Chapter 9.5 - Illusion Mist Effect
"Properti? Kau mau bilang tempat umum ini adalah milikmu sendiri? Kurasa tingkat kewarasanmu di bawah nol koma nol persen!" Lysandra menyambar tas punggungnya yang tergeletak di samping sofa yang diduduki dan berjalan cepat ke arah pintu. "Permisi!"
Kemuakan Lysandra benar-benar menghapus rasa kagum yang sempat menggoyahkan posisi puncak Schifar di hati, tapi sekarang ia merasa lega karena berhasil mengembalikan lelaki urakan itu di tempat semestinya. Menara keteguhan hati Lysandra berhasil diluluhlantakkan dengan gelombang intimidasi Wyfrien yang menerjang ganas.
Di luar, Lysandra mempercayakan sebagian beban tubuh pada tembok demi mengembalikan kekuatan kakinya yang lemas hingga sulit untuk berdiri tegak. "Dasar orang aneh!"
"Meskipun Tuan Muda Wyfrien aneh seperti katamu, tapi dia bukan orang jahat seperti yang Anda pikirkan."
Lysandra tidak membalas, sebab rahangnya sudah ditangkup Alfred hingga membuka celah yang cukup untuk dicecoki sebuah kapsul berwarna merah.
"Telan. Obat ini sangat pahit. Telan sebelum kapsulnya meleleh dalam mulutmu." Tatapan Alfred menembus mata Lysandra, seperti seorang pakar hipnotis.
Dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada, Lysandra menyentak turun tangan Alfred dan mendorongnya menjauh. "Apa yang kau lakukan? Kau menyakitiku!"
Serbuk halus obat yang terbebas dari kapsul yang luruh di mulutnya menyebarkan kepahitan dalam rongga mulut Lysandra. "Pahit ... obat apa ini ... obat apa yang ...."
"Bukankah sudah kuberitahu." Alfred menangkap Lysandra sebelum tubuhnya yang kehilangan tenaga terbanting keras di atas permukaan lantai pualam putih.
Meskipun belum sepenuhnya kehilangan kesadaran, terperangkap dalam tubuh yang mati rasa seperti ini jauh lebih buruk. Lysandra takut sekaligus khawatir bila Wyfrien dan Alfred akan melakukan hal tidak senonoh. Belum lagi tubuhnya yang sekarang terkulai lemas dalam bopongan Alfred entah akan dibawa ke mana.
"Kenapa menolong orang bodoh yang tidak mau ditolong, Alfred?"
"Gadis ini hanya ketakutan, Tuan Muda. Bukannya tidak ingin ditolong."
"Bagaimana dengan yang satunya lagi? Dia sudah siuman?"
"Belum, Tuan Muda. Dia menghirup lebih banyak daripada nona ini."
EG ....
Lysandra menatap nanar cahaya kekuningan dari lampu kristal di langit-langit yang seperti berkedip-kedip dan mulai meremang hingga akhirnya menjadi gelap total.
***
Detik demi detik frustrasi jam antik di sudut ruangan tidak berhasil membangunkan si Putri Tidur. Justru dentangan bandul yang menghantam keras tepian bel sebanyak enam kali yang berhasil memanggil Lysandra dari tidur tanpa mimpinya.
Kelopak mata Lysandra yang berat bergetar sejenak sebelum perlahan-lahan membuka. Otaknya memaksa ujung-ujung jari untuk bergerak. Berhasil, meski hanya ujung jari telunjuk yang merespon. Halus dan lembut adalah hal pertama yang dirasakan.
Seakan lupa dengan tujuan awal, ujung jari Lysandra sibuk mengelus-ngelus kain beludru pembungkus sofa yang kembali menjadi tempat berbaringnya. Aneh. Senyum mengambang di wajah Lysandra seturut dengan mata yang kembali terpejam. Mungkin bagi seseorang yang tidak terbiasa ia akan terlihat seperti seseorang yang tengah membayangkan sesuatu yang sensual.
Kelembapan cairan yang menguar dari pori-pori halus dengan cepat menyelubungi ujung jari Lysandra, memberi sinyal baginya untuk berhenti. Namun, sekali lagi ia tidak peduli bila bulu beludru yang terus dielusnya akan merunduk dan lusuh, atau mungkin seperti kepala seseorang yang memiliki pitak.
"Anda begitu menyukai beludru itu, Nona? " Langkah seseorang mendekati ujung kepala Lysandra. Walau baru bertemu, memorinya mampu merekam suara orang dengan baik sehingga ia langsung tahu si pemiliki suara. Alfred, pelayan ramah yang memberinya teh mawar tadi.
Sontak mata Lysandra terbuka dan jejak senyum manis lenyap tak bersisa. Bayangan sikap kasar Alfred yang memaksanya menelan obat pahit tadi langsung menyergap, melunturkan semua kesan baik terhadap pria tua ini. Ditambah tertangkap basah melakukan hal aneh adalah sesuatu yang memalukan.
Lysandra memang sangat lemah terhadap sesuatu yang halus dan lembut, jari-jarinya bisa sibuk seharian untuk membelai atau mengelus. Namun, hobi aneh ini seperti memiliki syarat dan ketentuan berlaku karena bulu-bulu Shun Shun—anjing Shih Tzu di rumah—aman-aman saja. Salah satu yang tidak aman dari perlakuannya adalah Excelsis dan gadis ini sudah belajar dari pengalaman buruk tersebut.
Tiga perempat rambut Excelsis pernah berakhir seperti bulu seekor kucing yang tercebur di kolam ikan. Sejak saat itu ia akan berbuat apa saja untuk menangkal tangan Lysandra yang seperti bergerak otomatis untuk menjamah surainya. Namun, kebiasaan Lysandra hilang dalam sekejap sejak Excelsi mengganti merek rambut palsu sejak kelas VII. Bagi ujung jari Lysandra, rambut palsu baru Excelsis sama sekali tidak sama dengan tekstur rambut palsu sebelumnya.
***
Alfred sudah berlutut sambil memasang senyum ramah andalan, tapi Lysandra sudah bertekad tidak akan luluh pada senyum yang memang terlihat sama sekali tidak berbahaya itu. Ia menumpahkan kekesalan yang masih mengendap di dadanya. "Aku salah menilaimu ...."
Wyfrien muncul di ambang pintu dan tanpa basa-basi berkata sinis, "Dia sudah membelimu, Alfred? Telaten sekali."
Sudut bibir Alfred tertarik sejenak akibat nada cemburu yang tidak membaur sempurna dengan kesinisan Wyfrien. "Maaf, Tuan Muda. Saya janji ini tidak akan lama."
"Ck. Perempuan memang keras kepala dan menyusahkan!"
"Hei ...!" Lysandra mendongak lemah—meski hanya bergeser dua derajat dari posisi semula— demi berharap Wyfrien bisa melihat umbar protes yang dilancarkan. Sayang, tangan sofa menjadi penghalang utama.
"Cepat singkirkan dia, Alfred." Perkataan Wyfrien membesarkan mata Lysandra, baginya makna dari kata singkirkan hampir sama dengan membunuh.
"Tidak ...." Lysandra masih terperangkap dalam tubuh yang sebagian besar lumpuh. Hanya bagian leher ke atas yang masih terbatas dalam pergerakan dan lima jari yang bisa menekuk tidaklah cukup untuk menyelamatkan dirinya saat ini.
"Dengan berat hati harus saya sampaikan kalau Anda tidak bisa bergerak sampai besok malam, Nona."
"Apa?" Pelupuk mata Lysandra mulai tergenang.
"Itu karena kesalahanmu sendiri, Nona. Bila kau menuruti apa kata Tuan Muda Wyfrien, racun itu tidak akan cepat menyebar."
Bibir Alfred baru akan bergerak untuk menjelaskan, tapi disela oleh suara Wyfrien. "Botol yang hampir kau pecahkan tadi berisi penawar racun Aechid. Kabut ilusi."
Lysandra terdiam karena kembali dipusingkan dengan istilah asing bernama Aechid dan kabut ilusi. Ia berusaha mencerna dua kata tersebut, tapi semakin dicari titik terangnya, jawaban yang diharapkan semakin remang-remang dan gelap total. Hanya ada satu jalan keluar yaitu bertanya dengan sopan pada Alfred dan berharap pria tua yang masih berlutut di samping ini masih memiliki hati nurani untuk memberi segelas informasi segar untuk memuaskan dahaga keingintahuan yang semakin sulit dipuaskan. Alfred tahu persis sorot penuh tanda tanya yang menari-nari di permukaan netra bening Lysandra.
"Jangan sia-siakan waktumu untuk dia, Alfred." Ada nada memerintah penuh kuasa dari intonasi Wyfrien sebelum menyambar jas panjang yang tergantung di dekat pintu. "Kutunggu di tempat biasa." Kaca jendela bergetar saat pintu tertutup rapat.
"Baik, Tuan Muda Wyfrien." Senyum miring di wajah Alfred membuat Lysandra merinding. "Heh. Aku benci bila terlihat seperti gelas kaca yang tembus pandang." Alfred mengacu pada ketajaman Wyfrien yang dengan tepat membaca bila ia hendak memberi penjelasan pada Lysandra yang sangat menaruh harap padanya.
Manik abu-abu Alfred bergeser dan berhenti pada Lysandra. "Supaya kau tidak mati penasaran, aku akan memberi sedikit petunjuk yang mudah dimengerti."
Alfred menjelaskan perihal fenomena yang disebut Kabut Ilusi yang dikeluarkan oleh salah satu makhluk penghuni dunia perairan. Kabut Ilusi dimiliki oleh monster yang disebut Aechid. Bila merasa terancam mereka akan mengeluarkan gas tidak berwarna dan juga tidak berbau, hingga tidak ada yang tahu bila mereka sudah menghirup udara yang telah tercemar. Beberapa detik setelah terhirup, makhluk sial tersebut akan mengalami halusinasi seperti dicekik sesuatu dan kesulitan bernapas.
"Yang sesungguhnya terjadi, korban lupa—atau dipaksa lupa—caranya bernapas dan mati karena otak mereka kekurangan pasokan oksigen."
Alfred bisa menangkap kengerian yang membesarkan pupil Lysandra. "Tadi saya bilang bila para Aechid terancam, terkadang mereka memang dipaksa untuk merasa terancam karena para pengguna mereka tahu bagaimana cara memanfaatkan sistem pertahanan makhluk ini untuk dijadikan senjata mematikan. Mekanisme pertahanan diri untuk menyerang? Cerdik."
Aku bersumpah akan mencukur otak orang yang tidak bisa membedakan seringai manis dan senyum jahat! Hentikan, Tuan Alfred! Kau menakutkan seperti topeng Guy Fawkes!
Alfred menunggu reaksi Lysandra yang sibuk membatin. "Ramuan khusus yang Tuan Muda Wyfrien semprotkan tadi berfungsi untuk menetralisir udara yang tercemar. Namun, karena kau terlanjur menghirup dalam jumlah tidak sedikit, kau langsung merasakan efeknya."
Menurut Alfred, Lysandra cukup beruntung tidak sampai mati akibat gas yang sempat terhirup mulai menyebar dan melumpuhkan sistem saraf dan memasuki pembuluh darah. Kapsul yang dicecoki tadi berfungsi untuk menetralkan tubuh dari serangan gas tersebut. Penjelasan Alfred membuat Lysandra menyesal karena sempat mencurigai Wyfrien.
"Mengenai temanmu .... dia tidak seberuntung Anda, Nona."
Kelopak mata Lysandra saling tolak-menolak hingga mengespos seluruh lingkaran irisnya.
EG! Apa yang terjadi pada EG?
Meski batin Lysandra menjerit keras, tidak ada satu pun yang mendengar.
***
Glosarium:
Aechid: Keturunan Aecharna dan Lochanammu. Mereka menetas dari telur yang dihasilkan oleh bagian tubuh ular Aecharna. Saudara Merphanon mereka menganggap mereka sebagai peliharaan. Bila 'tuan' mereka yang menjadi Ondine mati, maka mereka bertugas memusnahkan jejak para Ondine dan kembali ke laut. Terkadang diadopsi oleh Merphanon lain untuk menjadi pelayan. (Dari Extra File - Merphanon)
Kalau mau lihat penampakan Aechid seperti apa, silakan lihat di Extra File - Merphanon. Di sana ada wujud Aechid Upin dan Ipin versi penghuni Dunia Air.
Guy Fawkes Mask (Topeng Guy Fawkes): Ekstrimis yang ingin meledakkan Gedung Parlemen Inggris, tapi gagal dan dijatuhi hukuman mati. Nah, topeng Guy Fawkes sekarang dikenal sebagai simbol protes dan perlawanan. Sisanya tanya mbah gugel ya. Di sini Lysandra hanya menyamakan ekspresi Alfred dengan topeng Guy Fawkes.
Berikut ilustrasi topeng Guy Fawkes. Ini karakter yang pakai topeng Guy Fawkes dalam film V for Vendetta. Mohon maaf atas ke-random-an saia ketika membuat ilustrasinya :v
Yosh! Done juga. Yok pencet vote + komen jika klean suka ato malah benci ama Alfred, Lysa, atau Wy-fi //dipelotin Wyfrien :v
Ho iya, kalau pengen tau cara baca nama Wy-fi tuh kayak gimana: Wai'fren (Wai dalam 'why' dan fren kayak sebut 'friend' dalam bahasa Inggris)
C ya in next chaptah
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top