Part 3

Gita sedang menunggui Velove yang sedang berlarian kesana kemari bersama teman-temannya di taman sekolahnya. Velove selalu marah jika ditunggui ketika bermain, namun Gita tidak tega meninggalkan Velove sendirian, sedangkan banyak anak-anak yang masih ditunggui ibu-ibunya.

"Ihhh Salsa curang," teriak Vee kepada temannya yang bernama Salsa, menyebut anak itu telah curang saat bermain.

"Salsa nggak curang, Vee tuh yang curang," balas Salsa ikut berteriak

"Salsa curang, Salsa curang," teriak teman-teman yang lain, menepuk tangan mereka seakan kalimat mereka sebuah hiburan.

Salsa menggeram marah, dia mendekati Vee dan menjambak rambut Vee dengan kuat. Vee yang merasa sakit rambut panjangnya ditarik pun membalas dengan menjambak rambut Salsa balik. Mereka terguling bersama di atas rumput hijau yang ada di taman.

Duuuggg,

Kepala Vee terbentur batu membuat teman-temannya sontak saja berteriak.

"Velove!"

Mendengar teriakan itu Gita langsung berlari mencari asal suara. Gita terbelalak saat melihat kepala Vee berlumuran darah. Para orang tua dan guru mendatangi kegaduhan itu. Mereka semua ketakutan , mereka tau siapa Velove. Keturunan dari keluarga Amberley yang sangat kaya raya belum lagi orang orang yang mengelilingi anak itu.

"Tolong antarkan nona muda saya ke rumah sakit," pinta Gita dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Salah satu orang tua murid berkenan mengantar Vee ke rumah sakit dengan terburu-buru.

"Bertahanlah sayang, ada nanny di sini. Bertahanlah," kata Gita memeluk erat Vee dengan tangannya menggenggam kepala Vee yang berdarah berharap darah itu tidak terus bercucuran keluar dari kepala mungil Velove.

Mereka telah sampai di rumah sakit terdekat. Githa berlari memasuki rumah sakit dengan menggendong Velove yang kini tidak sadarkan diri.

"Dokterrr tolong nona sayaa.. dokterrr!!" teriak Gita membuat para perawat berlari menghampirinya dan segera membawa Vee masuk ke dalam ruang UGD.

Gita menunggu dengan cemas, dia mencoba menghubungi tuannya Denis namun tidak ada jawaban.

"Angkat tuann," Gita mondar mandir sambil menempelkan ponselnya di telinga berharap akan ada jawaban atas panggilannya.

Sudah dua puluh kali dia menelpon namun tidak juga ada jawaban juga dari Denis. Apa yang harus Gita lakukan sekarang?

'Nyonya Nadia,' batinnya, lalu dia menekan nomer Nadia.

"Hallo, ini siapa?" Sapa suara di seberang sana.

"Saya Gita nyonya, pengasuh nona Velove," jawab Gita dengan suara terdengar sangat cemas.

"Kenapa Gita ? Apa yang terjadi?" Tanya Nadia dengan suara tidak kaalh cemasnya.

"Nona Velove nyonya.."

"Vee kenapa Gita ? Cepat katakan!" bentak Nadia merasa panik.

"Nona muda masuk rumah sakit, dia terjatuh saat bertengkar dengan temannya," jelas Gita takut jika Nadia akan menyalahkannya.

"Apaaa ??? Baiklah tolong jaga dia aku dan suamiku akan segera kensana,"

Gita bersyukur, keluarga Wijaya sangat menyayangi Velove. Andai Velove berada dalam asuhan mereka, Velove tidak akan kesepian seperti sekarang.

Menunggu selama satu jam setengah , akhirnya pintu UGD terbuka.

"Anda keluarga pasien l?" Tanya Dokter itu

"Saya pengasuhnya dokter, keluarga nona Velove baru dalam perjalanan kemari,"

Dokter itu menangguk,

"Kondisinya sudah stabil, hanya saja masih diberikan suntikan untuk meredakan sakitnya jahitan di kepalanya."

"Bolehkah saya masuk ?" Tanya Gita

"Boleh, setelah pasien ditempatkan di ruang rawat. Oh iya, bisakah anda membawa nona Velove ke psikiater?" jelas dokter perempuan itu membuat Gita menelan salivanya kasar.

.

Brakkk

Pintu terbuka dengan tiba-tiba membuat Gita menoleh. Di sana berdiri Nadia dan Fernand dengan wajah cemas menghampiri Velove yang masih tertidur pulas di ranjang pasien.

"Oh keponakan aunty sayang," Nadia mengecup seluruh wajah mungil itu dengan sayang.

Siapa yang melihatnya tahu bahwa Nadia sangat menyayangi Velove layaknya anaknya sendiri.

"Kemana Denis, apa dia tidak tau putrinya hampir sekarat ?" Tanya Nadia yang tidak melihat lelaki itu menemani Velove.

Nadia menatap Gita,

"Tuan.. tuan," gagap Gita membuat Nadia mengerutkan keningnya penasaran.

"Dimana Denis?" tanya Nadia lagi.

"Dia bersama istrinya nyonya," Jawab Gita menunduk takut.

"Istrii ??" pekik Nadia terkejut, keluarga Indonesia tidak ada yang tahu Denis telah menikah kembali.

"Iya nyonya, tuan Denis tidak pernah pulang ke rumah lagi," jawab Gita membuat mata Nadia terbelalak.

"Bagaimana bisa nanny, coba ceritakan semuanya pada kami," tanya Fernand mencoba tenang, sangat berbeda dengan Nadia.

Gita menghembuskan nafasnya dan mulai menceritakan

"Tuan tidak pernah di rumah sejak pertama kali tuan membawa nona muda ke rumah. Nona hanya bersama nyonya besar di rumah, setelah Nyonya besar sakit-sakitan dan meninggal, saya yang merawat nona hingga saat ini. Tuan tidak mau melihat nona meskipun nona sakit, bahkan saat ulang tahun nona dia tidak pernah datang. Tuan Denis tinggal di apartemen sebelum empat bulan yang lalu dia menikah dan tinggal bersama Nyonya Inara," jelas Gita, Nadia menutup mulutnya tak percaya.

Inikah hidup yang dilalui keponakannya?

Nadia menangis dan memeluk Velove, merasa ada yang memeluknya, Vee terbangun.

"Aunty?" Panggil Vee serak,

Nadia menghapus air matanya dan menatap wajah mungil itu, mencium kening Velove dengan sayang.

"Ya sayang? Dimana yang sakit?" Tanya Nadia, Vee menggeleng dan tersenyum kecil.

"Vee haus ?" tanya Nadia diangguki Vee.

Gita memberi gelas berisi air itu kepada Vee.

"Vee ngantuk aunty " kata Vee, Nadia tersenyum dan mengelus kepala Vee pelan

"Tidurlah sayang, aunty berjanji demi nama mamamu akan membawamu bersama kami," ucap Nadia membuat Fernand tersenyum dengan sikap tegas Nadia.

Setelah memastikan Vee tertidur, Nadia menghampiri Gita.

"Berikan aku alamat Denis " pinta Nadia diangguki Gita.

Nadia bersama Fernand menuju rumah Denis.

" anda mencari siapa ?" Tanya Inara, Nadia mendengus dan melangkah dengan angkuhnya kedalam rumah di ikuti Fernand .

" maaf anda siapa ?" tanya Inara menahan amarah.

Nadia berbalik dan menatap tajam Inara,

" panggilkan aku majikanmu " ujar Nadia membuat Inara kesal

" siapa yang anda maksud ?"

" Denis, siapa lagi. Panggilkan majikanmu "

" saya istrinya " ucap Inara dengan nada suara sedikit meninggi

" ohh jadi kau wanita ular itu, aku tidak berurusan denganmu " acuh Nadia

" siapa yang datang sayang ?" Tanya Denis dengan pakaian santainya, dia terperanjat saat melihat Nadia dan Fernand dirumahnya.

" apa yang membuat kalian kemari ?" Tanya Denis mencoba santai.

" membawa Velove pulang kerumah mamanya " jawab Nadia membuat Denis berjingkat

" apa maksudmu Nad ?" Tanya Denis

" apa kau bodoh Denis, aku akan membawa pulang Velove keRUMAH MAMANYA " Tekan Nadia dikata rumah mamanya.

Denis menyerngit heran, dia tau Nadia sedang emosi.

" tidak, kau tidak boleh membawa anakku bersamamu "

" anakmu kau bilang ? Haha papa seperti apa dirimu Denis ?" Cibir Nadia

" apa kau tau Velove saat ini sedang terbujur dirumah sakit ?" Tanya Nadia membuat Denis terbelalak, bagaimana dia tidak tau kabar itu.

" hahaha papa yang bodoh , tentu saja kau tidak tau. Kau kan sibuk dengan pelacurmu " kata Nadia menatap tajam Inara yang menunduk

Denis mengeluarkan ponselnya dan terdapat 24 panggilan dari Gita dan pesan bahwa Velove berada dirumah sakit.

" dimana putriku dirawat ?" Tanya Denis

" putrimu ? Sungguh lucu. Drama yang menakjubkan " kata Fernand datar, aura dinginnya mulai menyeruak keruangan itu.

" tanpa persetujuanmu atau tidak aku akan membawa Vee pulang bersama kami " kata Nadia sebelum dia menarik tangan Fernand berjalan keluar rumah

" coba saja aku akan melaporkan kalian penculikan anak " ujar Denis membuat Nadia berjalan kearahnya

" silahkan Denis, aku bahkan bisa menjebloskanmu kepenjara dengan tuduan penelantaran anak " desis Nadia

Plakkk , " itu untuk air mata keponakanku "

Plakkkk " itu untuk Pevita yang sudah kecewa dengan sikap bajinganmu"

Inara terperanjat melihat suaminya ditampar Nadia 2 kali, Denis menunduk merutuki kesalahannya, sedangkan Fernand tersenyum puas dengan keberanian Nyonya Pirthfly.

Nadia dan Fernand meninggalkan Denis dan Inara yang masih terbengong bengong,

" jangan tinggalkan papa nak " lirih Denis

Inara memeluk suaminya,

" pergilah , sebelum putri kesayanganmu dibawa keluarga Pevita " kata Inara

Inara tahu, Denis sangat menyayangi Velove, tapi egonya selalu menyalahkan putrinya akan kematian Pevita.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance