2. Ice: Autopsi

Ruang kerja itu berantakan, dengan buku-buku tumpah dari rak dan lembar-lembar dokumen menyebar di seluruh lantai. Ada sebuah meja kerja yang tak kalah berantakannya; seorang pria duduk di kursi putar, kepalanya bersandar, dan matanya terpejam. Jika Boboiboy tidak melihat luka dalam di lehernya dan cipratan cairan merah di tubuhnya, ia akan berpikir pria itu hanya tertidur karena kelelahan bekerja.

Sayangnya, warna merah itu terlalu menarik perhatian mata.

Setelah berkeliling koridor dan memastikan tidak ada orang lain di sekitar, Boboiboy memasuki ruang kerja. Asisten rumah tangga telah berlari entah ke mana, kemungkinan besar ia memanggil polisi. Jadi, sebelum polisi datang, Boboiboy harus bergerak cepat untuk menyelidiki lebih dulu.

"Di depan orang lain, aku harus bertindak seperti identitas yang kugunakan sekarang, 'kan?"

[Benar.]

Maka, selama tidak ada orang disekitar, Boboiboy bisa bertindak sebebas yang ia inginkan.

"Tapi, di dunia sebelumnya tidak seperti ini. Apa yang terjadi jika aku melakukan tindakan berbeda dari identitas ini?"

Di banyak dunia yang telah Boboiboy alami, ia bisa bertindak sesuka apa pun―tidak peduli jika orang lain beranggapan sifat identitas yang sedang digunakan berbeda dari yang sebelum digunakan. Satu-satunya yang tidak bisa berubah adalah … sekeras apa pun Boboiboy berusaha menghindari kematian, pada akhirnya kematian itu tetap akan datang.

Misalnya, ketika ia seorang dokter forensik. Telah tertulis jelas kematian yang akan datang adalah tertimbun tanah longsor. Jadi, Boboiboy selalu menghindari area pegunungan dan bukit yang rawan tanah longsor. Namun, setelah bertahun-tahun hidup dengan aman, tiba-tiba truk pengangkut tanah datang dan menuang isi muatannya tanpa melihat ke belakang. Alhasil, Boboiboy benar-benar 'tertimbun tanah longsor', bukan secara alam melainkan melalui tangan manusia.

Itu benar-benar bukan kenangan yang baik.

Telinga Ochobot bergetar sebelum akhirnya ia menjawab, [Anda akan dikeluarkan dari dunia misi dan tugas gagal diselesaikan.]

Seperti yang diharapkan.

Perhatian Boboiboy tertuju pada mayat pria di kursi putar.

"Ochobot, apa aku bisa membeli suatu 'item' di toko sistem?"

[Toko sistem? Saya tidak menyangka Master mengetahui fitur ini,] ucap Ochobot dengan nada terpukau. Sejak awal pertemuan, ia tak pernah menyebut sesuatu seperti 'toko sistem', tapi Boboiboy bisa menebaknya.

"Mudah saja." Boboiboy mengangkat kedua bahunya, merasa tak peduli. "Sebelumnya, aku banyak membaca novel sejenis ini. Sistem-sistem sepertimu memiliki hal 'item' yang bisa dibeli dengan poin penyelesaian misi … bla bla bla, singkatnya seperti itu."

Mendengar itu, Ochobot dengan lugas berkata, [Kalau begitu, Master seharusnya tahu, ini pertama kalinya Anda memulai dunia misi sehingga 'poin misi' masih kosong.]

Mata birunya berkedip beberapa kali sebelum melanjutkan, [Karena Anda bertanya, pasti Anda menginginkan sesuatu dari 'toko sistem', dan Anda juga pasti tahu kalau saat ini belum memiliki 'poin misi'. Apakah Anda ingin berutang?]

Alis Boboiboy terangkat dan dua sudut bibirnya menekuk sebuah senyum hangat. "Wah, awalnya aku pikir tidak bisa mendapat item karena tidak ada 'poin misi', tapi ternyata aku bisa utang dulu, ya?"

[ … ] Ochobot yakin kecepatan otak supernya masih berfungsi dengan normal, tapi mengapa ia semakin tidak bisa memahami jalan pikir tuannya?

Bagaimana pun ia sudah mengatakan hal itu dan tak bisa ditarik lagi. Dengan nada lesu, Ochobot bertanya, [Item apa yang Anda inginkan?]

"Sarung tangan lateks."

Tiba-tiba, kumpulan piksel biru muncul dari kehampaan, berkumpul menjadi satu, dan membentuk sepasang sarung tangan lateks yang biasa digunakan di rumah sakit. Setelah benar-benar terbentuk sepenuhnya, benda itu jatuh ke telapak tangan Boboiboy. Melihatnya muncul secara ajaib, tampak seperti sihir penciptaan yang pernah Boboiboy alami di dunia fantasi.

Boboiboy merasakan teksturnya yang nyata, kemudian memakainya dengan nyaman. "Aku cukup yakin sekarang."

[Cukup yakin dengan apa, Master?] Ochobot yang terpancing dengan kalimat tuannya pun tanpa sadar bertanya.

"Cukup yakin kalau dunia ini mungkin bukanlah dunia nyata." Tatapan Boboiboy dengan santai jatuh pada bola kuning di sampingnya. "Melainkan dunia game."

Mata biru Ochobot berkedip beberapa kali dan kedua telinganya bergetar.

"Yah, karena rasanya seperti berada di dalam dunia game. Aku tidak tahu apakah lebih baik berada di dalam dunia game atau dunia novel; yang jelas keduanya sama-sama fiksi."

Boboiboy tidak lagi memperhatikan sistem transmigrasi itu, pandangannya terfokus pada mayat di kursi. Ia memeriksa kondisi kekakuan otot, pupil mata yang melebar, bagian dalam mulut, hingga luka di leher untuk memastikan tidak ada situasi yang berbeda dari hasil forensik yang tertulis dalam kisah tragis Ice.

Berdasarkan kekakuan otot, waktu kematian diperkirakan sekitar empat jam yang lalu; mungkin antara jam satu hingga dua dini hari. Tidak ada warna apa pun yang muncul di mata, seharusnya pelaku tidak memberikan sejenis racun pada korban. Tercium aroma alkohol yang pekat dari dalam mulut, bisa dipastikan bahwa sebelum kematian korban meminum banyak cangkir alkohol; dan obat GHB yang diberikan pelaku mungkin tercampur di dalamnya. Luka pemotongan pada leher sedikit aneh; lebih seperti leher ditusuk terlebih dahulu, kemudian memotongnya menyamping hingga memutus urat nadi. Selain itu, ada juga bekas merah hasil pencekikan yang seharusnya dilakukan lebih awal sebelum menusuk leher.

Mungkin, awalnya pelaku ingin membunuh korban dengan cara mencekik lehernya, namun niatnya berubah dan pelaku berakhir menggunakan pisau dapur.

Setelah memeriksa bagian atas, Boboiboy hendak pergi ke bagian bawah mayat ketika matanya menangkap sesuatu yang sangat tidak baik untuk dilihat.

"Oh, demi ketidakberuntunganku di banyak dunia … ."

Mendengar suara tuannya yang terdengar tidak dalam kondisi baik, sontak Ochobot bertanya khawatir, [Master, ada apa?]

Boboiboy menarik napas dalam-dalam, sebelum mengembuskannya melalui mulut. Mata biru mudanya sebagai identitas Ice menatap sosok bola kuning dengan emosi rumit. "Ochobot, apakah usia tiga ratus tahun bagi sistem dihitung sebagai usia dewasa?"

[Tidak, Master. Usia dewasa bagi sistem dihitung berdasarkan banyaknya pengalaman di berbagai dunia.] Ochobot sedikit bingung mengapa tuannya tiba-tiba menanyakan hal di luar misi dunia, tapi ia tetap menjawab pertanyaan dengan jelas. [Walau usia saya tiga ratus tahun, tapi saya belum mengalami dunia apa pun. Jadi … saya bisa dianggap sebagai bayi yang baru lahir dalam kodrat manusia.]

Kemudian, giliran Ochobot yang bertanya dengan penasaran, [Master, apakah ada masalah?]

"Ah, tidak. Tidak apa-apa." Boboiboy yang telah mendengarkan penjelasan Ochobot pun memasang ekspresi yang sulit diartikan bagi sistem transmigrasi dengan otak superkomputer. "Ini masalah yang tidak boleh dihadapi oleh anak kecil."

[ … Ya?] Ochobot merasa otaknya mungkin mengalami korsleting, karena ia telah berkali-kali mengalami kesulitan dalam memahami maksud tuannya.

Boboiboy sendiri merasa tidak berdaya. Sebelumnya, posisi bagian bawah mayat berada di bawah meja sehingga tidak terlihat dari luar. Tapi, ketika ia hendak memeriksanya, hal yang membuat matanya ternodai pun muncul, membuat Boboiboy menepuk dahinya.

Hal ini juga membuatnya teringat dengan apa yang sempat ia lupakan tadi. Masalah mayat ibu yang memiliki jejak pemerkosaan; awalnya ia memikirkan bahwa pelaku yang merupakan laki-laki yang melakukannya. Namun, setelah melihat mayat ayah … Oh, bahkan jika Boboiboy telah mengalami banyak dunia dan memiliki usia mental yang sangat tua, tetap saja situasi ini masih memberikan dampak tersendiri bagi pandangan hidupnya.

Sekarang Boboiboy mengerti mengapa tidak dituliskan hasil forensik tentang mani pada mayat ibu, karena itu bukan milik pelaku, melainkan milik suaminya sendiri. Dan yah, mungkin juga untuk melindungi pikiran dari sistem transmigrasi tertentu yang masih dihitung sebagai bayi baru lahir.

Tapi, tetap saja ini aneh.

Ini aneh karena menggunakan obat GHB untuk 'melakukannya', jadi Boboiboy yakin ada arti lain dari penggunaan obat ini dan alasan mengapa obat itu diletakkan di lemari baju Ice.

Akhirnya ia memutuskan untuk melewati penyelidikan bagian bawah mayat korban dan pergi memeriksa meja dan ruangan yang berantakan. Dokumen kerja memenuhi meja, buku-buku berserakan di lantai, botol alkohol dan cangkir yang kosong dibiarkan tanpa tertutup, juga laptop yang memiliki layar retak terabaikan begitu saja di antara mereka.

Boboiboy tidak menemukan hal yang penting dari dokumen kerja dan buku-buku yang berantakan, jadi pandangannya beralih pada botol alkohol dan laptop yang tampaknya tak lagi berfungsi.

Pertama-tama, ia pergi melihat botol alkohol.

Alkohol yang diminum adalah sejenis wine Romanée-Conti tahun 1990¹ yang harganya membuat orang terkena serangan jantung. Selain segel tutupnya yang terbuka dan isi botolnya yang kosong, tidak ada petunjuk aneh lainnya ditemukan.

Boboiboy pun beralih pada laptop yang rusak.

Jika itu para polisi, mereka memiliki tim teknisi tersendiri yang bahkan bisa membuka sandi ponsel, jadi itu juga hal yang mudah bagi mereka untuk mengaktifkan laptop rusak ini.

Boboiboy punya pengalaman di bidang ini dari dunia sebelumnya, tapi sayangnya ia tidak memiliki peralatan yang memadai. Bahkan jika ia memilikinya, tetap akan membutuhkan banyak waktu untuk melakukannya, sementara mobil polisi sebentar lagi akan tiba di lokasi.

Suara jari telunjuk yang mengetuk laptop mengisi ruangan yang sunyi, menarik perhatian Ochobot untuk mendekat. Melihat tuannya yang tampak serius berpikir dengan sebuah laptop di tangannya, untuk pertama kalinya Ochobot berhasil memahami apa yang dipikirkan tuannya.

[Master, apakah Anda ingin mengakses data dalam laptop ini?]

Pertanyaan Ochobot sukses menarik Boboiboy dari banyak pikiran rumitnya. Mata biru muda milik Ice menatap bola kuning itu dengan berbinar-binar. "Ochobot, bisakah kau melakukannya?"

[Master, saya adalah sistem canggih dengan otak superkomputer.] Jika Ochobot punya tubuh manusia, ia pasti akan membusungkan dadanya dengan bangga. [Laptop bukan apa-apa bagi saya.]

Kemudian, cahaya biru keluar dari mata biru elektronik, menyorot pada laptop, seakan dalam proses memindai data. Setelah menunggu beberapa saat, cahaya biru menghilang dan Ochobot mengedipkan matanya beberapa kali.

"Bagaimana, Ochobot?"

[Ya, Master. Saya telah―]

Namun, ucapan Ochobot terpotong ketika suara sirene mobil polisi terdengar dari kejauhan.

Boboiboy memandang ke jam dinding yang menunjukkan pukul enam lebih seperempat, lalu beralih ke luar jendela yang berawan.

"Mereka datang sangat cepat. Sayang sekali, aku belum memeriksa kondisi mayat ibu."

Ia meletakkan kembali posisi laptop seperti sebelumnya, lalu menggeser kursi kembali ke semula; ia mengembalikan penampilan tempat kejadian perkara sebelum polisi datang, seakan belum ada seseorang yang masuk untuk menyelidiki sebelumnya.

[Apakah kita akan kembali ke kamar, Master?] tanya Ochobot yang pergi ke jendela untuk melihat mobil polisi yang perlahan mendekat ke rumah.

"Tidak, kita akan pergi ke dapur."

Sejenak Ochobot bingung dengan jawaban tuannya, kemudian ia segera menyadari alasannya. [Benar! Ice bangun tiga puluh menit lebih awal untuk menyiapkan sarapan; asisten rumah tangga mengetahui hal ini juga. Jika polisi menginterogasi asisten rumah tangga yang menemukan mayatnya pertama kali dan menyebutkan masalah ini, tapi menemukan bahwa Ice tidak berada di dapur seperti pernyataan asisten rumah tangga, maka ini dianggap mencurigakan!]

Boboiboy menyunggingkan senyum pada sistem kecilnya yang berhasil menjelaskan situasi saat ini dengan tepat. "Ya, karena itu aku harus pergi ke dapur sekarang."

[Master, Anda luar biasa! Anda bisa memikirkan ini dengan cepat dalam situasi mendesak!] Ochobot tidak pelit dalam memberikan pujian, apalagi memang benar bahwa tuannya itu luar biasa … walau pikirannya sulit dipahami.

Mendengarkan pujian Ochobot, senyum Boboiboy semakin lebar. "Yah, sebenarnya bukan hanya itu."

[Lalu?]

"Jangan lupa, aku tidak boleh OOC."

Oh, benar. Ochobot hampir melupakan itu.

Boboiboy melepas sarung tangan lateks, menatap kedua benda itu beberapa saat, kemudian memandang bola kuning melayang di sampingnya. "Ochobot, apakah benda ini tidak langsung menghilang?"

[Ah, item yang berasal dari toko sistem tidak akan menghilang kecuali item sekali pakai. Dan item yang tetap ada memiliki nilai poin lebih mahal dari item sekali pakai. Jadi … ] Ochobot terhenti sesaat sebelum menyadari maksud dari pertanyaan Boboiboy. [Oh, Master, saya bisa menangani masalah ini.]

Kemudian, sarung tangan lateks itu menghilang menjadi kepingan piksel biru, menyisakan telapak tangan Boboiboy yang kosong.

"Kerja bagus," puji Boboiboy.

[Ini bukan apa-apa, Master.] Ochobot membalas dengan nada tenang, walau emosi di matanya tampak lebih bersemangat.

Dalam perjalanan ke dapur, Boboiboy memandang sekitarnya dengan perasaan aneh. Walau ia telah membaca kisah Ice, tapi masih tetap terasa aneh rumah sebesar ini hanya mempekerjakan seorang asisten rumah tangga yang bekerja setiap hari, tukang kebun yang hanya bekerja di pagi dan sore hari, serta sopir yang hanya muncul jika dipanggil.

Mengenai hal itu, ia pun teringat dengan keberadaan asisten rumah tangga yang tidak menampakkan batang hidungnya setelah teriakan sebelumnya.

"Ochobot, apa kau tahu di mana asisten rumah tangga berada sekarang?"

Kedua telinga Ochobot bergetar sejenak sebelum menjawab, [Ya. Dia sedang menunggu kedatangan polisi di ruang tamu.]

Mendengar ini membuat alis Boboiboy terangkat heran. "Apa ada fitur yang bisa menentukan lokasi seseorang?"

[Ya, Master. Selama Master atau saya pernah melihat dan bertemu dengan orang itu, lokasinya bisa dilacak.]

Maka tidak mungkin untuk mengetahui keberadaan asisten rumah tangga saat ini, karena Boboiboy dan Ochobot belum pernah melihat dan bertemu dengannya.

"Lalu, bagaimana kau tahu lokasi asisten rumah tangga?"

Telinga Ochobot bergetar lagi. [Ada kamera CCTV di rumah ini. Sebagai sistem dengan teknologi canggih, saya bisa mengakses benda elektronik apa pun, Master.]

Seketika langkah Boboiboy terhenti.

"Kamera CCTV?"

Boboiboy pernah hidup di beberapa dunia dengan identitas yang harus selalu tampil di depan kamera. Ini membuat sensitif terhadap keberadaan lensa kamera dan membuatnya lebih waspada dengan paparazi yang selalu membuntutinya di belakang. Jika ia bisa menyadari keberadaan paparazi yang selalu bersembunyi untuk menangkap gambar, apalagi kamera CCTV yang terkadang dipasang terlalu mencolok untuk menakuti para pencuri.

Namun, sejak ia terbangun sebagai identitas Ice di dunia ini dan melakukan autopsi di ruang kerja, Boboiboy sama sekali tidak merasakan keberadaan kamera CCTV. Juga, tidak ada informasi apa pun mengenai hal ini di Kisah Tragis Ice.

Ringkasannya, ada empat kemungkinan tentang ini: satu, ia mulai kehilangan kesensitifan terhadap lensa kamera; dua, ada masalah pada Kisah Tragis Ice; tiga, tidak ada kamera CCTV yang dipasang di rumah; dan empat, ada sesuatu yang aneh dengan kamera CCTV yang diakses Ochobot.

Memang ada kemungkinan Ochobot menipunya, tapi melihat tindakan sistem yang tampak naif ini … Boboiboy untuk sementara mengesampingkannya.

Walau begitu, hanya untuk sekadar memastikan, Boboiboy bertanya, "Apakah ada kamera CCTV di ruang kerja?"

[Tidak, Master. Jika ada, saya akan memperingatkan Anda terlebih dahulu, atau saya akan berusaha untuk menghapus jejak Anda sebelumnya.]

Boboiboy mengangguk mengerti dengan wajah tenang, namun hatinya lebih gelisah dari penampilannya.

Dengan jawaban Ochobot, maka bisa disimpulkan bahwa kemungkinan keempat yang paling mungkin terjadi, dengan penambahan satu kecurigaan.

Mengapa ruang kerja―yang merupakan tempat menyimpan dokumen penting―tidak memiliki kamera CCTV?

•••
Catatan:

|1| Domaine de Ia Romanee Conti 1990 dibuat dari anggur jenis Pinot Noir, wine ini menjadi salah satu yang termahal di dunia. Wine yang berasal dari Prancis ini dihargai sekitar USD 20.975 atau lebih dari sekitar Rp 313 juta. Sumber: Gugel

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top