Chapter 10.8 - Pixie
"Pops, bisakah kita masuk ke tema tentang rusa biru dan makhluk terbang tadi?"
"Lain waktu. Tidurlah sekarang."
"Sekarang saja. Aku masih punya banyak waktu." Walau berkeras, Lysandra malah menguap.
"Tubuhmu tidak sependapat."
"Jadi, kita berasal dari Bangsa Akar?" Meski mengantuk, Lysandra tahu pasti tidak akan bisa tidur nyenyak bila rasa ingin tahunya selalu terhalangi banyak hal.
"Bukan Bangsa Akar, tapi Bangsa Hutan."
"Orang utan? Keluarga Tarzan?" Lysandra memasang mimik lucu.
"Hazel ...." Quentine mendelik, mengingatkan putrinya untuk tidak menjadikan bangsa mereka sebagai bahan candaan.
Lysandra memukul pelan mulut sendiri lalu mencubit-cubit bibir bawah bawahnya perlahan, teringat dengan buku yang pernah diperlihatkan oleh Schifar di mobil, juga pertanyaan mengenai Bangsa Hutan yang tidak ditanggapi sama sekali. "Bangsa Hutan, ya ...?"
"Ada apa? Kau tahu sesuatu?"
"Ti—tidak, hanya sedang berpikir. Apakah kita bisa disebut Bangsa Elf? Tapi telinga kita tidak lancip," tanya Lysandra sambil menjepit puncak dua daun telinganya sambil ditarik-tarik pelan.
"Jangan sebut bangsa rendahan itu!" Nada Quentine mendadak ketus.
"Hah?" Lysandra tidak menyangka Quentine meradang hanya karena menyebut bangsa keren seperti Elf. Setidaknya, dalam penggambaran di dalam film, mereka terlihat gagah dan terampil.
Tangan Quentine terkepal di atas meja dan memalingkan wajah. "Jangan pernah menyamakan kita dengan Elf karena mereka tidak murni, berbeda dengan kita."
"Jadi, kita ini apa?"
"Kau pikun atau apa? Tadi sudah dibahas kalau kita adalah Pixie."
"Oh iya, makhluk seukuran kecoa." Lysandra semakin sadar betapa buta dirinya mengenai topik perbincangan mereka, sebagus apa pun Quentine menjelaskan. "Tolonglah Pops, kasihani otak anakmu ini yang semakin berlipat dan kusut."
"Pertama, berhenti menyamakan kita dengan kecoa—kenapa kau sama sekali tidak berkelas, Hazel?"
"Iya, Pops."
***
Quentine berdeham sejenak sebelum membuka suara, "Seorang Aethra memiliki dua bagian penting. Pertama, mereka memiliki soulenate. Kedua, mereka harus memiliki raga. Tanpa keduanya, mereka tidak bisa disebut Aethra."
"Ya. Bila hanya soulenate saja tanpa tubuh, maka mereka hantu. Kalau memiliki tubuh tanpa soulenate, berarti alien. Benar, kan?"
Quentine melongo mendengar logika Lysandra, tapi malas untuk mengoreksi. Lagipula, ia tidak pernah bertemu alien sehingga sulit untuk menangkal perkataan putrinya. "Pernah dengar spryte?"
"Tidak."
"Rǜę adalah spryte hutan yang menghidupkan objek yang didiaminya. Freynir menggunakan para spryte untuk mendiami lima belas kuntum bunga pertama Bunda Orflaith, para Pixie Emas pertama."
"Jadi kita adalah objek mati yang dihidupkan?"
"Bukan, Bunda Orflaith bukanlah objek mati."
"Oh. Setelah itu karena evolusi, ukuran kecoa kita membesar?"
"Berhentilah membawa-bawa kecoa, Hazel!" dengus Quentine, sebal mendengar putrinya terus-terusan menyamakan mereka dengan binatang pipih yang sering terlihat di merayap di tumpukan sampah.
"Iya, Pops. Lalu, bagaimana kita yang sebesar kec—maksudku, kecil—tiba-tiba bisa jadi besar?"
Quentine menjelaskan cara yang paling umum dilakukan para Pixie untuk mendapatkan tubuh seperti manusia. Cara yang paling banyak ditempuh adalah dengan mengumpulkan haki bebas di udara dengan botol kaca khas milik mereka.
"Mengumpulkan haki? Seperti kultivasi begitu?"
"Semacam itu," balas Quentine cepat. Ia tidak berniat menceritakan metode lain yang cenderung brutal dan merugikan pihak lain.
Kebrutalan yang dimaksud adalah pencurian raga oleh para Pixie yang tidak memiliki kesabaran untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit haki setiap tahunnya. Praktis seorang Pixie harus menunggu sekitar seratus tahun untuk memenuhi botol kaca mereka. Jadi, sebagai alternatif mereka mencari raga yang bisa digunakan.
Tidak ada yang tahu mengapa para Pixie sangat menyukai raga Aether, bahkan cenderung terobsesi dengan mereka. Padahal, pilihan mereka sangatlah luas bila tidak ingin menjadi makhluk liliput selamanya.
Obsesi dan ketidaksabaran adalah perpaduan yang membuat Pixie menjadi buruk di mata bangsa lain. Dahulu, banyak sekali kejadian penculikan dan kasus orang hilang setelah memasuki hutan-hutan yang didiami para Pixie. Setelah ditelusuri, orang-orang hilang ini menjadi korban penculikan dan pencangkokan bangsa Hutan. Ya, Pixie yang sudah menemukan raga yang mereka inginkan, akan mecangkokkan dirinya pada raga tersebut.
Pixie yang malas memenuhi botol kaca mereka dengan haki, akan menyedot habis energi korban yang diincarnya dan ditampung di botol mereka. Untuk menghindari pembusukan korban yang praktis menjadi mayat, mereka dibungkus dalam kepompong ulat sutra merah dan digantung pada langit-langit gua untuk diawetkan. Liliput kejam ini kemudian akan mencampur soulenate miliknya dengan seluruh esens haki yang ada di botol kaca, lalu menempelkan diri pada awetan mayat pilihan hingga ia melebur dan menyatu.
Seram? Sudah pasti. Mereka baru saja menjadi pembunuh berdarah dingin dan merampok tubuh seseorang. Pixie yang mendapatkan tubuh Aethra dengan cara ini dapat dikenali dengan tato bertinta hitam di bagian tubuh mereka. Bentuknya beragam dari setiap Pixie, tapi yang paling umum adalah bunga dan kupu-kupu yang diasosiasikan dengan mati dan lahir kembali.
***
"Lalu, rusa biru dan wanita merah itu apakah spryte juga?" Lysandra mengguling-gulingkan sebutir jeruk mini di atas meja.
"Mereka adalah Rǜę."
"Hah? Rǜę adalah spryte, tapi spryte bukanlah Rǜę?"
"Mereka baru disebut Rǜę bila sudah mendiami suatu objek, Hazel."
"Oh. Berarti, kita juga Rǜę? Kan tadi Pops bilang Freynir pakai spryte untuk membuat Pixie."
"Aku tahu ini sedikit rumit, secara teknis benar. Hanya saja kita harus mempertimbangkan soulenate yang juga diembusi oleh Freynir untuk membuat para Golden Pixie."
"Oh, tolong. Bisa dipermudah, Pops?"
"Begini, seorang Aethra memiliki 2 bagian penting. Kita? Kita setengah di atas mereka, katakanlah ... dua setengah?"
"Hah?"
"Freynir mencampur soulenate kita dengan miliknya. Kau tahu, hanya Kalbatama yang bisa mengembusi para makhluk tanpa memiliki efek buruk terhadap kedewaannya. Jadi, Freynir mengambil resiko sewaktu melakukan itu."
"Aw, manis sekali dia. Jadi, Pixie itu setengah dewa—maksudku, dewi?"
"Tidak bisa dibilang setengah, tapi secara teknis ... ya."
Lysandra menguap lagi, tapi memaksa Quentine untuk bercerita mengenai penampakan Cervius dan Svelatrix. Sebutir cairan bening lolos dari sudut matanya dan meluncur bebas menuruni pipi.
Quentine belum mengubah posisi duduk dan kembali memasang wajah serius. "Rusa biru yang kau lihat bernama Cervius, dia adalah Animus Rǜę milik ibumu."
"Hmm. Lalu kenapa makhluk satunya terlihat seperti harpy?"
"Wanita merah bersayap mirip harpy yang kau lihat adalah Svelatrix dalam bentuk Hybrid Rǜę."
Terlalu banyak istilah! Bagaimana cara upgrade kapasitas otak, hah? Hei, Schifar bila kau dengar teriakan tak bersuaraku ini, cepat transfer otakmu padaku!
"Kenapa kau diam? Itu diam mengerti atau apa?"
"Ah! Maaf, Pops." Lysandra mengucak mata, "apa Cervius bisa berubah menjadi rusa berkaki dua seperti Wendigo?"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Karena mamamu berasal dari golongan Green Pixie, ia hanya memiliki Anima Rǜę saja."
"Ah, ok. Moms dari Green Pixie—Kalau Pops dari mana?"
"White Pixie."
"Biar kusimpulkan. Yang paling tinggi Golden Pixie, disusul White Pixie dan terakhir Green Pixie. Aku benar?"
"Ya."
"Lanjut mengenai Anima dan Hybrid Rǜę."
"Seperti namanya, Anima Rǜę adalah spryte yang mendiami seekor binatang. Dalam hal ini spryte tersebut mendiami seekor rusa, bila kau perhatikan Cervius sangat berbeda dengan rusa pada umumnya, bukan?"
Lysandra mengangguk dan Quentine melanjutkan penjelasannya, "Itu salah satu tanda bila suatu objek didiami spryte. Sementara Svelatrix sendiri, dia juga memiliki bentuk Anima, tapi entah kenapa dia lebih suka dengan wujud Hybrid."
Quentine menjelaskan mengenai Golden Pixie dan keistimewaan mereka sebagai golongan Pixie tertinggi yang dapat melakukan Ultimate Rǜę—tehnik menggabungkan diri mereka dengan beberapa Rǜę sekaligus.
"Coba bayangkan bila kau memiliki tanduk rusa, mata bohlam Cervius dan mata api Svelatrix, bertubuh emas dan sayap Svelatrix—seperti itulah bentuk Ultimate Rǜę."
"Keren. Pops punya kenalan seorang Golden Pixie?"
"Tidak, mereka sudah punah."
"Punah? Sayang sekali ... Satu pun tidak ada keturunan yang tersisa?"
"Sejauh ini tidak pernah terdengar. Hazel, selalu ingat untuk merahasiakan identitas kita."
"Iya, janji."
"Bagus."
"Pops, sejak kapan Pixie memiliki Rǜę? Lalu, apakah kita sendiri yang memilih mereka atau harus melewati semacam tes begitu?"
"Untuk mendapatkan Rǜę, kau harus pergi ke Hutan Argenoth, suatu wilayah tersembunyi di Ujung Benua."
"Bagaimana caranya ke sana, Pops?"
"Hanya kau sendiri yang tahu."
"Pops, jangan sok misterius begitu."
"Hazel, bila kau tidak bisa menemukan cara ke sana dan mengikat kontrak dengan Rǜę, kau bukan Pixie sejati. Tidurlah."
Quentine berdiri, seolah-olah pembicaraan mereka telah mencapai klimaks. Padahal Lysandra semakin dipusingkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus berdatangan seperti rombongan nyamuk anemia yang berebut melakukan transfusi darah massal.
***
Lysandra masih belum berhenti berpikir akibat satu pertanyaan yang mengusik. Ia ingin tahu mengenai bentuk dan jumlah Rǜę yang akan dimilikinya nanti. Dalam dunia Aethra, golongan hanya dibedakan dari status sosial.
Gambaran dunia Pixie yang diceritakan Quentine menyiratkan perbedaan kasta yang sulit diabaikan begitu saja. Kemampuan seorang Pixie tidak diukur dari hasil pembelajaran bertahun-tahun, melainkan memang sudah didapat dari awal mereka keluar dari Bunda Orflaith, atau menurut bahasa Aethra disebut 'takdir'.
Yang paling kuat dan berada di puncak ada Golden Pixie, disusul White Pixie, lalu Green Pixie yang berada di dasar piramida. Apa yang terjadi bila dua golongan yang berbeda dikawinkan? Lysandra sungguh ingin tahu jawaban yang mulai berkecambah dalam kepalanya.
Bila gen White Pixie Quentine menang, kemungkinan besar ia akan mewarisi kemampuan pria itu, begitu juga sebaliknya. Jatuh dalam kategori kedua tidaklah buruk, tapi bila ternyata kedua gen bertarung dan saling melemahkan, bisa jadi tidak ada yang tersisa untuknya.
Pixie tanpa kemampuan Pixie? Buruk. Pixie dengan status Aethra? Tidak buruk juga. Namun, tidakkah kondisi ini menyedihkan? Ia pasti akan direndahkan oleh Pixie lain dan akan melukai perasaan kedua orang tuanya.
"Kinoy ... bagaimanakah statusku nanti?" Lysandra memeluk erat boneka beruang yang biasa dipeluknya.
***
Glosarium:
Wendigo: Makhluk yang ada dalam mitos Indian (iya, dia turis dari Amerika). Mereka ini terkenal karena selalu lapar, ingin membunuh dan makan korbannya, tapi ga pernah kenyang. Manusia bisa berubah jadi Wendigo karena kelemahannya sendiri (rakus, tamak).
*Ilustrasi gambar dari Pinterest*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top