EXTRA CHAPTER 1

Meski luasnya semesta tak terukur apa pun, setiap bagian telah memiliki posisi tetap yang menjaga kestabilan kehidupan. Ada 'sesuatu' yang ditugaskan untuk mengamati setiap kestabilan yang ada. Dia hanya diam seolah-olah menyatu dengan ruang waktu, tetapi justru berkuasa atas ruang dan waktu.

Namun, belakangan kedamaiannya itu sedikit terusik. Warna demi warna abstrak terlihat bergerak tak seharusnya. Hal itu jelas "membangunkannya". Pengamatannya yang teramat jeli bisa langsung mengetahui pergerakan tak beres bahkan dari garis takdir sehalus benang sutera sekalipun, apalagi ini merupakan sesuatu yang besar.

Lubang hitam itu terlihat membesar dan bergerak memberontak melawan kestabilan, merontokkan garis-garis kehidupan yang berjalan damai. Ia seolah-olah mewujud sebagai mulut rakus dan terus menginginkan "makanan" yang tak akan pernah bisa mengenyangkan.

Pergerakannya yang makin aktif menuntun pada sebuah gumpalan biru gelap. Lalu, ledakan mahadahsyat terjadi begitu saja, merontokkan ruang dan waktu, menggetarkan semesta. Ledakan dari dua universe yang tak akan bisa diukur oleh apa pun kekuatannya. Ledakan yang akan menghancurkan apa pun di dalamnya.

Garis takdir yang tadinya tertata kini mulai rusak dan kacau. Ada yang tak seharusnya bercampur justru tercampur. Garis waktu seolah-olah terkacaukan sehingga tak terhitung berapa lama proses tabrakan itu terjadi.

Kemudian, setelah bermasa-masa dingin terlewati, terciptalah hasil dari ledakan mahadahsyat itu. Dua kehidupan baru telah terbentuk, tetapi isinya hanya terpenuhi oleh kekacauan. Ruang dan waktu kacau balau. Kehidupan baru yang tak seharusnya telah mengukir sejarah baru.

Dumaysia Universe terbentuk dengan kekacauan tak tertata di dalamnya.

'Sesuatu' itu akhirnya beranjak dari kedamaiannya. Dia, sesuatu yang agung itu, telah mendapat ilham untuk menghentikan kekacauan takdir. Dalam kehampaan, langkah pertamanya mulai terangkat, melewati lingkaran-lingkaran waktu yang bergerak teramat cepat.

Namun, langkah pertama itu tak terjadi dalam sepersekian detik, tetapi memakan waktu sampai seratus tahun umur manusia. Jadi, bisa terlihat di bawah langkahnya, telah terjadi beragam proses dan tragedi penting. Kekacauan dunia, kemurkaan alam, keserakahan manusia. Seratus tahun bukan waktu singkat bagi ras berumur pendek.

Karena pergerakannya pula, kestabilan jadi terus terganggu. Berkali-kali tubrukan kacau terjadi dan Dumaysia Universe mengalami masa-masa pelik yang nyaris menamatkan riwayatnya.

Ada sesuatu yang berdiri kokoh di ujung sana, mengambang lembut di kehampaan semesta, dan memancarkan cahaya terang penuh keesaan yang menyilaukan. Benda itulah yang hendak dituju. Perlu beberapa langkah lagi saking jauh jarak yang memisahkan keduanya, bahkan meski 'sosok itu' memiliki tubuh tinggi tak terukur.

Langkah kedua sukses diambil. Ledakan gumpalan-gumpalan kabut ruang dan waktu—yang tak lain adalah universe kehidupan—makin sering terjadi. Terhitung 200 tahun berlalu yang dihabiskan olehnya, tetapi tujuannya masih jauh.

Lalu, setiap langkah yang diambil, kestabilan semesta juga terus berubah dengan cepat. Hingga akhirnya, benda yang serupa tongkat itu sudah ada di depannya. Dia mengambilnya dengan kedamaian yang misterius. Dia berkuasa tetapi jelas tak punya kuasa atas segalanya, termasuk kekacauan yang sudah seharusnya terjadi—dia tak berhak mengantisipasi.

Sesuatu itu akhirnya menghadap pada seseorang yang telah menunggunya. Dia mewujud dalam sosok esa yang tak tergambarkan. Tak ada satu pun yang tak akan tunduk di hadapannya. Keagungannya memancar, membuat satu sosok di hadapannya hanya bisa menunduk dalam dengan penuh hormat.

"Kehidupan telah kacau balau. Kestabilan semesta terganggu." Suaranya bergema penuh keagungan, terucap dalam bahasa beragam yang berdengung.

Sosok yang bersimpuh tertunduk di hadapannya mewujud sebagai manusia, dengan mahkota berduri mawar tertancap kokoh di kepalanya. Tubuhnya yang tinggi kekar dengan kulit kehitaman, dibalut oleh kain lembut biru muda yang hanya dililitkan.

"Alpha Snap, titahku datang kepadamu."

Alpha Snap sedikit menggerakkan badan sebagai tanda menerima perintah sang Tuan.

Afterlight, adalah sosok yang sekarang berdiri dengan agung di depannya. Sosok yang penuh kekuatan. Sosok yang penuh cahaya keesaan.

"Kumpulkanlah manusia-manusia terpilih di bumi dan pekerjakan mereka sebagai bagian dari Orang-orang Penjaga Waktu."

"Baik, Tuanku," jawab Alpha Snap takzim. "Namun, izinkan hamba mengajukan satu pertanyaan, Tuanku." Dia bertanya dengan penuh hormat dan kesopanan.

"Silakan," titah Afterlight.

"Berapa banyak yang harus saya kumpulkan, Tuanku?" Alpha Snap masih tertunduk dalam.

"Sebanyak kekacauan terjadi saat ini."

Titah besar itu telah turun dan membebani kedua pundak Alpha Snap. Namun, merupakan sebuah kehormatan besar baginya mendapat titah sepenting itu.

Semesta memang tengah kacau saat ini, terutama di sebuah dimensi manusia. Hal itu jelas tak boleh dibiarkan atau universe tersebut akan punah seluruhnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top