1 | A portal that takes him to a foreign place.

Seingatnya, dia terdampar di pinggiran sungai setelah melawan seorang metahuman bersama assasin yang akhir-akhir ini begitu menarik perhatian keluarga kelelawar. Dia pun mengingat persis detik-detik sebelum tengkuknya dipukul keras hingga membuat kehilangan kesadaran padahal dia baru saja menyelamatkan si gadis dengan memberikan napas buatan. Samar-samar, ia melihat kendaraan ugal-ugalan menjadi transportasi yang menjemput sang assasin untuk pergi entah ke mana, meninggalkan dia yang benar-benar jatuh pingsan di sana.

Dia sadar bahkan sebelum bantuan dari keluarga kelelawar datang ke lokasi dirinya mengirimkan sinyal SOS. Tubuhnya masih lemas, sulit bergerak dengan mata yang masih kabur dan tak dapat melihat dengan jelas. Namun, otaknya memaksa dirinya untuk benar-benar ke alam sadar ketika matanya menangkap pusaran besar tak jauh dari lokasinya jatuh. Sebuah pusaran, bulat berdiri, berwarna hitam bagaikan Black Hole yang dapat menyerap apapun di sekitarnya.

Itu sama. Pusaran yang dirinya kita adalah sebuah portal itu juga menyerap apapun di sekitarnya, rerumputan, air sungai, kerikil, bebatuan, bahkan dirinya pun juga. Timothy Drake, identitas asli di balik jubah hitam berkostum hitam merah dengan logo kelelawar di dada lengkap topeng canggih untuk menyembunyikan wajah. Robin, nama pahlawan yang tersemat padanya begitu identik sebagai sebutan bagi anak yang berperang melawan kejahatan di bawah asuhan Batman.

Timothy, orang yang kerap dipanggil Tim itu segera mencari grapple gun miliknya untuk dijadikan pegangan. Namun, dia tidak bisa menemukannya pada sabuk utilitas yang dikenakan. Dia baru menyadari satu hal bahwa gadget miliknya itu telah dicuri oleh si assasin gila. Lantas, tangannya bergerak-gerak panik mencoba berpegangan pada rerumputan atau bebatuan besar di pinggiran. Sayangnya, semua hal yang dilakukannya berakhir gagal dan membuat dirinya benar-benar tersedot ke dalam portal besar tersebut.

Rasanya seperti berputar-putar dalam kecepatan tinggi. Bagaikan naik roller coaster dan membuat Tim mual begitu dirinya terlempar ke seberang portal. Tubuhnya jatuh membentur tanah, cukup keras sehingga dia mengaduh sekali kemudian buru-buru bangkit untuk kembali ke seberang lewat portal yang semakin lama semakin menipis. Sayang sekali, belum juga dia sempat menyentuh pusaran, portal itu benar-benar sudah menutup, menyisakan dirinya yang basah kuyup dan kotor akibat sampah yang ikut terserap oleh portal.

"Ah, sial sekali," gumamnya. Dia memeriksa peralatannya yang tersisa dan menyadari bahwa semuanya masih berfungsi dengan baik meski ada beberapa gangguan seperti sinyal pada chip yang enggan terhubung pada Oracle di menara jam ataupun pada server di Bat Cave. Dia juga tidak bisa menghubungi rekan-rekannya barang satu orang pun.

Tim mengambil tindakan cepat untuk memeriksa GPS pada perangkat di pergelangan tangannya. Dia bisa memastikan bahwa dirinya masih berada di Gotham, tepatnya di pinggiran selatan berdekatan dengan sebuah kasino besar dan ia berada di tengah-tengah gang antara kasino tersebut dan sebuah toko penjual minuman.

Pertarungannya dengan metahuman sebelumnya meninggalkan dia dalam keadaan tidak baik, ada beberapa luka yang perlu disembuhkan, pun dia lumayan kelelahan. Meski begitu, Tim tidak mungkin hanya duduk diam dengan peralatan kurang memadai sebagai seorang vigilante di tengah gelapnya gang. Lantas, dia melangkah pelan hingga ke mulut gang, matanya mendapati orang-orang yang berlalu lalang mulai berhenti berjalan dan hanya menatap ke arahnya dalam diam.

"Hah." Tim menghela napas kasar. Pasti tidak biasa warga Gotham melihat penampilan seorang Robin yang begitu kotor dan acak-acakan, sangat tidak seperti pahlawan sekali. Begitu pikirnya. Sehingga ia tidak begitu ambil pusing sampai salah satu warga Gotham berteriak seakan ketakutan.

Tim mencoba mendekat ke arah seorang wanita yang membawa anak kecil bersamanya. Si wanita memeluk sang anak dengan wajah yang kini basah oleh air mata. Sontak, tempat itu jadi ramai karena teriakan tadi dan orang-orang mulai berkerumun dengan atensi yang fokus ke satu tempat. Ke arah Tim dan si ibu yang bersimpuh memeluk sang anak.

"Dia! Dia Red Robin! Siapapun cepat hubungi Justice League!" Si wanita berteriak demikian.

Mulut Tim ternganga sedikit. Dia tidak mengerti. Red Robin? Siapa pula itu? Satu kata Robin yang keluar dari mulut si wanita mungkin benar. Tetapi menambahkan Red di depan namanya itu salah. Tim hendak menanggapi tapi mulutnya bungkam oleh teriakan-teriakan orang yang lain.

"Benar! Dia Red Robin!"

"Itu dia Red Robin!"

Begitulah telinganya menangkap suara-suara warga sekitar sembari jari telunjuk orang-orang terarah padanya.

"Tidak. Aku Robin bukan Red Robin!" Tim menyela.

Ada apa dengan warga Gotham? Ada dua Robin yang aktif saat ini. Dirinya dan Damian Wayne. Tetapi meski nama keduanya sama, orang-orang tidak mungkin keliru karena perbedaan tubuh yang mencolok. Tim, seorang remaja berusia 17 tahun saat itu sedangkan Damian masihlah anak-anak berumur sepuluh tahun. Namun, Red Robin?

Otak Tim kembali dipenuhi dengan tanda tanya ketika warga Gotham di sekelilingnya mulai melemparinya dengan segala hal yang bisa dipegang. Dilempari buku, batu, bahkan telur mulai mengenai tubuhnya hingga membuat dia semakin terlihat suram. Seorang lelaki dewasa di antara kerumunan bahkan mulai dengan berani mendekat dan menghantamkan tinju ke wajah Tim. Meski begitu, Tim tidak sampai jatuh dan hanya terdorong ke belakang.

Aksi nekat dari si lelaki itu mengundang lelaki lainnya untuk berbuat hal sama. Mendekati Tim dan memberikan serangan berupa tinjuan dan tendangan. Terkutuklah Vendetta, nama assasin gila yang telah mencuri grapple gun miliknya sehingga ia tidak bisa berayun pergi dari lokasi tersebut.

"Ck, apa-apaan mereka?" Tim bertanya pelan sembari mulai melangkah seribu dari lokasi.

Bukannya dia takut melawan sekelompok lelaki, dirinya memang sudah terbiasa melawan sekelompok penjahat bersenjata yang bahkan lebih mengerikan daripada mereka. Namun, Tim yang seorang vigilante pelindung kota Gotham tidak mungkin melawan warga sipil. Akan tetapi, benarkah dia di Gotham?

Tim memastikan sekali lagi GPS pada lengannya, berdasarkan peta dirinya memang berada di Gotham. Namun, apa yang dialami olehnya terasa seperti dirinya sedang berada di tempat asing, pun dengan orang-orang yang asing. Sebenarnya berada di mana ia sekarang?

.
.

Bagian 1 dipublikasikan pada :
Sabtu, 03 Agustus 2024, 12:14 WIB.

A/N : Timothy Drake and Vendetta. Buat yang gak tau dulu, Vendetta itu OC yang diadaptasi dari karakter punya vmndetta sekaligus cerita ini didedikasikan kepada beliau.

Penulis adalah seorang author yang begitu hobi memberikan cobaan hidup sampai jungkir balik kepada karakter yang disukainya. Dan aku suka juga sama Tim sebab dia adiknya Dick. So, kalau Tim di sini punya banyak ujian hidup, fisik, mental, mengmaaf saja, ya, Tim.

Semoga suka. ✨

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top