VILLAIN 10 (b)
KOTA ITU DALAM sekejap berubah menjadi arena pertempuran berdarah yang mengerikan. Sekarang mayat-mayat bukan hanya terdiri dari mayat manusia, tetapi juga para Oni dan Yokai yang telah gugur.
White Oni makin menggila dengan seluruh tebasan mematikan dari Spirit Sword curiannya. Dia tak pandang bulu, semua lawan dan incarannya dilenyapkan begitu saja.
"Kematian kalian akan membuatku bertambah semakin kuat, hahaha!" White Oni tertawa puas begitu darah makin mengucur di pedangnya.
Ya, tujuannya membabi buta menerjang gerombolan Oni dan Yokai tak lain karena untuk menyerap energi kehidupan mereka, lantas menjadikannya kekuatan.
Sekarang dia bisa merasakan tambahan energi yang mengalir makin kuat dalam tubuhnya.
Malam Seribu Oni, akhirnya hari yang ditunggu-tunggunya tiba juga. Malam di mana dia bisa bertambah kuat tanpa perlu bersusah-susah menyusun rencana.
"Dia berbahaya," kata Nevilla begitu melihat kengerian entitas yang bergerak cepat itu.
"Selamatkan dirimu selagi sempat!" balas Kappa sambil menahan Yokai yang bermaksud melahapnya.
Mereka terjebak di sana. Kota itu sekarang telah menjadi lautan Oni dan Yokai, benar-benar mengerikan.
"Atau kita harus melawannya," saran Jim Pin. Dia terdesak.
"Kita?" Nevilla meremehkan. Dia masih membenci pria tengik itu. "Lebih baik aku mati daripada harus bekerja sama dengan pria berengsek sepertimu!"
"Atau kita akan sama-sama mati kalau tidak bekerja sama," sela Kappa. Dia sedikit banyak setuju dengan ide Jim Pin. Peluang hidup mereka akan lebih menjanjikan jika bekerja sama.
"Tidak! Kau tahu sendiri, dia telah mengirim anak buahnya untuk memperkosa dan membunuhku!" Nevilla mengobarkan api dendam dengan tatapan tajamnya.
"Hey, Jalang, kau sendiri yang mencari gara-gara padaku. Sudah sepantasnya kau menerima hal itu," balas Jim Pin pedas.
"Apa kau bilang—"
"Kalian masih sempat bertengkar di tengah situasi genting begini?" potong Kappa gemas. Dia menebas Yokai yang hampir berhasil menumbangkannya. Napasnya terengah, tubuhnya banjir keringat dan darah.
"Bekerja samalah kalau kita ingin keluar hidup-hidup dari kota ini!" sambungnya.
Di sisi lain, setidaknya White Oni sudah membasmi setengah dari pasukan Oni dan Yokai yang ada. Dia telah bertambah kuat dan akan terus bertambah kuat. Malam Seribu Oni ini benar-benar membuatnya merasa begitu puas dan bernapsu.
"Kau masih hidup."
White Oni seketika menghentikan suaranya. Dia kenal suara itu.
"Ayah," kata seorang pria dalam wujud Oni-nya.
White Oni memasang tampang datar. "Putraku," katanya dingin.
"Biarkan aku membantumu," tawar Tomo.
Di samping hubungan mereka sebagai ayah dan anak, rasanya Tomo melihat bahwa inilah kesempatan untuknya membuktikan diri dengan membantu sang ayah. Malam Seribu Oni, sesuai ramalan dan yang direncanakan. Dia ingin sedikit berpartisipasi.
"Menyingkirlah! Kau menghalangi jalanku!" usir White Oni. Dia kembali ke arena dan menebas para Yokai dengan membabi buta.
Tomo tak berhenti begitu saja. Dia menyusul sang ayah.
"Berhenti!" teriak Kappa.
Dia, Jim Pin, dan Nevilla telah memasang kuda-kuda, bersiap melawan musuh mereka.
"Menyingkirlah! Kalian juga mengganggu kesenanganku!" White Oni memandang remeh pada ketiganya.
Namun, bukannya menurut, ketiganya justru bersiap menyerang. Mereka tetap nekat meski sadar bahwa White Oni di depannya ini berbahaya. Mereka bisa merasakan dari auranya yang mencekam.
Tomo masih berada di dekat White Oni, siap membantu sang ayah.
"Akan kubunuh kau kalau kau berani mencampuri urusanku!" ancam White Oni begitu menyadari Tomo akan bergerak menyerang. Pria itu seketika berhenti dan kebingungan. "Pergilah!"
Tomo pun terpaksa pergi. Dengan cepat dia terbang dan memelesat ke arah utara.
Tiba-tiba, terdengar sebuah suara berisik yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Mecha Heart.
Robot AI canggih itu datang dengan heboh. Dia mengeluarkan martir dan menembakkannya.
Ledakan hebat terjadi di mana-mana. Gerombolan Oni dan Yokai menjadi korban pertama. Sementara itu, mereka yang tadi hendak bertarung, dengan gesit menyelamatkan diri. Mereka terpecah menjadi dua kubu.
White Oni terbang menjauh, melayang di udara, sekira sepuluh meter di atas kepala Mecha Heart.
Robot itu sudah dalam mode tempur. Dia menganalisis dengan cepat dan membidikkan mortirnya ke arah White Oni.
Tanpa kata, Nevilla, Kappa, dan Jim Pin berpandangan. Kemudian, mereka kompak memutuskan berada di sisi Mecha Heart. Sekarang mereka punya musuh yang sama.
"Manusia-manusia merepotkan!" White Oni mengangkat Spirit Sword-nya yang mengeluarkan kepulan asap tipis putih kebiruan.
"Biarkan kami membantu. Setidaknya, kami punya musuh yang sama denganmu," kata Kappa pada Mecha Heart.
Robot itu hanya mengangguk sekali, kemudian kembali fokus pada White Oni yang sudah dalam mode tempur juga.
Dalam sekejap mata, White Oni menerjang ke arah Mecha Heart dan memberi satu tebasan mematikan. Dia lebih serius kali ini karena ingin menumbangkan musuhnya secepatnya dan melanjutkan acara "pesta".
Namun, ternyata Mecha Heart tak semudah itu untuk ditumbangkan. Robot itu mengubah gaya tempurnya sehingga menjadi mirip dengan gaya White Oni. Yang paling merepotkan adalah martir di kedua pundaknya. White Oni hampir selalu mengeluarkan usaha lebih untuk menghindari alat berdaya ledak tinggi itu.
Satu ledakan kembali terjadi. Kali ini menyasar penjuru kota dan membumihanguskannya sehingga semua benda yang ada di dalam jangkauan ledak, berubah menjadi partikel debu. Habis tak bersisa.
Nevilla ngeri melihat itu. Namun, dia tak boleh terpukau begitu saja. Sekarang dia, Jim Pin, dan Kappa membantu Mecha Heart untuk menyibukkan White Oni. Orang itu terlalu kuat. Kekuatan sihirnya berada jauh di atas mereka.
Lama-kelamaan, pertarungan sengit itu mulai berat sebelah. Selain dari jumlah yang tak sebanding, White Oni agak kerepotan melawan Mecha Heart.
"Kau tak bisa lari dariku. Semua musuhku akan kulumpuhkan dengan mudah," kata robot AI canggih itu.
White Oni menebaskan Spirit Sword-nya begitu satu tembakan terarah padanya. Spirit Sword berhasil menebas peluru dan menimbulkan dua ledakan sekaligus dari pecahan peluru itu. Namun, serangan tak selesai di situ saja.
Serangan demi serangan dari kedua pihak terus diluncurkan. Namun, Mecha Heart jelas ungguh jumlah dengan tambahan tiga orang yang mengganggu fokus White Oni.
Duar!
Ledakan besar menghancurkan dua gedung sekaligus. Tubuh White Oni terpental ke sana. Dia tak sempat menghindar karena mendapat serangan dari tiga arah sekaligus. Namun, dia belum tumbang.
"Aku tak boleh diam saja."
Rupanya Tomo masih mengamati pertarungan ayahnya dari kejauhan. Melihat hal tadi, jelas dia tak bisa berdiam diri. Pertarungan itu lebih bisa dikatakan kecurangan meski dia tahu bahwa ayahnya sudah terbiasa melawan banyak musuh sekaligus.
White Oni bangkit dengan tubuh dikelilingi gumpalan asap putih kebiruan yang berkobar-kobar. Sepasang matanya menyala merah. Spirit Sword juga menyala terang.
Oni Tomo bisa menyadari, bahwa akan ada hal besar yang diperbuat ayahnya dan itu pertanda kehancuran.
"Aku melihat bahaya," gumam Nevilla. Dia mulai merasa lemas karena terus mengeluarkan kekuatan sejak tadi. Namun, pertarungan ini belum selesai juga.
Tiba-tiba sebuah retakan sihir terjadi dan itu semua bermula dari seorang Oni.
Tomo Oni tengah berusaha membuka gerbang neraka. Portal sihir mulai terbentuk di sekitar tubuhnya dan terus bertambah besar. Gumpalan awan hitam kemerahan yang memercikan beberapa api sihir mulai membentuk sebuah gerbang raksasa.
Kemudian, setelah gerbang itu terbentuk sepenuhnya, ribuan tengkorak hidup merangkak keluar. Mereka semua mempunyai tujuan yang sama, yakni White Oni.
Ribuan tengkorak itu memburu White Oni. Jelas White Oni tak diam dan langsung menyerang balik. Namun, tengkorak-tengkorak hidup itu seolah-olah tak akan habis, terus bermunculan, terus merangkak keluar dari gerbang neraka yang dibuka Oni Tomo.
Tak lain, tujuan hal tersebut adalah untuk menahan White Oni dan menyelamatkannya.
Mecha Heart tak membiarkan hal itu. Dia memusatkan kekuatan penuh pada martirnya dan membidik White Oni. White Oni sudah berhasil terserat dan mendekat perlahan-lahan ke gerbang neraka. Ratusan kerangka hidup menumpuk menempeli sekujur tubuhnya dan menghambat pergerakannya.
Tepat sebelum White Oni berhasil ditarik masuk ke gerbang neraka, Mecha Heart melepaskan ledakan mortirnya. Senjata berdaya ledak tinggi itu memelesat dalam waktu sepersekian detik. Namun nahas, kekuatan yang teramat besar, membuat Mecha Heart tak memedulikan dampak buruk dari serangan tersebut.
Ledakan tak terhindarkan. Setengah kota menjadi sasaran. Kubah api efek dari ledakan itu kemudian merambatkan suara yang memekakkan telinga. Menyusul dengan gumpalan asap hitam pekat dan kehancuran puing-puing yang beterbangan.
Mecha Heart melayang di langit dengan kedua kaki robotnya. Dia menganalisis musuh dengan sensor canggih di kedua mata robotnya.
"Target tewas. Misi selesai," katanya begitu selesai menganalisis.
Jauh di dalam gumpalan asap hitam yang tak kunjung menipis, terlihatlah tubuh White Oni yang tersembunyi di antara reruntuhan puing bangunan dan patahan-patahan tengkorak. Tak ada daya kehidupan dari sana.
White Oni telah mati.
Di lain sisi, rupanya Jim Pin dan Kappa pun bernasib sama. Keduanya tak sempat menghindari ledakan besar tersebut. Mereka tewas di tempat dengan tubuh luka parah.
Lubang besar yang amblas begitu dalam tercipta efek dari ledakan mortir Mecha Heart. Di sana, terlihatlah sebuah gulungan yang memerangkap banyak makhluk.
"A ... aku ... harus ber–bertahan ...." Suara Nevilla seperti tercekik sesuatu. Dia sudah kehabisan daya kekuatan lagi. Namun, masih ada beban yang harus ditahan dan dipastikan aman.
Oni. Dia berhasil menyelamatkan makhluk itu dengan jaring laba-labanya.
Ledakan hebat itu memacu kepanikan yang mengerikan. Setengah kota hancur lebur. Setengahnya lagi pun bernasib sama. Mecha Heart benar-benar memusnahkan musuhnya tanpa ampun sama sekali.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top