제 20 회

"Shine on my path, whether I want it or not, the decision has been made.
I will put everything at risk.
I will protect you,
no matter what hardships come.
I can’t see anything else but you."
(INFINITE - Last Romeo)
***





Myungsoo masih terus memacu Hyundai hitamnya. Membelah kehening malam yang terjadi di Kota Seoul. Salju turun semakin tebal. Membuat kaca depan mobil tersebut memburam.

Ia masih terfokus pada layar ponselnya. Mengikuti arah di mana Mobil Woohyun berhenti. Jarak mereka semakin mendekat, dan di sinilah mereka sekarang. Gedung tua yang tak terpakai.

“Naeun-ah, kau yakin ingin ikut ke dalam?” tanya Myungsoo dengan raut khawatir.

Naeun menganggukkan kepalanya yakin. Meskipun perasaan sungguh tidak yakin. “Ne, Oppa. Aku akan ikut bersamamu.”

Myungsoo dan Naeun lalu keluar dari dalam mobil. Itu memang benar lokasinya, karena Audi hitam Woohyun ada di sana. “Woohyun Hyung pasti ada di dalam. Ayo kita masuk.” Myungsoo menggenggam tangan Naeun dengan erat. Menyembunyikan yeoja cantik itu di balik tubuhynya. Mereka berduapun melangkah masuk ke dalam gedung itu dengan hari-hati.

***

Sementara itu, Woohyun tengah bertarung mati-matian melawan Sungyeol. Namja itu terus saja memukul Woohyun tanpa belas kasih. Wajah keduanya sama-sama telah mengeluarkan darah, meski tak ada luka yang membekas.

“Kau! Vampire sialan,” teriak Woohyun keras. Memaki Sungyeol, lawannya.

Chorong masih terus menangis. Ia terus berteriak agar pertarungan itu segera di hentikan. Namun Sunggyu malah semakin tertawa bahagia. menyaksikan kisah yang begitu menarik di depan matanya. Bagaimana besarnya rasa cinta Woohyun pada seorang manusia biasa seperti Chorong. Bahkan ia rela mengantarkan nyawanya sendiri untuk membebaskan yeoja tak berguna itu.

“Hentikan!” teriak Sunggyu.

Sungyeol menghentikan pukulannya pada wajah Woohyun. Namja itu jatuh tersungkur ke tanah dengan darah yang terus keluar dari mulutnya.

Sunggyu berjalan mendekati Chorong. mencengkram rahang yeoja itu dengan kasar, hingga dia memekik kesakitan. “Kau bodoh, Woohyun-ah. Hanya karena yeoja bodoh dan tak berguna ini, kau rela mengantarkan nyawamu sendiri kepadaku,” ujar Sunggyu. Semakin mencengkram wajah Chorong. Membuat ia semakin merasa kesakitan dan berteriak keras.

“Hentikan, Sunggyu-ya. Bunuh saja aku. Jangan lukai dia.” Woohyun berusaha untuk bangkit. Meski tubuhnya terlihat gontai saat ini. Ia benar-benar merasa marah, karena yeoja-nya diperlakukan dengan kasar, namun ia tidak sanggup lagi untuk bertindak. Berdiripun ia kesulitan.

Andwae, Woohyun-ah. Andwae!” teriak Chorong.

Mendengar teriakan Chorong yang begitu keras, membuat Sunggyu menjadi semakin geram. Iapun melayangkan telapak tangannya ke arah pipi kanan Chorong. hingga membuat yeoja itu tersungkur ke tanah. Tamparan yang sangat keras, membuat sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah. Darah yang begitu menggiurkan. Darah yang sungguh di inginkan oleh mereka.

Chorong buru-buru mengelap darahnya. Menyekanya agar tidak terus berdarah dengan ujung kemeja tipisnya. Tubuhnya bergetar hebat. Antara kedinginan dan ketakutan. Woohyun yang melihatnya semakin merasakan emosi yang memuncak.

“Hentikan!”

Myungsoo dan Naeun akhirnya tiba di sana. Keduanya nampak terkejut, begitu melihat Chorong dan Woohyun yang sudah tak berdaya di sana. Merekapun segera berlari menghampiri Woohyun. Membantunya untuk berdiri tegak.

“Rupanya dokter kita dan si anak baru sudah datang,” ujar Sunggyu.

Myungsoo memandang Sunggyu dengan tatapan benci berkali-kali lipat. “Kau! Berengsek!”

Sungjong baru ingin maju untuk menghajar Myungsoo, namun Sunggyu menghentikan pergerakannya. Iapun kembali mundur.

“Aku memiliki hadiah untukmu, Myungsoo-ya,” ujar Sunggyu.

Lalu, Eunji yang sedari tadi bersembunyi, akhirnya menampakkan dirinya. Ia berjalan pelan menghampiri Sunggyu dengan kedua mata yang sembab karena terus menangis. Ia sungguh merasa sangat bersalah.

“Eunji-ssi!” seru Myungsoo tak percaya. Ia sungguh tidak bisa menerima apa yang sebenarnya sudah terjadi dengan akal sehatnya. Bagaimana Eunji bisa ada di sana?

“Myungsoo-ya, ah, atau harus aku panggil Minho? Choi Minho,” kalimat yang baru saja Sunggyu lontarkan membuat Eunji yang saat ini berada di sisinya menegang. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud Sunggyu dengan menyebut nama Minho. “Haruskah aku menceritakan yang sebenarnya pada dia, Minho-ya?” sambungnya.

Myungsoo menatap manik merah itu geram. “Vampire sialan! Tutup mulut busukmu itu!” teriak Myungsoo geram.

“Eunji-ya. Vampire yang selama ini ada di dekatmu itu adalah Choi Minho. Kekasihmu!” Sunggyu akhirnya menceritakan hal tersebut pada Eunji, sambil tersenyum licik.

Maldoandwae!” gumam Eunji, lalu kembali mengalihkan pandangannya dari wajah Sunggyu ke wajah Myungsoo yang sudah terlihat murka itu.

“Kalau kau tidak percaya, tanya saja padanya.”

Eunji terus memandang Myungsoo lirih. “Kau, Choi Minho?” tanyanya.

Myungsoo menggenggam tangan Naeun erat. Ia sudah berjanji pada Naeun, untuk tidak lagi berhunbungan dengan yeoja itu, namun sepertinya, ia harus mengungkapkan identitasnya. Karena dengan begitu, ia akan merasa lega. “Geurae. Naya, Eunji-ya.”

Keundae, wae? Wae, Minho-ya? Kenapa kau melakukan itu?” Eunji mulai menangis. Perasaannya sungguh terasa begitu sakit. Semua yang ada di sana hanya bisa bungkam. Menyaksikan bagaimana drama antara Eunji dan Myungsoo tengah berlangsung.

“Kau tau, Myungsoo-ya. Eunji adalah milikku sekarang. Dia berada di pihakku. Bahkan dia yang membantuku untuk menjebak Chorong agar datang ke tempat ini.” Sunggyu mengganggu jalannya adegan tersebut. Ucapannya membuat Myungsoo semakin tidak bisa mempercayai kenyataan yang telah terjadi.

Mwo?

Sunggyu tersenyum. Ia berhasil menghancurkan hubungan kepercayaan yang ada di antara Myungsoo dan Eunji. Ia menang di babak ini. “Kau, jangan pernah lagi mengganggu apa yang sudah menjadi milikku.”

“Pengkhianat! Kau bahkan rela mengorbankan sahabatmu sendiri demi monster itu? luar biasa!” Myungsoo kembali menaikkan nada suaranya. Memaki ke arah Eunji. Ia sungguh tidak menyangka, Eunji akan berbuat seperti itu.

“Lalu apa kabar denganmu? Selama ini kau membohongiku dan Eomoni. Kau tau, seberapa besar kami kehilangan dirimu. Seberapa besar kami merindukanmu? Kau malah hidup bahagia dengan dunia barumu, dan yeoja itu.” Eunji menunjuk ke arah Naeun dengan dagunya. Memandang yeoja itu dengan tatapan benci karena sudah merebut Minho-nya.

“Jangan pernah sangkut pautkan Naeun. Kau, yeoja tidak tau diri! Pengkhianat!”

Myungsoo lalu mulai menyerang ke arah Sunggyu. Ia benar-benar emosi saat ini. Sementara Eunji segera berlari meninggalkan dari tempat tersebut, tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Eunji sungguh sangat terpaksa melakukan itu, karena Sunggyu mengancam nyawa Choi Ahjumma. Dia tidak bisa membiarkan Sunggyu mengganggunya lagi. Sekalipun akhirnya, Minho membenci dirinya.

Myungsoo melayangkan pukulannya dengan keras, namun tangannya berhasil di halau oleh Sungjong. Terjadilah perkelahian besar di antara keduanya.

Myungsoo dan Sungjong sama-sama saling memukul dan menendang. Membuat keduanya terjatuh dan terluka. Sungyeolpun tidak mau kalah. Ia kembali menyerang Woohyun yang saat itu tengah berdiri di samping Naeun. Ke empat namja itu terus saling menyerang.

Suara gaduhpun terdengar memecah keheningan malam. Suara erangan dari mereka yang terluka. Suara tangisan dari Chorong dan Naeun yang hanya bisa diam, saat melihat kekasih mereka tengah bertarung mati-matian. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

Naeun memberanikan dirinya untuk menyerang Sungjong dengan kekuatan dan keberanian yang ia miliki. Menendang namja itu hingga tersungkur ke tanah. Menghampiri Myungsoo yang saat itu sudah tak lagi mampu untuk berdiri.

Sungjong yang merasa kesal, menjadi semakin marah. Ia menarik rambut panjang Naeun kebelakang, hingga kepalanya menengadah ke atas. Naeun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena setiap kali ia berontak, rasa sakit di kepalanya semakin terasa, Sungjongpun akhirnya menyuntikkan cairan mematikan tersebut pada Naeun. “Arghh…” teriak Naeun keras. Menahan sakit pada lehernya, begitu jarum tajam itu menembus masuk ke dalam kulitnya.

Cairan tersebut langsung bereaksi pada tubuh Naeun. Membuat kulit yeoja itu mulai berubah memucah. Urat-urat kehitaman mulai mencuat. Taring tajamnya ikut mencuat, seiring dengan memanjangnya kuku-kuku tangan Naeun. Lalu yeoja itu ambruk di samping Myungsoo yang hanya bisa pasrah melihat yeoja yang sangat ia cintai harus berakhir seperti itu.

"Naeun-ah!" teriak Myungsoo keras.

Kini giliran Myungsoo, Sungjong berjalan ke arahnya. Menariknya hingga tersungkur ke tanah, menginjakkan kakinya pada wajah tampan Myungsoo yang sudah berlumuran darah. Menyuntikkan cairan yang sama pada namja itu. Dan hal yang samapun bereaksi pada Myungsoo. Keduanya sudah jatuh tak sadarkan diri.

Chorong terus menangis keras. Ketika melihat apa yang sudah terjadi pada Naeun dan Myungsoo. “Andwae!” teriaknya.

Howon dan Dongwoo kembali menyeret Chorong. Memegangi kedua tangannya agar tidak bisa berontak.

“Haruskah aku mengakhiri permainan ini sekarang?” tanya Sunggyu.

Chorong menggeleng, begitu melihat Sungyeol mengeluarkan suntikan berisikan cairan yang sama. Ia berjalan ke arah Woohyun yang saat itu sudah memandang ke arahnya geram.

“Bajingan tengik!” teriak Woohyun, lalu kembali menyerang ke arah Sungyeol. Menyerang dengan membabi buta. Meski itu hanya sia-sia, karena Sungyeol lebih cepat dari pada dirinya.

Sungyeol berhasil menumbangkan Woohyun dengan tendangannya yang mengarah tepat pada perutnya. Membuat ia limbung dan jatuh tersungkur ke tanah.

Ia lalu menarik rambut Woohyun agar segera bangkit dan berlutut di depannya.

Andwae! Hentikan!” teriak Chorong. Memenuhi kesunyian malam yang saat itu hanya terdengar rintihan kesakitan dari Woohyun yang sudah tidak lagi dapat berkutik.

“Chorong-ah, mianhae. Neol saranghae,” ujar Woohyun pelan. Sangat pelan, namun Chorong mampu mendengar kalimat itu.

Sunggyu bisa tersenyum bahagia saat melihat pertunjukkan itu. Ini bagaikan sebuah drama tragedy yang benar-benar membuat harinya indah. Ia sangat menyukai hal tersebut.

Chorong kembali menangis. “Woohyun-ah, bertahanlah. Jangan tinggalkan aku, Jebal.”

“Sunggyu-ya, jebal. Lepaskan Chorong. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita,” seru Woohyun berdalih.

Sunggyu hanya bisa tertawa meremehkan. “Kau tenang saja, Woohyun-ah. Aku tidak akan melibatkan manusia dalam masalah kita,” ujarnya tenang, sambil menampilkan smirk mengerikan dari bibirnya yang sedikit menghitam. “Sungyeol-ah, habisi saja namja itu sekarang. Aku lelah menyaksikan drama ini,” titah Sunggyu pada Sungyeol.

Sungyeol hanya bisa tersenyum, lalu kembali mengeluarkan sebuah suntikan yang langsung ia tancapkan di leher bagian belakang Woohyun. Membuat namja tampan itu berteriak kesakitan. Ia jatuh ke atas tanah. Berlutut sambil menahan sakit seperti terbakar di tiap-tiap sel dalam tubuhnya. “Arghhh.. ” teriaknya kesakitan.

Dua buah taring mencuat dari deretan gigi bagian atas, urat-urat kehitamanpun ikut mencuat dari tiap-tiap kulit putih pucat yang saat ini mulai berubah seperti luka bakar. Hingga akhirnya, namja itu terjatuh tak sadarkan diri.

“Howon-ah, Dongwoo-ya. Lepaskan yeoja itu. Kita tidak memiliki urusan lagi dengannya. Sungjong-ah, biarkan dua makhluk itu bebas. Ayo kita pergi,” titah Sunggyu.

Howon dan Dongwo segera melepaskan Chorong. Membiarkan yeoja cantik itu berlari ke arah Woohyun yang saat itu tengah terbaring tak sadarkan diri. Yeoja itu menangis semakin keras. Menahan rasa sakit di dalam hatinya ketika melihat namja yang sangat ia cintai harus berakhir seperti ini. “Andwae, Woohyun-ah. Ireona, jebal. Jebal!” teriak Chorong sambil terus mengguncang-guncangkan tubuh Woohyun, agar namja itu segera bangun.

“Kalau ini yang kau sebut akhir yang bahagia, aku tidak akan pernah memaafkanmu, Woohyun-ah.”

Chorong memandang miris sekitarnya. Menyaksikan gerombolan vampire itu yang berjalan semakin menjauh darinya. Meninggalkannya dalam kesunyian. Bersama dengan orang-orang yang sudah ia anggap keluarga. Namun mereka tak jua tersadar. Chorong menangis. Tangisan yang semakin keras. Ia bingung harus berbuat apa.

Namun tiba-tiba ia teringat satu hal.

Darahnya.

“Semoga ini bisa menyelamatkanmu, Woohyun-ah.” Chorong menggoreskan telapak tangan yang dulu pernah ia lukai sendiri menggunakan pengait ikat pinggang milik Woohyun. Darah segar kembali berceceran. Chorong menahan rasa perih yang begitu membuat kepalanya sakit. Mengarahkan lukanya tepat di atas mulut Woohyun. Membiarkan tetesan demi tetesan darahnya mengalir ke dalam mulut namja yang tengah sekarat itu.

Lama Chorong menunggu, namun tidak ada reaksi yang ia inginkan. Hingga tiba-tiba, kedua netra yang memerah itu kini terbuka. “Woohyun-ah!” seru Chorong.

Woohyun terdiam, karena ia masih merasakan sakit pada tubuhnya, namun darah Chorong nyatanya mampu menyelamatkan dirinya.

“Woohyun-ah. Cepat minum darahku!” teriak Chorong yang terdengar tidak begitu keras, karena ia mulai tak bisa menjaga kesadarannya. Rasa sakit di kepalanya semakn terasa, karena ia kehilangan begitu banyak darah.

Woohyun menggeleng. “Shiro, Chorong-ah. Aku tidak mau melukaimu.”

“Cepat! Cepat! Balaskan dendammu itu pada mereka. Aku baik-baik saja.”

Woohyun mulai ragu pada dirinya sendiri. Ia ingin menolak, namun aroma darah itu semakin membuatnya hilang kendali. Iapun akhirnya menancapkan taringnya pada lengan Chorong. Menyesap darah yang selama ini selalu mengganggu pikirannya. Darah yang selama ini ia inginkan.

Chorong mengerang kesakitan, namun Woohyun masih belum mau menghentikan aksinya. Ia benar-benar tidak bisa mengkontrol nalurinya saat ini. Hingga ia merasakan ada sesuatu yang lain terjadi pada kerja tubuhnya. Rasanya ada yang memompa adrenalinnya ke tingkat yang lebih tinggi.

Iapun segera bangkit. Meninggalkan Chorong yang tengah mengelijang di atas tanah sendirian. Mengejar para vampire yang sudah memaksanya melukai yeoja yang sangat ia cintai tersebut.

“Kali ini, kau yang harus mati di tanganku!” teriak Woohyun.

***

TBC

Uhuhuhhh...
Gimana chap ini?
Semoga sesuai ekspektasi kalian yak...

Udah chap akhir.
Tinggal nunggu epilogue.
Sedih aku tuhhh.

But it's okay.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yeoreobun...

Salam,
Aurelia
15 April 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top