3 | A statement that left him confused.
Stephanie Brown menghujani Tim dengan sekian banyak pertanyaan, membuatnya terpaksa harus menjelaskan sembari mengumpat tentang betapa soalnya dia hari ini. Sedangkan gadis dengan kostum ketat berbalut jubah ungu yang memiliki tudung penutup kepala itu malah tertawa terbahak-bahak mendengar keluhan dirinya.
"Hahaha! Lucu sekali, Tim. Kau dikerjai oleh seorang wanita? Lagipula ini sudah yang keberapa? Konflikmu dengannya makin lama makin tidak jelas saja." Stephanie berkomentar.
"Cih, dia hanya pandai kabur. Setelah ini aku yakin bisa menangkapnya." Tim membalas.
"Iyup, menangkapnya lalu kabur lagi seperti yang sudah-sudah. Hihihi!" Stephanie cekikikan membuat Tim berdecak tidak suka.
Memang benar. Dia yang pada awalnya diselamatkan oleh Vendetta, entah sengaja atau tidak, hingga pada akhirnya Tim menyelami kehidupan wanita itu dan mulai melakukan pencarian yang berujung pada dirinya diselamatkan untuk yang kedua kalinya. Fakta bahwa wanita itu adalah assassin membuat segalanya menjadi semakin rumit sebab itu artinya, Vendetta jugalah target dari keluarga kelelawar.
Seingat Tim juga, Stephanie dan Cassandra Cain, salah satu Batgirl lainnya juga melakukan penyelidikan yang sama. Bahkan Cass sempat memisahkan diri untuk melakukan investigasi terpisah dikarenakan menemukan sesuatu yang janggal tentang si assassin gila itu.
"Oh, ya. Bagaimana hasil penyelidikanmu dengan Cass? Kalian menemukan sesuatu?" Tim bertanya dengan antusias sedang lawan bicaranya malah kebingungan dengan kerutan di kening dan kepala yang dimiringkan.
Satu jari telunjuk Stephanie menempel pada dagu, mengetuk-ngetuk pelan. "Penyelidikan?"
"Penyelidikanmu dengan Cass tentang Vendetta, Steph." Tim memperjelas tetapi kelihatannya Stephanie masih saja tampak kebingungan.
"Tim, aku tidak melakukan penyelidikan apapun tentangnya. Begitu pula Cass." Stephanie tampak serius tetapi Tim malah tertawa renyah.
"Oh, ayolah, Steph. Ini bukan waktunya untuk bercanda," ujar Tim memberikan balasan.
"Kau yang harusnya jangan bercanda. Lagipula untuk apa kita mengejar executioner seperti dirinya. Daripada menangkap dia, lebih baik kita bersembunyi lebih lama. Keberadaan kita hampir diketahui publik."
Tunggu. Tim tidak mengerti dengan topik penjelasan dari Stephanie. Executioner? Assassin lebih cocok disematkan pada Vendetta. Dan apa kata Stephanie Brown tadi? Bersembunyi? Dari siapa? Ah, keluarga kelelawar memang menyembunyikan identitas dari warga sipil tetapi bukankah situasi sebelumnya tidak sampai mendesak mereka untuk diketahui secara publik? Tim tidak mengerti. Jelas dia melewatkan sesuatu yang penting tetapi dia tidak mengetahui ataupun bisa menebak apakah itu.
Tim lantas menyentuh pundak Stephanie, menggoyangkan pundak wanita yang tingginya sepantaran dengannya itu beberapa kali untuk menyadarkan dan membuatnya mengerti. "Ayolah, Steph. Kau sendiri yang pergi bersama Cass dan bahkan kalian membuat misi terpisah juga. Aku perlu tahu laporan apapun itu tentang Vendetta."
"Tim!" Stephanie meninggikan suaranya. Tim terhenyak lalu melepaskan pegangan tangannya pada pundak Stephanie, memandang gadis yang merupakan mantan kekasihnya itu dengan tatapan kebingungan sedang Stephanie kemudian kembali lanjut berkata, "Satu-satunya orang yang terobsesi dan mengejar Vendetta di sini adalah kau. Hanya kau, Tim."
Tim terdiam, masih tidak percaya. Keberadaan Vendetta dan bagaimana keluarga kelelawar memutuskan untuk menangkapnya juga adalah fakta, bagaimana bisa Stephanie melupakan hal itu. Dick Grayson juga bahkan sempat memberikan saran di pertemuan sebelumnya untuk meminta bantuan Young Justice sebab musuh mereka seorang metahuman tidak mungkin tiba-tiba akan abai permasalahan Vendetta. Lalu, Cassandra Cain dan Stephanie Brown yang merupakan duo Batgirl juga tidak akan membiarkan begitu saja setelah aku melaporkan pertarungan bersama Canon–salah satu metahuman yang merupakan musuh bagi Vendetta juga waktu itu.
Oh, Bruce. Batman juga pastinya mengincar Vendetta melebihi siapapun. Dia adalah pembunuh, terlepas cara membunuhnya yang menunggu bayaran dan katanya hanya membunuh orang yang pantas, tetapi fakta bahwa dirinya pembunuh tidak akan lepas dari pandangan Batman sebagai penegak keadilan di Gotham.
"Bruce, aku sudah mengirimkan sinyal permintaan bantuan dan kau juga pasti sudah memantau dari Bat Computer pertarunganku dengan Canon, bukan?" Tim beralih pada lelaki yang saat ini masih duduk di depan super komputer miliknya.
"Tidak, Tim. Kami kehilangan kontak denganmu sejak kau memutuskan mengejar Vendetta seorang diri." Bruce menjawab, suara serak khas lelaki itu masih sama terdengar di telinga.
"Ayolah, guys. Ada apa sebenarnya dengan kalian? Vendetta itu assassin dan–"
"Vendetta itu vigilante hero." Dick memotong ucapan Tim yang belum selesai.
"Apa?" Tim bertanya dengan raut keterkejutan bercampur dengan bingung yang kentara.
"Vendetta itu seorang hero, Tim. Bukan pembunuh bayaran." Stephanie Brown memperjelas.
"Apa?" Tolong, biarkan Tim berpikir untuk sejenak.
"Ada apa sebenarnya dengannya? Apa dia amnesia atau semacamnya?" Stephanie lantas bertanya pada Dick yang pertama kali membawa Tim kembali ke tengah-tengah mereka.
"Ya, aku juga sempat berpikiran hal yang sama." Dick menjawab sembari mengedikkan bahu.
Bruce kemudian bangkit dari duduknya, ia berbalik badan melihat pada ketiga anak-anaknya itu sambil bersandar pantat pada meja Bat Computer. Dia bersedekap dada dan menghela napas panjang lalu berucap, "Normalnya, hero mengejar villain dan bukan sebaliknya."
"Ya, ya. Tim sepertinya perlu diberikan pengobatan serius." Stephanie menanggapi dengan jenaka.
Dick terkekeh lalu ikut menimpali, "Dia sepertinya butuh obat cinta. Otaknya agak gila semenjak berurusan dengan wanita itu, kan?"
Wajah Bruce Wayne sekarang tampak lebih serius. Dia kemudian berjalan hingga berhenti di tengah-tengah ketiga anaknya. Akan tetapi, dia lebih terfokus pada Tim, menyentuh pundak anak angkatnya itu lalu berkata, "Aku tidak peduli dengan kau yang jatuh cinta atau bukan, tetapi yang jelas, jika kau tidak bisa membuatnya berada di pihak kita berarti dia akan menjadi musuh."
Tim tidak tahu harus merespon bagaimana selain hanya diam sementara otaknya sedang bekerja keras dengan segala hal yang terjadi. Sampai kemudian Bruce menambahkan, "Jika dia menjadi musuh, kau tahu apa yang harus keluarga kita lakukan bukan?"
"Apa?" Tim bertanya, masih kebingungan.
"Vendetta harus dibunuh," ucap Bruce tegas.
Napas Tim seakan tercekat di kerongkongan, dia kesulitan untuk sekedar menelan ludah. Bruce mengatakan hal itu dengan tanpa beban seakan membunuh adalah perkara yang mudah. Bahkan ketika Bruce melenggang pergi dan membenahi diri dengan kostum yang tampan berbeda, ikat pinggang dan body harness bergerigi di sekujur badan, lengkap dengan sekian banyak senjata pun rantai-rantai yang dibiarkan terseret di lantai, lalu topeng kelelawar yang tampak asing. Sebuah topeng yang menutup keseluruhan wajah tetapi memiliki ornamen bibir merah yang sedang tersenyum begitu lebar hingga ke pipi, memperlihatkan deretan gigi kuning pada topeng dan membuatnya tampak ... menyeramkan.
Sekarang Tim bisa mengerti satu hal bahwa ... ini bukan dunianya.
.
.
Senin, 21 Oktober 2024, 20:55 WIB.
A/N : Wiw, terakhir kali update bulan Agustus dan sekarang Oktober. Dua bulan lamanya dianggurin, kasian ini lapak.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top