10. The Wedding Day.
Reya sedang melakukan video call dengan para geng PSK, dia sudah siap dan tinggal menunggu Meera selesai di dandani. Seluruh keluarga tadi satu persatu sudah berkenalan dengan Meera dan mereka juga meminta maaf atas perlakuan Zyan. Ternyata tidak semua keluarga kaya raya dan terpandang itu sombong, buktinya keluarga Derson dan Ozvick ini terlihat sangat sopan dan ramah.
Akhirnya Meera sudah selesai menggunakan gaun berwarna putih gading dengan make-up yang tipis. Wajah cantik Meera terlihat sangat menawan dan Reya bangga dengan sahabatnya ini.
Reya mengiringi Meera untuk keluar kamar karena ijab qabul akan dilakukan. Dion paman dari Zyan lah yang menjadi wali nikah Meera karena dia tidak memiliki siapapun. Semua mata menatap kehadiran Meera termasuk Melisa yang ada disana. Dia duduk tepat di belakang Zyan yang sedang berhadapan dengan penghulu.
"Meera Zean Anastashya apa kau menerima Zyan Derson Ozvick menjadi suami mu ?" Meera diam dan dengan doa dia menjawab.
"Ya, saya menerimanya." Lalu ijab qabul pun dilakukan. Melisa meneteskan air mata namun segera dia hapus. Zira disebelah Melisa berbisik ditelinga Melisa. "Maafkan kesalahan Zyan dan aku harap kau bisa membuka mata," ucapnya membuat Melisa hanya mengangguk tanpa tahu arti yang sesungguhnya dari ucapan itu.
"SAH...," semua orang mengatakannya serempak setelah Zyan lancar dan dengan satu tarikan napas mengucapkan kalimat yang sangat sakral itu. Meera menutup mata dan ikut melantunkan doa. Zyan diminta mencium Meera tapi yang pria itu lakukan adalah menatap sosok Meera disebelahnya lalu bergerak ingin mencium bibir Meera membuat wanita yang sah menjadi istrinya itu sontak menjauhkan tubuhnya. Beberapa orang tertawa akan hal itu, tapi tidak dengan Melisa. Hatinya panas akan apa yang dia lihat.
Meera yang paham maksud penghulu mengambil lengan Zyan dan mencium tangan Zyan dengan lembut. Acara sakral itu pun berakhir, Meera tidak ingin ada acara foto apapun sehingga dia langsung masuk kedalam kamarnya dengan Reya yang menemani. Tapi tidak Meera duga Melisa datang ke kamar dan meminta Reya meninggalkan mereka berdua.
"Aku harap kau memegang janjimu," Meera yang paham maksud Melisa tersenyum dan mengangguk.
"Aku sangat tahu apa yang aku bicarakan, jadi tenang saja. Aku minta maaf karena sudah membuatmu dalam posisi yang sangat sulit." Melisa hanya mengangguk dan permisi dari hadapan Meera. Darisana Meeera tahu kalau Melisa adalah wanita yang baik, dan Zyan sangat bodoh karena sudah menyakiti wanita itu.
Saat Melisa keluar, Zira dan dua saudara Zyan menemuinya. "Kau tidak ingin tinggal lebih lama disini Meera ?" Meera tersenyum dan meminta maaf atas keputusannya.
Vienza saudara tertua Zyan menatap lekat-lekat wajah Meera dan dia memuji kecantikan dan aura yang Meera miliki. "Kau adalah Ratu yang pas untuk Fortania miliki, bukan begitu Ibunda ?" tanya Vienza dan Zira megangguk setuju.
"Meera kenalkan ini Vienza, dia adalah anak tertua ku dan Alvian."
"Oh dan jangan lupakan karena dia juga seorang Ratu dari Wieldburg," ucap Zia memperkenalkan kakaknya itu.
Meera mengangguk sopan lalu sedikit bercerita dengan tiga wanita itu sampai semua barang-barang Meera sudah siap untuk dia masukkan kedalam koper. Meera benar-benar bergegas untuk kembali, dia tidak ingin melihat Zyan lagi. Pria itu benar-benar membuatnya muak. Dia juga tidak ingin dianggap wanita yang memanfaatkan situasi, sehingga dia mengajak Reya untuk segera kembali ke Jakarta. Bahkan dia memesan tiketnya dan Reya sendiri.
"Ini aku akan berikan hak cucuku di kartu ini." Meera menolaknya namun Zira tidak ingin itu terjadi.
"Aku akan sangat sedih jika kau tidak menggunakannya Meera. Dia juga cucuku dan aku ingin memberikan kasih sayangku." Meera terpaksa mengambil kartu kredit dan debit yang diberikan Zira lalu mereka berpamitan.
Tidak ada satu patah katapun yang Zyan dan Meera ucapkan meski mereka menikah, bahkan Meera tidak melihat wajah Zyan saat dia berpapasan dengannya. Zyan juga hanya mampu melihat rombongan mobil yang membawa Meera pergi dari istana.
"Ku pikir sepertinya Meera lebih menggoda dari Melisa, makanya malam itu kau tidak membuang kesempatan bukan Zyan !" goda Zo salah satu sahabat Zyan yang ada disana menghadiri acara pernikahannya. Zyan hanya mengumpat dan masuk kedalam kamarnya.
Tbc...
Cerita ini hanya nadra up sampai disini saja ya..
kalau kalian mau tau lanjutannya silahkan beli bukunya ke nomor 081290712019 atau beli pdf juga bisa.
Untuk Ebook juga sudah tersedia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top