Chapter 11.1 -Vladimatvei's Little Secret

Lysandra gelisah akibat potongan pancakes yang sedikit lagi ludes dari piringnya. Ia tidak suka bila harus menjelaskan kejadian kemarin yang pasti akan memakan waktu. "Pops, bisakah ceritanya nanti malam saja? Aku masih harus melanjutkan pencarianku."

"Pencarian apa, Hazel? Kau tahu sedang berhadapan dengan siapa?" sergah Quentine sambil melabrak meja.

"Ma—maksud Pops?" Jantung Lysandra terkutik, takut melihat ekspresi Quentine.

"Pelayan tua itu adalah Vyraswulf, Hazel!" Quentine belum menurunkan intonasi suaranya.

Bahu Lysandra semakin turun hingga ia terlihat semakin kecil.

Myristica mengambil piring kosong di depan Lysandra. "Pelayan itu mengira kau adalah seorang Vampire, Nak."

"Va—Vampire?" Serpihan pancakes nyaris menyenai wajah Quentine. Beruntung ia cukup sigap menghindar. "Ups, maaf Pops."

"Berhati-hatilah, Lisy. Pelayan itu mengira kau berasal dari golongan Verx."

"Verx?" Lagi dan lagi Lysandra mendengar istilah aneh.

"Klan Udara."

***

Lysandra dan Quentine duduk berhadap-hadapan di ruang keluarga. "Hazel, gurumu pernah membahas soal Vampire?"

"Hanya soal mereka penguasa udara. Itu saja."

"Sedikit sekali. Baiklah, buka telingamu baik-baik. Ini akan panjang, Hazel."

Kisah dibuka dari Dewa Althios yang memperistri Lynxcria—seorang Green Pixie—dan membawanya ke laboratorium raksasa pribadi miliknya di wilayah Talmios, area yang selalu diliputi kegelapan karena tidak bisa dijangkau oleh Sorin, si Dewa Matahari.

Wilayah Talmios hanya terdiri dari gunung dan lembah serta jurang tak berdasar, konon siapa pun yang jatuh ke sana akan terus mengembara. Salah satu yang pernah dibuang ke dalam jurang ini adalah seorang Seramontis yang memberontak terhadap Kalbatama, menyegel nasibnya untuk terus berkelana tanpa akhir, selamanya.

"Sebentar, Pops. Apakah kita sedang membicarakan Izaruel si Malaikat Jatuh itu?"

"Ya."

"Apa hubungannya antara malaikat dan Vampire?"

"Sangat erat. Tolong jangan menyela, Hazel." Quentine baru tahu rasanya tengah asyik bercerita, tapi disela. Akan repot bila ia lupa apa yang akan disampaikan kemudian.

"Ok. Maaf." Lysandra membuat gerakan mengunci mulutnya.

Cerita berlanjut sampai pada kegemaran Althios dalam bereksperimen. Dewa kesepian dan pembosan sepertinya sangat perlu peralihan supaya tetap waras. Ia  suka menggabungkan bagian-bagian makhluk yang dikumpulkan dari seluruh dunia, baik hidup atau sudah menjadi bangkai.

Lynxcria yang merangkap menjadi asisten pribadi Althios tidak sengaja memecahkan tabung yang berisi darah makhluk eksperimen sang suami dan terkontaminasi. Akibatnya, ia menjadi pembawa gen asing yang akan diturunkan pada keturunannya kelak.

Setahun setelah kejadian tersebut, Lynxcria melahirkan putranya yang diberi nama Cystral, makhuk setengah dewa dan setengah Pixie yang juga mendapatkan gen baru, membuatnya terobsesi dengan bau darah.

"Sampai sini paham, Hazel?"

"A-ha. Asal-usul mereka mencengangkan, tapi apa hubungan Izaruel dalam kisah ini, Pops?"

"Sabar. Sekarang kita sedang membahas garis pertama Vampire, anggap saja Vampire baik."

"Hah? Bukankah semua Vampire sama saja?"

"Tidak. Sekarang dengarkan baik-baik. Kita masuk ke pembahasan mengenai Merx, anggap saja garis Vampire baik yang berasal dari Cystral."

***

Sewaktu Cystral berusia lima tahun, Althios membawanya ke Dunia Tengah untuk bertemu dengan bangsa ibunya. Saat sedang asyik bermain sendiri, ia memasuki wilayah hutan terlarang para Pixie di ujung barat.

Hutan luas bernama Hutan Asmorges merupakan wilayah yang ditinggali oleh Pixie Emas. Karena tidak bisa menekan obsesi terhadap darah, ia membunuh seekor harimau dan meminum darahnya.

Harimau yang dibunuh merupakan binatang suci milik seorang Pixie Emas yang biasa digunakan untuk membentuk Ultimate Rǜę. Satu kesalahan fatal dan Althios beserta keturunannya dilarang memasuki wilayah para Pixie. Masih belum cukup kemalangan yang harus diterima, Cystral ditawan di Hutan Asmorges dan tidak diizinkan keluar.

Althios adalah dewa yang sangat memegang teguh keadilan, maka ketika para Pixie menuntut nyawa Cystral atas dasar rasa keadilan, ia tidak bisa berkutik. Berbeda dengan Lynxcria yang memilih nekat menyusup keluar dari Talmios.

Lynxcria hanya memiliki satu tujuan, yaitu bernegosiasi dengan para Pixie Emas. Namun, usahanya sia-sia karena para Pixie adalah makhluk keras kepala dengan harga diri yang jauh lebih tinggi dan besar dari tubuh mereka sendiri.

"Lynxcria benar-benar sudah gila. Ia tidak peduli akibat dari perbuatannya."

"Bukankah wajar—dia memperjuangkan anaknya, kan?" Lysandra memastikan posisinya sebagai pendukung Lynxcria.

"Ya, tapi caranya sangat gegabah."

"Memangnya kenapa, Pops?"

"Dia merusak segel pintu dimensi. Di Talmios terdapat dua pintu utama. Pintu pertama adalah gerbang Talmios, tempat soulenate masuk untuk dihakimi oleh Tiga Hakim Purgatory. Pintu kedua adalah pintu dimensi yang menghubuungkan semua dunia. Pintu kedua ini hanya bisa diakses oleh para dewa."

Lynxcria bukanlah dewi, oleh karena itu ia tidak diperkenankan menggunakan pintu kedua. Satu-satunya jalan adalah menggunakan pintu pertama. Namun, gerbang utama hanya berfungsi satu arah, artinya hanya bisa dimasuki tanpa bisa diakses untuk keluar.

"Karena sengaja dirusak agar dia bisa keluar, pintu dimensi pertama melemah."

Ulah Lynxcria menyebabkan beberapa soulenate terkutuk yang telah masuk ke Talmios meloloskan diri. Terjadi kekacauan arus soulenate, apabila tidak ada tindakan lebih lanjut, Talmios akan hancur dan semua soulenate akan bebas dan berakhirlah semua kehidupan.

Adalah rahasia umum bila para soulenate sangat cemburu pada kehidupan. Mereka yang belum bisa menerima kematiannya akan menjadi soulenate yang terkutuk dan akan berakhir di Neraka.

"Apabila semua soulenate terkutuk yang akan, atau telah berada di Neraka sampai lepas dari sana, berakhirlah semua, Hazel."

"Mengerikan. Lalu apa yang terjadi pada soulenate terkutuk yang berhasil keluar dari pintu tersebut, Pops?"

"Mereka membuat kekacauan di Dunia Tengah. Banyak yang menjadi korban."

"Apa yang mereka lakukan?"

"Penyakit, perang, bencana dan kau bisa menulis semua hal yang berkaitan dengan penderitaan hingga setebal novel, Hazel."

"Lalu, apa yang dilakukan oleh para dewa?"

"Kalbatama mengirim para Aingeru untuk memerangi dan mengembalikan mereka ke Neraka. Sayangnya banyak Aingeru yang justru dikonsumsi kegelapan dan berpihak dengan para soulenate terkutuk ini dan berakhir mengenaskan di Neraka."

"Malaikat Jatuh?"

"Ya." Quentine dapat melihat mata Lysandra yang berbinar-binar karena mendengar kata malaikat.

"Hmmm. Ini topik yang berat dan sulit untuk dilewatkan begitu saja, tapi kali ini aku harus fokus pada Vampire dulu. Jadi, Pops, berjanjilah kau akan menceritakan kisah para malaikat jatuh itu, ya, ya, ya ... plea~se " Lysandra melepas mimik paling memelas demi menarik simpati Quentine.

"Akhirnya kau bisa fokus, Hazel."

"Lanjut, Pops."

Kestabilan emosi dan mental Lynxcria berada di ujung tanduk akibat semua upaya yang ditempuh mengalami kebuntuan. Ia dijatuhi hukuman tidak bisa keluar dari Talmios dan terpisah selamanya dengan Cystral.

Sebagai bentuk penghukuman terhadap dirinya sendiri, Althios mengunci pintu dimensi kedua sehingga ia tidak pernah bisa lagi keluar dari Talmios. Ia berharap bisa menebus kesalahannya dengan terus berada di samping Lynxcria.

Ternyata, semua tidak semudah yang dibayangkan. Ia tidak tahan melihat keputusasaan di mata istrinya. Kondisi mereka lebih buruk dari kematian itu sendiri. Althios mengurung diri di tepi Talmios dan berusaha membuat tiruan Cystral, tapi tidak pernah berhasil. Dahulu ia bisa menciptakan soulenate berkat bantuan Helgor dan Freynir, tapi tanpa mereka berdua dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam keputusasaan yang sama dengan Lynxcria, Althios berniat menjatuhkan dirinya ke Jurang Tanpa Harapan. Niatnya tertahan akibat kejatuhan sarang burung tak bertuan dan sebutir telur emas berukir menggelinding keluar. Hasrat menelitinya bangkit kembali sehingga tanpa pikir panjang langsung membawa telur emas tersebut ke laboratorium.

Tiga hari kemudian telur emas tersebut menetas. Dari dalamnya merangkak keluar seorang gadis cilik yang sangat cantik. Lynxcria yang cemburu menyingkirkannya ke Jurang Tanpa Harapan.

"Perasaan kehilangan anak untuk kedua kalinya membuat Althios terpukul, membuatnya menarik diri dan tidak mengacuhkan Lynxcria."

"Malang sekali mereka ...." Mata Lysandra berkaca-kaca membayangkan nasib gadis yang dibuang oleh Lynxcria. Cemburu memang memiliki efek yang mengerikan.

"Begitulah. Ibu para Vampire itu memang gila, terang saja keturunannya juga mewarisi kegilaannya."

Myristica yang baru datang dan duduk di samping Quentine langsung menyenggol sikunya. "Quentine, hati-hati." Ia tidak ingin apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya didengar oleh Maeveen.

"Ada apa?" tanya Lysandra, curiga dengan gelagat Myristica.

"Sebaiknya kau mengetahui hal ini ...." Myristica ragu-ragu.

"Katakan saja." Quentine menoleh pada istrinya untuk memberi dukungan.

"Baiklah. Papa Excelsis adalah ... Vampire."

"Eh? Ja—jadi maksud Moms, Excelsis itu setengah Vyraswulf dan setengah Vampire!" Suara Lysandra pecah akibat terlalu semangat bercampur terkejut dengan penyingkapan Myristica.

"Kau mengetahuinya?" Dengan mata yang terbuka lebar, Myristica benar-benar menjadi cermin bagi Lysandra. Sungguh, mereka memiliki reaksi terkejut yang nyaris identik.

Quentine menoleh, tidak menyangka putrinya mengetahui rahasia keluarga Vladimatvei. "Tahu dari mana?"

"Kalau soal Vampire, aku baru mengetahuinya hari ini. Kalau soal Vyraswulf ... Tan—Tante Aithne sendiri yang ... memberitahuku ... ya, begitulah," tutur Lysandra sambil mengendikkan baru dan berusaha tersenyum normal. Ia tidak mau menceritakan bagaimana cara Aithne menyuapi informasi tersebut padanya, akan rumit bila Quentine melunjak marah lagi.

Sepertinya Lysandra sudah mulai terbiasa diintimidasi oleh makhluk-makhluk penghuni buku fantasi yang satu per satu menjadi sosok nyata.

"Tolong rahasiakan ini dari sahabatmu, Hazel. Kedua orang tua anak itu melarang kami membuka identitasnya atau jiwanya akan terancam," pinta Quentine sepenuh hati karena tidak ingin menyia-nyiakan kepercayaan keluarga Vladimatvei yang telah banyak menolong mereka.

"Baiklah." Lysandra mengangguk mantap. Ia tidak ingin sahabat karibnya itu berada dalam bahaya, meski tidak tahu bahaya apa yang dimaksud bila identitasnya terbuka. "Emmm ... Jadi, apa itu Verx?"

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top