1 - Perpustakaan
Buku adalah tempat menyimpan banyak hal. Misteri hanya dongeng yang tak bisa dijelaskan.
Afella.
Hari mulai terik, para siswa-siswi mulai berbondong-bondong memasuki area kantin, ada juga yang lebih memilih perpustakaan. Seperti halnya Afella, beberapa hari ketika dia melihat sosok laki-laki berjubah depan pintunya.
Afella sangat takut akan kematian, dia hanya membayangkan jika dia mati akan terhunus senjata yang selalu di bawa oleh para malaikat maut.
"Heh!" temen Afella mengagetkan lamunannya.
"Ishh.. tak ada akhlak emang." ucap Afella kesal dengan sorot mata tajam.
"Tumben ke perpus, ada masalah apa nih?" tanya Hira.
Afella menumpuk telapak tangannya dengan tangan satunya, membenamkan wajahnya ke arah bawah. "Apa kamu pernah melihat malaikat maut?" tanya Afella lirih.
"Belum sih, tapi mereka ada dimana-mana. Dan disini juga ada buku tentang malaikat maut sih, aku pernah membacanya." ucap Hira sambil menengok lemari penuh buku di sekitarnya.
"Buku? Penjelasan mengenai malaikat?" tanya Afella lagi.
"Hahaha..bukan, bukan. Itu buku novel cerita fantasi kok." kata Hira sambil beranjak mengambil buku tersebut di salah satu lemari buku perpustakaan.
Beberapa saat Hira pun kembali sambil membawakan buku novel yang dia baca. Sesaat Afella bergidik ngeri melihat sampul buku lusuh yang dibawa Hira.
"Nih bukunya, kalo tidak salah sih di halaman pertama ada gambar malaikat maut yang kamu bilang itu sih.." Hira membolak-balik lembar buku itu sambil mengingat sesuatu.
"Itu cuman novel, lebih baik taruh balik aja. Aku paling males baca." ucap Afella kembali merebahkan kepalanya di atas meja.
"Lihat nih," ucap Hira mengagetkan Afella sambil membuka lembaran yang menggambarkan malaikat maut.
Afella pun kaget dan menatap gambar yang Hira buka,"Sangat mirip." ucap Afella.
"Judul bukunya apa?" tanya Afella yang menutup buku novel itu segera sambil melihat sampul buku.
"Kok tidak ada judulnya?" tanya Afella kembali ke Hira.
"Judulnya VENUSA, ini buku abad pertengahan. Di jaman ini tidak akan ada orang yang ingin baca buku seperti ini. Mereka pikir ini hanya dongeng dan tidak jelas dengan alur cerita buku ini." jelas Hira dengan wajah serius.
"V-venusa?" desis Afella gugup, sambil mengingat kejadian silam saat ibunya masih hidup dan Afella kecil berumur 5 tahun.
Afella dihantui dengan kalimat VENUSA sejak hari itu. Menurut Afella mungkin ada kaitannya dengan pesan yang diberikan malaikat maut depan rumahnya tempo hari itu.
Bel sekolah telah berbunyi, Afella dan Hira bergegas masuk kelas mereka.
"Pulangnya kamu bisa mampir ke rumahku sebentar?" tanya Afella ke Hira.
"Jangankan sebentar, lama juga tidak apa." jawab Hira.
"Sekalian bawa buku tadi." kata Afella .
"Baiklah." jawab Hira sambil tersenyum.
Jam sekolah telah berakhir, semua siswa-siswi di perbolehkan pulang. Afella dan Hira memutuskan untuk kembali ke perpustakaan dan segera mengambil buku itu.
"Coba tanya penjaga perpus? Mungkin dipindahkan." ucap Hira agar Afella menanyakan buku tersebut ke penjaga perpus.
"Kurasa tidak perlu, karena itu buku lusuh dan tidak ada judul di depannya. Kemungkinan penjaga perpus tidak akan tahu sesuatu tentang buku itu." jawab Afella.
Afella dan Hira bergegas mencari buku itu, karena perpustakaan akan segera ditutup.
"Terakhir kamu letakkan dimana tuh buku?" tanya Hira.
"Ishh ..Aku lupa lah! Cepatlah cari!" ucap Afella kesal sambil mengacak rambutnya sendiri.
Angin kencang menyapu beberapa debu, dan bergesernya beberapa buku yang ringan. Afella dan Hira melirik meja yang mereka duduki ketika istirahat, karena suara kertas yang terbuka lumayan kencang hingga terdengar mereka.
"I-itu bukunya?!" ucap Hira kaget, bersamaan dengan anggukan Afella. Mereka gemetar melihat buku itu tiba-tiba ada di meja.
Mereka mencari susah payah di setiap baris lemari, dan ternyata buku itu ada di meja tempat mereka duduk saat istirahat. Kejadian yang tidak terbayangkan bagi dua gadis tersebut.
Hira mencoba mendekat, Afella hanya melihat Hira menggapai buku itu.
"Kok bukunya terbang?" Hira mencoba menahan buku yang dia pegang agar tidak terlepas.
Brak!!
Hira tiba-tiba terpental menabrak lemari buku di belakang Afella. Makhluk besar berbadan hitam dan bertopeng tanduk berwarna putih sedang menatap Afella.
Afella hanya mendongak kaku, keringat dingin bercucuran dibalik wajah anggunnya. Ketakutan, itu raut wajah Afella saat Hollow¹ itu menghampirinya.
Kwak!!..Kwak!!..Kwak!!..
Suara gagak terdengar dari arah jendela, seketika Hollow¹ itu pun langsung menghilang.
Afella langsung mengeluarkan nafas lega dan segera menghampiri Hira yang masih setengah tidak sadarkan diri.
"Masih bisa jalan kan?" tanya Afella mencoba merangkul Hira.
"Gendong aja yah.." jawab Hira sambil tersenyum.
"Ga liat badan sendiri apa? Iss.. dahlah, yuk pulang." ucap Afella sambil melangkah menuju pintu keluar.
"Sudah bawa bukunya?" tanya Hira sebelum keluar perpustakaan.
"Sudah, cepatlah jalan. Penjaga perpus sudah nungguin di depan." kata Afella.
Mereka berdua akhirnya pulang. Namun sesampai di rumah Afella, Hira memutuskan untuk menginap sebentar dan akan menghubungi adiknya untuk menjemputnya.
"Ngomong-ngomong ada yang luka ga tuh? Kejedot lemari sampe getar semua." kata Afella melirik Hira yang masih duduk meminum air es.
"Lumayan pusing aja, terus tadi kalau tidak salah tuh aku lihat ada sosok besar berdiri di depanmu. Apa itu Hollow¹?" Hira mencoba menebak-nebak asal, karena dirinya setengah tidak melihat sempurna makhluk yang menghampiri Afella.
"Hahaha..Kamu salah lihat, tidak ada siapapun pas kamu tiba-tiba kaget sampe terpental jauh begitu." ucap Afella mencoba mencairkan keadaan.
Hira memasang wajah sinis, dia benar-benar lupa apa yang terjadi padanya saat sebelum dia tidak sadarkan diri."Kok bisa yah aku tak ingat apapun?" sambil mengelus kepalanya.
"Fel-" panggil Hira.
"Apa?" sahut Afella.
"Kau pelihara burung?" tanya Hira menatap keluar jendela kamar Afella.
"Tidak. Lagian mau beli juga harga burung sekarang mahal." jawab Afella.
"Ini burung siapa?" tanya Hira sambil menunjukkan burung gagak di genteng rumah Afella.
Kamar Afella berada di lantai dua, sehingga genteng masuk rumahnya terlihat saat Afella membuka jendela.
Afella pun segera mengecek apa yang dilihat temannya. "Ehh..!!" kejut Afella melihat burung gagak biru dongker sedang bertender di genteng rumahnya.
Burung gagak itu tiba-tiba terbang cepat masuk kedalam kamar Afella. Hira pun kaget dan segera menempel ke tembok. Afella dan Hira ketakutan melihat gagak itu justru masuk ke kamar.
Gagak yang mereka takutkan mengeluarkan asap hitam yang memutari tubuhnya hingga terlihat tebal dan tambah tinggi hingga sosok berjubah hitam muncul di balik asap hitam tersebut.
"Maaf mengagetkan kalian." sapa orang dibalik jubah hitamnya.
Akhirnya penutup kepala orang jubah hitam dibuka. Sosok dengan rambut putih dan mata bermaniak perak terlihat.
"Gan-teng.." desis Hira terpukau melihat wajah pria berjubah tersebut.
"Siapa kau?" tanya Afella dengan sorot mata bingung.
––––––––––––––°•°Notes°•°––––––––––––––
Hollow¹ : makhluk di alam baka bagian bawah yang akan memakan arwah manusia jika banyak berbuat dosa dan menuju jalan kesesatan saat hidup di dunia.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top