayat hidup itu terasa menembus kulit dan ototnya, lalu mematahkan tulang betisnya. Sakitnya sama seperti saat ia melahirkan, sebanding. Ryce mengeluarkan air mata dan berusaha menendang biang kerok.
Gigitannya tidak terlepas, malah mayat hidup itu menggigit semakin dalam kaki Ryce. Ia mengoyaknya, memberi kesakitan perih untuk Ryce, sebelum satu mayat hidup lagi melompat dan jatuh tepat di atas Ryce.
Ryce berteriak sesaat, sebelum lehernya merasakan gigitan. Taring mayat hidup itu tepat di nadinya, dia seakan memutusnya. Ryce berusaha untuk bertahan, sampai akhirnya satu mayat hidup lagi meraih tangannya yang mengepal menahan sakit. Mayat hidup itu mematahkan tulang lengannya, ia membengkokkannya dengan paksa sehingga Ryce memekik tertahan.
Matanya buram, ia masih berusaha untuk bertahan. Perlahan, pandangannya menghitam diikuti kepala yang sakit.
Setelahnya, Ryce mati rasa. Bahkan di atas tubuhnya, lima mayat hidup menggigit dirinya dan mengoyak daging badannya.
Tatapan Ryce kosong seketika. Mulutnya masih berusaha untuk bergerak.
Ia berusaha memanggil Scar yang sangat ia yakini akan menolongnya. Namun, baru saja hendak terucap, napasnya berhenti, jantungnya tak berdetak lagi, dan mata Ryce sudah tidak memancarkan kehidupan lagi.
Ryce mati.
Ia mati dalam keadaan telungkup.
Darah menggenangi wajah kanannya yang menyentuh aspal.
Mata kirinya terlihat mengeluarkan air mata.
Tepat saat itu, tim penyelamat datang. Mereka menembak brutal puluhan mayat hidup yang berebutan untuk memakannya.
Tubuh Ryce selamat dari gigi-gigi tajam milik mayat-mayat hidup itu. Namun, semuanya sudah terlambat.
Sampai akhirnya, Scar menemukannya. Ia membalik badannya, melihat dirinya yang sudah tidak bernyawa, lalu meneteskan air mata.
"Ryce!?" panggilnya, berteriak.
Suara itu bergema di tengah perempatan, juga bergema di telinga semua orang. Annie, Axel, dan Harlie yang baru saja ingin masuk ke helikopter, mengurungkan niat dan menghampiri Scar.
Orang tadi melebarkan mata, rupanya wanita itulah yang bernama Ryce. Wanita yang berusaha Scar cari sampai-sampai dia membentaknya sampai bungkam, membuatnya bersalah karena memaksanya untuk masuk ke dalam helikopter, terlebih melihat kalau Scar memiliki hubungan istimewa dengan wanita itu.
Scar tak mendapat sahutan. Air matanya kian menjadi. Tak menunggu lama baginya untuk menangis. Ia menunduk dan menyandarkan kepalanya ke kepala Ryce.
Hatinya bergemuruh, ia merasa sesak. Ia tidak pernah menyangka akan kehilangan Ryce. Ia tidak tahu kalau Ryce akan pergi sebelum ia menebus kesalahannya.
Annie langsung mengarahkan wajah Klaire ke belakang agar dia tak melihat ibunya yang menggenaskan. Axel dan Harlie melebarkan mata, dengan Harlie yang menutup mulut karena terkejut melihat siapa yang dipeluk Scar.
Perasaan mereka campur aduk, mereka tidak pernah menyangka kalau Ryce senekat ini. Dia mengorbankan hidupnya untuk mereka berlima, dia bahkan berkorban untuk mantan suami dan juga anaknya.
Baru saja Scar ingin berucap guna meringankan beban di benak, ia mendengar geraman. Scar merasakan napas Ryce berhembus mengenai wajahnya, membuat langsung bangkit dan memperhatikan Ryce.
Ryce yang tadinya bermata kosong, mulai hidup lagi. Ia menggerakkannya dengan perlahan, menetapkan netranya kepada Scar, sebelum menggeram lebih keras lagi.
Scar bergetar. Ia sontak menjatuhkan Ryce. Ia beringsut mundur dan mengambil senjatanya. Yang lain menodongi Ryce senjata.
Scar menyuruh mereka untuk menahan serangan. Ryce tidak akan menyerang, ia yakin. Ryce pasti masih sadar, mungkin setengah sadar. Scar berusaha menyakinkan diri beserta yang lain, jika mereka berniat untuk membunuh Ryce, maka Scar akan membunuhnya karena yang dapat membunuh Ryce hanya dirinya.
"Ryce, a-aku tahu kau masih ingat aku. Kau tidak mungkin ingin menggigit kami, 'kan? Kau p-pasti masih setengah sadar," kata Scar, perlahan bangkit dari duduknya dan menahan yang lain untuk menembak Ryce.
Ryce yang sudah bangkit dari duduknya, menyusul untuk berdiri. Ia mengarahkan mata merahnya ke sana-sini, memilih siapa yang harus ia jadikan pertama kali sebagai makanan pembuka.
Ryce menggeram kala melihat Scar. Ia sudah menemukan mangsa. Ryce berlari dan menyerangnya. Scar sontak menghindar dan memperingatkan agar yang lain tidak menembak.
Ryce kembali berlari untuk menggigitnya. Scar masih setia memperingatkan agar tidak ada satu pun peluru yang melayang. Ia menahan serangan Ryce dengan senapannya. Kala kondisi tidak bersahabat, Scar memukul kepala Ryce dengan senjatanya.
Ryce mengerang kesakitan, ia murka. Ia menyerang Scar dan itu membuat Annie panik.
Harlie sudah membidik Ryce. Ia akan menekan pelatuk, tetapi tangannya mendadak beku saat Scar terbaring di aspal dan Ryce si atasnya.
Orang-orang sudah membidik Ryce yang menggeliat ganas ingin menggigit Scar. Senjata Scar sendiri terpental akibatnya, membuat Scar hanya dapat mengandalkan kedua tangannya yang menahan leher Ryce.
Orang-orang sudah tak dapat lagi menghiraukan peringatan Scar agar tidak menembak mantan istrinya. Mereka pun menembak, Scar terbelalak, Ryce mengerang keras, dan jatuh ke samping menahan panasnya timah.
Scar bangkit, wajahnya memerah. Ia berteriak marah, sampai beralih kepada Ryce yang berusaha menghilangkan rasa sakit di badannya.
Untunglah yang dibidik bukan kepala. Mengetahui Scar menatapnya tanpa berniat untuk kabur, Ryce kembali bangkit dan Scar beringsut cepat untuk menjauh sampai dia menempel ke tiang listrik dan membeku.
Ryce mendekat, ia tidak memedulikan sakit di tubuhnya. Beberapa peluru sempat melayang ke tubuhnya, tetapi Ryce dapat menahannya.
Scar terpaku. Entah kenapa di saat-saat yang tak tepat itu ia mengingat masa lalu. Tamparan, bentakan, dan makian. Dada Scar bergemuruh, keringat dinginnya keluar.
Scar bertindak bodoh, Annie pun berteriak untuk menyadarkannya. Dia juga meneriaki Ryce kalau yang di depannya itu adalah Scar, mantan suaminya. Dia bukan daging segar siap santap, terlebih makanan pembuka.
Ryce tidak menghiraukan, Ryce sudah sangat dekat dengan Scar. Ryce layaknya seekor harimau yang menatap suka rusa tak berdaya. Bibirnya bergetar kecil sebelum ia mengerang siap dan melesatkan giginya ke leher Scar.
"Mama."
Teriakan histeris orang-orang terpecah oleh seruan Klaire. Ryce terdiam di tempat dengan gigi sedikit lagi menyentuh leher Scar. Scar yang mulanya memejamkan matanya, perlahan membuka dan menatap Ryce.
Ryce menoleh ke asal suara dan mencari wujudnya. Ia melebarkan mata melihat seorang anak perempuan memaksa turun dari gendongan Annie dan mendekat ke arahnya.
Klaire menaiki dengan hati-hati tubuh para mayat hidup untuk mendekati ibunya. Tidak ada ketakutan yang tergambar di wajahnya, ia terlihat senang dan memanggil Ryce lagi. "Mama."
Semua orang was-was, takut Ryce melahap anak itu. Namun, dugaan mereka salah, Ryce terdiam, air matanya mengalir.
Klaire memurungkan wajah karena melihat ibunya menangis. Ia tidak suka melihat orang menangis, ia pun menyodorkan tangan guna menghapus air mata itu dari pipi Ryce.
Ryce masih menatap penuh arti Klaire di depannya. Scar yang melihat menumpahkan air matanya, ia menutup mulutnya.
Walaupun sempat amnesia, Ryce mengenal orang-orang di sekitarnya. Semua karena Klaire, anaknya yang sudah dibesarkannya sampai berusia 2 setengah tahun.
Ryce menarik kepala Klaire. Ia menyatukan dahinya ke dahi Klaire.
Klaire tersengum senang, ia meraih leher Ryce dan memintanya untuk menggendongnya.
Ryce melepas dahinya dari dahi Klaire, tangannya terangkat dan membelai rambut Klaire yang indah.
Wanita itu menoleh kepada Annie dan memberinya tatapan berharap. Annie pun mendekat dan Ryce melirik Klaire, lewat tatapan ia menyuruh adik iparnya itu agar membawa Klaire menjauh darinya.
Annie mengangguk gelagapan. Ia pun menggendong Klaire dan membawanya menjauh. Agar anak itu tak meminta untuk diturunkan lagi, Annie bercanda ria dengannya dan mencabut sebuah bunga di pot besar pinggir jalan.
Ryce balik menatap Scar dan bangkit setelahnya. Ia mengambil senjata Scar dan memberikannya kepada empunya, sembari mengajak Scar bangkit dan Ryce mengarahkan moncong senjatanya ke kepala sendiri.
Scar yang memegang senapannya, menggeleng tidak mau. "Aku tidak bisa menembak wanita yang masih mengingat anaknya, walaupun dia sudah berubah," ujarnya.
Mendengar itu, Ryce meraih tangan Scar yang berada di pelatuk. Perlahan, ia mendorong jari telunjuk Scar untuk menekan pelatuk agar dia tewas dan tidak membunuh yang lain.
Scar menggeleng, air matanya masih membanjiri pipi. Ia melepas tangannya dari pelatuk, membuat Ryce menggantungkan tangan di udara dan tersenyum kecil kepada Scar.
Ia menyakinkan kalau Scar tidak akan menyesal jika kehilangan. Ryce akan selalu berada di sisinya.
"Naki!
Dor!
Scar terbelalak melihat sebuah peluru melayang cepat menembus kepala samping Ryce. Senyum kecil Ryce perlahan luntur, lalu ia limbung dan akhirnya keseimbangannya hilang.
Scar langsung menjatuhkan senjatanya dan menangkap Ryce. Ryce terbaring di pangkuannya, menatapnya dengan sayu, mengelus tangannya yang menepuk-nepuk pipi, lalu menyandarkan kepala ke dada Scar sebelum menghembuskan napas terakhir.
Tidak ada satu pun kata perpisahan yang Ryce layangkan kepadanya, sama seperti saat ia berpisah dengan Ryce setelah ia menalaknya. Hati Scar kembali sesak, ia menangis dengan keras, lalu menggoyang-goyangkan tubuh Ryce berharap dia bangun dan kembali menggeram seperti tadi.
Itu sudah tidak membuahkan hasil.
Ryce tertembak di kepala, dia sudah tidak bisa dibangunkan lagi.
Scar memeluk Ryce dan menangis sejadi-jadinya di bahunya. Ia berkali-kali meminta maaf, memohon agar Ryce kembali agar ia dapat menebus kesalahan lamanya.
"Lihatlah apa yang telah terjadi, Scar." Scar mendongak karena mendengar suara cempreng yang selama ini dibencinya. "Istrimu mati, olehku." Naki.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top