Chapter 5

Ryujin terus berlari meskipun ia tahu jika di luar sana ada banyak vampir yang akan menghadangnya. Bahkan sampai di depan pintu, para vampir itu seolah seseorang telah mengintruksikan mereka untuk menontonnya berlari. Sungguh, Ryujin merasa terhina hanya dengan hal semacam ini saja.

"Apa ini ulahmu senior? Kenapa? Kenapa kau lakukan ini kepadaku?" gumamnya yang tentu berharap jika Yunseong mendengarnya.

"Karena kau milikku semenjak kau belum terlahir," ucap seseorang yang tak lain adalah Yunseong. Pria ini, kini telah berada di hadapan Ryujin.

"Jadi karena itu, kau berpura-pura baik kepadaku? Iya?" desak Ryujin.

"Sedikit memiliki belas kasihan pada apa yang dimiliki adalah sebuah keharusan. Karena kau berharga, jadi aku akan bersikap baik kepadamu," lanjutnya yang tentu membuat Ryujin tak percaya jika pria yang saat ini berada di hadapannya ini adalah senior yang pernah ia kenal dan sukai.

"Senior, kenapa kau seperti ini? Tolong kembalilah pada dirimu yang dulu," mohon Ryujin yang kali ini menanggalkan semua kepura-puraannya yang nampak berusaha tegar di hadapan semua orang.

Yunseong terlihat tersenyum, sebelum akhirnya ia menarik Ryujin mendekat dengan cepat. Kini jarak di antara keduanya hanya beberapa inci, barulah Ryujin menyadari jika tak ada hembusan napas yang menerpa wajahnya. Dia, senior yang begitu ia sukai bukanlah manusia dan Ryujin harus memaksakan pikiran dan hatinya untuk mempercayai itu.

"Aku dapat merasakan detak jantung dan napasmu, tapi kau tidak akan pernah merasakan milikku. Jadi, kau bisa mempercayainya sekarang bukan?" tanyanya dan Ryujin hanya mampu menunjukkan mata berkaca-kacanya.

"Apa ... Apa semua yang kau lakukan selama ini hanya untuk mengelabuhi ku?" tanya Ryujin dengan sangat berharap jika itu hanya sebuah dugaan omong kosongnya.

"Ya, aku telah menunggumu begitu lama. Kurasa sekarang saatnya kau bersamaku, menjadi milikku selamanya," ucapnya lagi-lagi dengan ekspresi datar yang baru-baru ini Ryujin tahu.

Ryujin menggeleng. "Aku tak akan pernah mau menjadi seperti ayahku! Tidak akan pernah mau!" sentak Ryujin yang kini mendorong tubuh Yunseong dan berlari secepat mungkin. Namun, tentu saja ia kalah cepat. Yunseong bahkan kini berhasil menangkapnya.

"Sebuah perjanjian untuk sebuah ikatan, akan membuatmu tak akan bisa pergi dariku," bisiknya yang hendak menggigit leher Ryujin.

"Tidak! Aku tidak mau!" Ryujin meronta, ia tak ingin melakukan hal semacam ini.

Srett

Blush

Seseorang berhasil menarik Ryujin dari tangan Yunseong. Gadis ini terkejut bukan main saat dirinya sudah berpindah di tangan vampir lain yang ia kenali bernama Jaemin.

"Kau!" Yunseong terlihat marah.

"Ya aku. Dia sekarang tanggung jawabku, jika kau berusaha untuk mengambilnya. Maka kau akan akan berurusan dengan seluruh kaum bangsawan," tekan Jaemin yang tentu membuat Yunseong tertawa.

"Aku tidak takut," balasnya dan kali ini membuat Jaemin tertawa.

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan ini?" Jaemin menarik tubuh Ryujin membuatnya tepat berada di hadapannya.

"Apa yang akan kau lakukan!" Yunseong berteriak.

"Lindungi kami selama perjanjian berlangsung!" seru Jaemin pada semua kawanan yang datang bersamanya.

"Keparat kau!" maki Yunseong yang terlihat berusaha menembus formasi para kawanan vampir terlatih milik Jaemin.

"Dengarkan aku, kau harus menyetujui apa pun yang ku lakukan. Jika tidak, kau akan terjebak dengannya," seru Jaemin dan Ryujin nampak bimbang.

"Setidaknya kau akan terhindar dari tragedi yang sama seperti ayahmu. Kehidupan manusia dan vampir berbeda, kami tidak akan mencampurinya terlalu dalam." Lagi, Jaemin mencoba meyakinkan Ryujin.

"Tidak! Kau tidak boleh mendengarkan ucapannya!" Yunseong berteriak dan Ryujin menjadi sangat tertekan.

Jaemin adalah orang asing dari kawanan bedebah yang baru-baru saja ia ketahui dan Yunseong yang nampaknya cukup familiar dan akrab, ternyata Ryujin tak tahu sama sekali.

Siapa yang layak untuk ia percayai sekarang?

"Cepat ambil keputusan, kami tidak bisa menahannya terlalu lama!" tekannya dan bayang-bayang ekspresi datar ayahnya memenuhi otak Ryujin. Kenyataannya ia begitu membenci ibunya, tapi ia cukup merasa asing ketika bertemu dengan ayahnya. Mengantarkannya pada dugaan-dugaan gila. Hingga membuat dirinya dapat mengambil kesimpulan yang di luar dari keyakinannya sebelumnya.

Ryujin seketika kesal, sangat kesal saat ia menyadari ucapan ibunya adalah sebuah fakta dan ia tidak ingin menjadi manusia busuk seperti ayahnya. Rendahan dan kehilangan kehormatannya karena tunduk pada monster seperti mereka.

"Baiklah, lakukan dengan cepat," ucap Ryujin dengan keputusan yang bahkan tidak bisa ia bayangkan nantinya.

Tangan Jaemin pun meraih wajah Ryujin, sebelum akhirnya kepala Jaemin miring dan taringnya berhasil menyentuh leher Ryujin. "Dengan ini, kau akan menjadi milikku sampai aku sendiri yang memutuskannya," bisik Jaemin dan seketika rasa sakit menyengat Ryujin.

"Akkkk," pekiknya kesakitan dan ia merasakan darahnya mengalir ke atas, sebelum akhirnya ledakan terjadi dan bau harum mawar semerbak.

"Keparat kau!" Yunseong terlihat murka, menyerang semua vampir dengan membabi buta.

Jaemin pun membawa Ryujin bersamanya dan menghilang dengan cepat.

---***---

Mata Ryujin terbuka saat ia merasakan kilau mentari menyilaukan. Terlihat kebingungan saat melihat isi ruangan kamar yang nampak asing baginya.

"Kau sudah bangun?" tanya seseorang yang tak lain adalah sosok ibunya. Ryujin tak ingin menduga jika ibunya ini semalam menjaganya dan ia mulai mengingat apa yang terjadi kemarin.

"Ibu, monster itu menggigitku," adunya dan Seohyun mengangguk.

"Itu bukan hisapan biasa. Kau terikat kontrak dengannya," terang Seohyun yang tak dapat Ryujin mengerti.

"Kontrak bagaimana? Apa ibu juga sama?" Ryujin juga dapat menduga kemungkinan lainnya yang terjadi.

Seohyun mengangguk. "Kita akan berada dalam lindungannya sampai mereka melepaskannya dan tak ada seorang vampir mana pun bisa menyentuh kita," terangnya membuat dahi Ryujin mengkirut.

"Apa lagi selain itu? Aku pernah mendengar tentang budak makanan. Mereka akan menghisap kita sesuka hati mereka bukan?" tanya Ryujin dan Seohyun nampak diam.

Sepertinya wanita ini tak ingin Ryujin terlalu mempermasalahkan hal ini. "Entahlah, tapi kau harus bertahan jika kau tak ingin ayahmu melakukan sesuatu kepadamu," nasehat Seohyun yang seketika membuat Ryujin kesal.

"Kenapa? Kenapa kita harus terjebak di sini karena dia! Aku akan pergi dari semua omong kosong ini!" Ryujin beranjak dari tempat tidur dan Seohyun segera menghalanginya.

"Kau tidak bisa pergi, kau sudah terikat Ryujin. Mengertilah, jika kau pergi dari sini tanpa seizinnya kau akan merasakan rasa lemas di seluruh tubuhmu dan semua itu hanya bisa sembuh jika kalian melakukan kontak fisik. Ibu lega jika vampir itu adalah Jaemin, ia sangat tampan dan memiliki segalanya. Kurasa, ia akan bisa membuatmu nyaman berada disisinya," lanjut Seohyun yang tentu membuat Ryujin semakin kesal.

"Ibu, apa kau gila! Mereka itu monster, bagaimana kau bisa samakan itu dengan manusia? Lagi pula aku masih harus sekolah, kau berbicara seolah kita akan hidup bersama selamanya!" tekan Ryujin dengan kesal.

"Memang kita tidak akan tinggal bersama. Hanya saja kemana pun kau pergi, aku akan selalu tahu dan mendatangimu dengan mudah," sahut seseorang yang nampak berdiri di pintu.

Jaemin dan ayahnya datang. "Tuan, terima hormat kami." Seohyun membungkuk kepada ayah Jaemin serta Jaemin, kemudian ayah tiri Ryujin juga memasuki kamarnya.

"Aku sudah menebak semenjak lama, jika Ryujin akan menjadi takdirmu," ucap ayah Jaemin, menepuk pundak anaknya.

"Tolong jaga putriku," mohon Seohyun yang tentu menyisahkan bentuk protes dari wajah Ryujin.

Jaemin mengangguk dengan santainya membuat Ryujin ingin menendangnya saja.

"Aku tidak menyangka jika kita terikat dalam hal lain tuanku," kata tuan Park yang terlihat sangat bahagia.

Ryujin tertegun melihatnya, ia baru sadar jika terkadang vampir itu bisa dengan mudah memerankan karakter seperti manusia.

Kali ini tatapannya tak sengaja beralih pada Jaemin. Seketika ia merasa kesal dan pria vampir ini tidak berhenti untuk memperhatikannya. "Sepertinya kita perlu banyak berbicara," kata Jaemin dan Ryujin memutar bola matanya.

"Kalau begitu, kami akan meninggalkan kalian," pamit tuan Ma yang kini berjalan keluar di ikuti Seohyun dan tuan Park.

Menyisahkan Ryujin serta Jaemin dengan segala ketegangannya.

"Jadi, bisakah kau melepaskan segel atau apa pun itu!" desak Ryujin yang merasa di lehernya terdapat sesuatu, bukan gigitan yang seperti ia bayangkan.

Jaemin menggeleng. "Tidak perlu karena jika aku tidak cepat, tanda itu akan sama menempel di lehermu dan aku tidak bisa menjamin jika Yunseong tak menjadikanku budak makanannya," katanya membuat Ryujin lagi-lagi merasa kesal saat mengingatnya.

"Lalu, bagaimana denganmu? Aku yakin kau tidak cuma-cuma melakukan ini bukan? Apa maumu!" tekan Ryujin.

Nampak senyum dengan kedinginan itu tergambar di wajah tampan Jaemin. "Hanya karena aku ingin," jawabnya yang membuat Ryujin cukup marah. Apa pria vampir ini mencoba mempermainkannya.

"Kau pikir aku ini apa? Mainanmu? Aku tidak terima, hapus tanda ini sekarang!" teriaknya yang kini berdiri mendekati Jaemin.

"Cepat!" paksanya.

Jaemin tersenyum. "Kenapa kau tidak menerimanya saja? Kau bisa mendapat keuntungan lebih banyak," bisik Jaemin yang tentu membuat Ryujin semakin murka. Ia menarik kerah baju Jaemin dan benar-benar lupa jika pria ini adalah sosok monster menakutkan.

"Cepat lepaskan atau aku akan menghajarmu!" ancam Ryujin yang kali ini membuat Jaemin tertawa. Ini seperti gertakan anak kecil yang lemah baginya.

"Kau yakin ingin melepaskannya?" tanya Jaemin dan Ryujin mengangguk cepat.

"Baik, aku akan melakukannya," ucapnya yang kali ini bibirnya sudah berhasil menyentuh leher Ryujin, membuat gadis itu merasa tersengat.

"Kenapa? Kau merasakan sebuah getaran?" tanya Jaemin sambil tersenyum penuh arti.

Saat bibir Jaemin bergeser di leher Ryujin, seketika gadis ini merasa panas. "Kau ... Apa yang kau kau lakukan kepadaku? Kenapa aku bisa seperti ini?" sentaknya yang terlihat sekali memaksakan diri.

Jaemin tertawa tanpa suara. "Ini hal wajar yang akan terjadi kepada siapa pun yang mengikat kontrak dengan para vampir. Apa pun yang ada dalam dirimu akan mutlak tunduk kepadaku," bisiknya yang membuat Ryujin tergidik dan Jaemin melanjutkan aksinya dengan menciumi leher Ryujin. Membuat gadis ini kelabakan, ingin lepas tapi tubuhnya berkata lain.

Ryujin malah menempelkan tubuhnya pada Jaemin, membuat Jaemin tersenyum. "Sebentar lagi, kau akan tahu bagaimana nikmatnya," gumam Jaemin yang kali ini mulai mengeluarkan taringnya dan menggigit berlahan leher Ryujin.

Herannya gadis ini tak menunjukkan kesakitan, ia seolah menikmatinya seolah itu bagian dari ritual kiss smark yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih.

-Tbc-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top