21 - Zavesys


[PERINGATAN!] Cerita ini hanyalah fiksi belaka, semua karakter, alur, serta beberapa latar dalam cerita adalah milik penulis yang tidak terlepas dari berbagai inspirasi.

Selamat Membaca!

✬✬✬

Suara riuh memenuhi arena lapang itu. Zavesys Dome, tribune melingkar bertingkat itu tampak dipenuhi oleh penonton yang penasaran dengan perwakilan Zavesys tahun ini. Babak pertama dibuka, menandakan telah dimulainya secara resmi Venturion yang ke 64 di Centrus.

Tribune penonton terbagi menjadi beberapa tingkatan. Semakin tinggi tribune yang ditempati maka semakin tinggi pula posisi orang itu di Noffram. Tidak ada yang bisa menyembunyikan status sosial mereka, jika mereka menghadiri perhelatan akbar ini.

Jika Galanite hanya dihadiri oleh tamu undangan maka Zavesys dapat dihadiri oleh semua orang. Semua rangkaian Venturion memang akan ditayangkan lewat media dengan gratis. Namun, rasa gengsi masyarakat Centrus membuat mereka rela membayar harga yang fantastis, demi menyaksikan secara langsung permainan yang diadakan setiap setahun sekali itu.

Kesepuluh peserta dari masing-masing union yang mewakili Zavesys kini berada di ruang tunggunya masing-masing. Mereka hanya ditemani oleh tim Zavesys mereka sembari menanti giliran untuk tampil. Sementara itu, anggota union lain yang tidak ikut serta dalam babak ini akan melihat mereka dari tribun khusus.

"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya! Selamat datang di Venturion yang ke 64!" sambut Hendrik yang kini berdiri di tengah panggung berbentuk hexagonal yang mulai terangkat ke atas.

Pantulan dirinya juga tak luput dari sorotan kamera yang langsung diproyeksikan ke atas arena. Suara bass laki-laki itu menggema ke seluruh arah melalui pengeras suara yang terpasang di lehernya. Lalu alunan musik orkestra yang terdengar epik mulai berkumandang, menandakan dibukanya Zavesys.

"Zavesys, babak pertama Venturion akan segera dimulai! Kira-kira penampilan siapa yang bisa menyilaukan mata kita hari ini? Mari kita saksikan!" serunya yang disambut oleh teriakan dari atas tribune.

Di lain sisi, Amaryllis menarik napasnya dalam-dalam. Selain karena rasa gugup yang menyergapnya, hiasan kepala yang berat itu juga menambah bebannya. Untung saja kostum yang didesain oleh Lucia tidak semakin menyesakkan tubuhnya.

Gaun luaran berwarna biru laut yang tengah Amaryllis kenakan terasa cukup ringan. Gaun itu tampak seperti air yang mengalir ke bawah. Warna biru yang terpancar dari setiap seratnya membuat gadis itu semakin bersinar.

Mata hazelnya menatap ke layar besar yang terpasang di ruang tunggu. Antares yang menjadi union urutan pertama itu memasuki panggung Zavesys. Seperti dugaan Travis, Asa Bawden dan Levita Pearce dari Sektor 3 yang mewakili Antares tahun ini. Mereka memilih kostum dengan aksen kemerahan. Orang-orang berteriak riuh tatkala mereka melihat transformasi kostum mereka yang menyerupai bintang Antares.

Amaryllis melihatnya dengan gelisah. Red Thunder mendapatkan urutan terakhir untuk babak ini. Itu artinya, dia harus melihat semua penampilan peserta Zavesys terlebih dahulu sebelum tampil.

Setelah Antares selesai melakukan penampilannya. Kini giliran union kedua yaitu Phoenix. Mereka memilih kostum yang menonjolkan warna perak dengan sisi yang tajam. Vivian Leigh dan Dylan Cole dari Sektor 6 berhasil memukau penonton.

Kemudian dilanjutkan oleh union ketiga yaitu Black Rose. Mereka diwakili oleh Riana Oliver dari Sektor 3 dan Adam Stone dari Sektor 2. Membawakan kostum bertema floral yang unik.

Selanjutnya, masuk kepada giliran union keempat yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, yaitu Eagle Eye. Callana Starr dari Sektor 4 dan Gavin Tinnez dari Sektor 1 mulai unjuk gigi. Mereka berdua berhasil memenangkan mata penonton dibandingkan union sebelumnya.

Kostum bertema golden feather menjadi pilihan Eagle Eye tahun ini. Callana mengenakan riasan wajah bold dengan eyeshadow shimmer dan eyeliner yang mentereng. Wanita itu memakai gaun keemasan bermotif bulu mewah yang menjuntai dengan elegan di tubuhnya. Di kepalanya terdapat mahkota emas berbentuk matahari dengan pahatan berlian murni, yang menjadi simbol Kota Chroma.

Sedangkan Gavin juga mengenakan armor dengan tema yang senada. Kostum pemuda itu juga dilengkapi dengan helm Valkyrie dan jubah bulu besar di belakang punggungnya. Tak lupa juga tangan kanannya memegang sebuah trisula bertahtakan batu permata.

Semua orang terperangah ketika semburat cahaya berbentuk sayap besar tiba-tiba muncul dari belakang punggung Callana. Diikuti dengan jubah bulu Gavin yang berubah menyerupai sayap sungguhan yang mengembang ke atas. Mereka berdua tampak seperti dewa dan dewi dari langit yang turun ke bumi.

"Luar biasa! Desain Tex Willem memang tidak mengecewakan!" seru Tuan Hendrik bersemangat melalui pengeras suaranya yang dibarengi dengan tampilnya proyeksi dari desainer flamboyan itu di atas tribun penonton.

"Dan apa itu? Sepertinya ini salah satu teknologi dari Acre Inc!" seru Tuan Hendrik yang menyoroti sayap Gavin yang mulai melakukan transmotion.

Sementara penonton masih terpukau dengan Eagle Eye, Amaryllis sudah bersiap pada tempatnya. Dia berdiri tepat di atas sebuah lingkaran bercahaya neon. Matanya yang dipoles dengan eyeshadow biru elektrik itu memperhatikan sebentar detail cincin yang ada di tangannya.

"Kau ingat, simpan pertunjukkannya di akhir," bisik Lucia sebelum meninggalkan Amaryllis yang hendak diangkat ke atas.

"Aku mengerti, Lucia," jawab Amaryllis dengan mengembangkan senyumnya.

"Jangan sampai kau melakukan hal yang memalukan, Amaryllis," ujar Thomas di sampingnya.

"Seharusnya kau mengatakan itu kepada dirimu sendiri, Thomas," jawab Amaryllis.

"Kita lihat saja nanti," decak Thomas.

Tuan Hendrik yang menjadi komentator sekaligus pembawa acara babak Zavesys itu bahkan sempat melupakan beberapa kalimatnya karena terpukau oleh Eagle Eye. Dia sedikit mengetuk-ngetuk mikrofonnya untuk memusatkan perhatian penonton.

"Baiklah! Selanjutnya, peserta terakhir kita untuk Zavesys. Aku panggilkan dari Red Thunder! Apakah akan ada guruh sungguhan kali ini?" serunya dengan sedikit bergurau untuk mengendalikan penonton.

"Amaryllis Heath dan Thomas Wellbert!" panggil Tuan Hendrik yang dibarengi dengan naiknya panggung yang Amaryllis pijaki.

Amaryllis sedikit mendongakkan kepalanya. Pupil matanya mengecil tatkala sorot lampu muncul dari atas kepalanya. Ketika pijakannya berhenti, dia baru sepenuhnya sadar bahwa sekarang dirinya sudah berada di tengah-tengah panggung Zavesys.

Amaryllis mengerjapkan mata hazelnya beberapa kali sembari melihat pantulan dirinya yang tengah disorot oleh kamera. Gadis itu seketika teringat dengan tugasnya di Zavesys. Dia lantas segera menjentikkan jarinya untuk memainkan kontrol mikrosensori yang terpasang di sana.

Sorak penonton terdengar semakin riuh di Zavesys Dome. Kini dia tampak seperti dibalut oleh riak air. Selain gaunnya, jubah yang dikenakan oleh Thomas juga menunjukkan hal yang sama.

"Wow! Aku baru pertama kali melihatnya! Lucia Baneffe! Ini keren sekali!" komentar Tuan Hendrik saat nama desainer itu muncul pada memo hologramnya.

Amaryllis tersenyum kecil, dia baru memulai pertunjukkannya setelah menjentikkan jarinya untuk yang kedua kalinya. Beberapa bola air kini melingkari tubuhnya dan mulai bergerak ke atas. Mereka kemudian memantulkan partikel menyerupai kilatan petir merah dan biru di angkasa. Menampilkan sebuah pertunjukkan cahaya spektakuler yang membuat semua orang berdecak kagum.

"Ini aman kan? Jika tidak salah, ini adalah teknologi dari Cress Inc! Wah, aku tidak percaya ini!" komentar Tuan Hendrik yang membaca informasi yang diberikan kepadanya.

Kilatan cahaya itu berkedip dengan semakin cepat setiap detiknya. Ketika sudah mencapai klimaksnya, mereka akhirnya meledak menjadi serpihan salju yang tersebar ke seluruh arena. Amaryllis tersenyum lebar ketika melihat penonton takjub olehnya. Siapa yang akan menyangka salju akan turun di musim panas?

"Wow! Bukankah ini luar biasa? Kita bisa melihat salju lebih awal!" kekeh Tuan Hendrik antusias.

Saat Amaryllis menjentikkan jarinya untuk yang ketiga kalinya, partikel air yang mengelilingi gaun Amaryllis kembali berubah bentuk. Membuat gaunnya semakin mengembang lebar seperti kelopak bunga baru saja mekar. Sementara ornamen kepalanya juga ikut berubah bentuk dengan balutan daun es yang elegan. Beberapa stalagmit salju kemudian muncul di belakang tubuhnya bersama dengan bola kristal es yang melayang di sekelilingnya.

"Pertunjukkan yang luar biasa, Red Thunder!" seru Tuan Hendrik lagi yang dibalas dengan suara riuh tepuk tangan.

Amaryllis menggenggam tangannya erat sembari menampilkan senyuman terbaiknya. Di saat semua orang berpikiran kalau pertunjukkannya telah usai, gadis itu melakukan hal yang tak terduga. Thomas sontak menatap ke arah Amaryllis, ketika gadis itu kembali menjentikkan jarinya untuk yang keempat kalinya di luar susunan rencana mereka.

"Woah! Lihat belum selesai!"

Bola kristal es yang melayang di udara mulai mengembang menjadi bunga. Kristal itu kemudia membiaskan lampu sorot yang ada di sekitar arena. Memantulkan warna iridescent ke gaun indah Amaryllis dan memproyeksikan aurora pelangi di atas Zavesys Dome.

Amaryllis melakukan pertunjukkan terakhirnya sama seperti yang Lucia perintahkan. Suara tepuk tangan dan sorakan penonton terdengar bertambah keras. Iringan musik okestra yang sedang dimainkan melengkapi usahanya.

Deretan sponsor dan dewan yang menonton Amaryllis dari tribun khusus membelalak tak percaya. Mereka semua kini memusatkan perhatian mereka hanya kepadanya. Sebagai penutupnya, Amaryllis kemudian membungkukkan badan dengan mengembangkan senyum manisnya.

"Okay! Sekarang benar-benar sudah selesai. Mari kita berikan tepuk tangan yang meriah sekali lagi untuk semua peserta Zavesys hari ini!" ujar Tuan Hendrik disusul dengan berkumpulnya semua peserta ke tengah panggung hexagonal.

Amaryllis bersama dengan para peserta lain mulai berdiri melingkari panggung Zavesys. Ketika semuanya sudah berada di posisinya, lagu kebangsaan Noffram itu pun kembali berkumandang untuk mengakhiri babak hari ini. Semua orang ikut menyenandungkan lagu kebangsaan itu dengan khidmat.

Kemudian di sesi terakhir, konfeti dan kembang api ditembakkan dengan meriah ke angkasa. Sebelum serpihan konfeti yang berjatuhan itu menghalangi pandangannya. Amaryllis dapat melihat jelas tatapan Callana yang berdiri di sebrangnya. Gadis itu menolehkan sedikit kepalanya. Ternyata bukan hanya wanita itu saja, melainkan sebagian besar peserta yang ada di sana juga tengah mengamatinya.

"Hadirin sekalian. Babak Zavesys telah selesai dilaksanakan. Para dewan akan memutuskan dua peserta dengan penampilan terbaik dari 10 penampilan hari ini. Penguman hasil Zavesys akan diberitahukan besok dari Pusat Cascallustre. Hasil yang telah ditetapkan oleh dewan tidak bisa diganggu gugat sesuai dengan peraturan Venturion yang telah dibuat, kecuali ditemukannya hal-hal yang melanggar ketetapan," papar suara dari pengeras suara.

"Selanjutnya, babak kedua Venturion yaitu Acumen akan dilaksanakan besok lusa di Plethora Hall. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih dan sampai bertemu lagi di arena selanjutnya," jelas suara pengumuman dari sistem yang sudah diatur di Venturion.

Zavesys memang sudah diakhiri dengan meriah oleh Amaryllis. Namun, ini merupakan awal baru baginya. Menampilkan mode yang dikombinasikan dengan teknologi memang bisa dikatakan cukup mudah karena mereka memiliki fasilitas yang mumpuni. Namun, hal itu justru menyulitkan para dewan yang hanya boleh memilih 2 orang saja sebagai pemenangnya. Sebuah penentuan untuk aliran sponsor yang akan datang.

Zavesys bukan hanya sebagai ajang pertunjukkan pesona, popularitas, maupun kecantikan bagi para peserta yang menjadi wajah unionnya. Melainkan, menjadi sebuah ajang untuk menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh masing-masing union. Potensi yang nantinya akan menguntungan anggota, para sponsor, dewan, dan tentunya Centrus.

✬✬✬

🎵Krigarè - Spark

Kalau kalian suka boleh kasih bintang, masukin ke perpustakaan biar ngga ketinggalan, dan silahkan tulis komentar untuk kritik dan saran atau sekadar menyapa :D!

Terima kasih dan sampai jumpa!
2021 © Anna Utara

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top