Bagian 3 (Tamat)


Masih dalam kondisi tangan yang mencekik BoBoiBoy, pemilik kekuatan manipulasi bayangan itu hanya terdiam tanpa memedulikan sanderanya yang sudah tersiksa.

“Fang ... tolong ... lepaskan aku ... aku tidak bisa bernapas— uhuk!” pinta BoBoiBoy. Suaranya tercekat penuh rasa sakit. “Fang ....”

“Kenapa?”

“Kenapa Nii-sama tidak pernah melihatku?” 

Lirihan suara begitu pilu untuk didengar.

“Aku melakukan semua yang dia perintahkan padaku. Aku tidak pernah tidak patuh padanya. Tapi tetap saja ... dia melihatmu!”

Semua usaha yang Fang lakukan terasa sia-sia di mata kakaknya.

“Apa karena aku lemah?! Itulah sebabnya dia meninggalkanku?”

Air mata keputusasaan meluruh dari netra merah jadam. Keegoisan yang selama ini dipendamnya ... Fang meneriakkannya dengan sembilu dari nurani yang tersayat.

Fang hanya butuh sang kakak. Fang butuh perhatian dari Kaizo, tidak lebih.

Aku selalu mengejar sosoknya yang kukagumi.

Aku mencoba yang terbaik dan mengerahkan semua upayaku untuk menjadi seseorang yang bisa dia banggakan.

Aku percaya suatu hari nanti, aku bisa meraihnya.

Tapi ....

Itu tidak pernah terjadi ....

Sekalipun tidak pernah.

Hanya BoBoiBoy yang dia lihat. Sedangkan aku terus ia abai. Harus bagaimana lagi agar dia mau menoleh padaku?

“F-Fang … kumohon ....”

Ini sungguh sakit bagi BoBoiBoy. Di ambang kesadarannya, sedikitnya ia mengerti perasaan Fang yang haus akan perhatian. Namun bukan kemauan BoBoiBoy jika Kaizo lebih memperhatikan dia dibanding daripada adiknya sendiri. Sungguh BoBoiBoy tidak ingin Fang membencinya.

Aura peringatan terus menyelimuti Fang. Tatapannya sangat kosong. Kekuatannya mulai tidak terkendali.

Namun, Kaizo dengan cepat menghalangi Fang agar tidak bisa melukai BoBoiBoy lebih parah lagi.

“Hentikan omong kosong ini Fang!!” peringat Kaizo. Jangan sampai ia harus melakukan sesuatu di luar akalnya mengentikan sang adik.

“Mati ....”

“MATI!!”

Perkataan Kaizo tidak didengar sama sekali oleh Fang. Fang kian brutal mengeluarkan serangannya. Amukan tusukan bayang siap menerkam Kaizo.

Dengan cekatan pula Kaizo menghindar dan maju mendekati Fang.

Tiba-tiba Kaizo sudah siap dengan ancang-ancang menghunuskan pedangnya.

Kilasan masa kecil berputar di ingatan Fang.

Nii-chan

Lihatlah aku

Jangan pergi

Kumohon ...

Jangan tinggalkan aku ….’

Fang melihat diri kecilnya terus berharap kakaknya dapat berpaling padanya barang sebentar. Sang kakak yang selalu sibuk akan tugasnya hingga tak sadar ada sosok adiknya yang ingin diperhatikan.

Figur Fang kecil menangis. Lalu Fang merangkulnya dari belakang.

Sungguh malang nasibmu, Fang. Tidak apa diriku, sekarang semuanya sudah selesai.

Kita di sini ...

Figur anak-anakku juga merangkulmu dari depan, bukan?

Bersamaan dengan itu kurasakan pedang Kapten, tidak maksudku Kakak sudah menembus tubuhku.

Kamu tidak akan sendirian lagi ...

Mari kita akhiri keputusasaan ini, oke? 

“Emm ... maafkan aku ….”

“ … Nii-sama ....”

Pelukan Fang melemah, begitu pula tangannya yang sempat menyentuh pipi sang kakak. Kemudian ia terjatuh dengan linangan darah dari lukanya.

Kaizo menatap kosong adiknya. Mencerna apa yang barusan ia perbuat.

Dirinya tersentak. Tidak habis pikir dengan apa yang otaknya pikirkan.

“Tsk!!” Gigi Kaizo menggertak. Menahan segala kegelisahan hati.

“Maafkan aku, Fang …”

“Maafkan aku …”

Kaizo merengkuh erat tubuh tanpa nyawa Fang. Penyesalan hanya ada di akhir. Tangisan yang ia tumpahkan tidak akan bisa mengembalikan adiknya.

Tidak apa-apa, Nii-sama …

Jangan menangis. 

Kau sudah melakukan hal  yang hebat. 

Terima kasih …

telah menyelamatkan kami.

“Arigatou, sayonara … Nii-sama.”

.


.
.
.
.
.
.
.
.

AYOK NANGIS KALIAN! AKU NANGIS NIH 😭😭😭

//Play song Homura - LiSA

Komik ini sudah tamat dengan total 26 panel. Otsukareeee ✨✨

Hatur arigathanks gozaimakasih untuk kalian yang sudah VOTE AND COMMENT 🤗

Bila berkenan tolong kasih kritik dan sarannya, ya! Supaya nanti ke depannya ketikanku bisa lebih baik lagi 🤧

fangxyinglovers11's request has been completed.

Jumpa lagi di buku yang lain~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top