Part 1.

PART 3 READERS MUNCUL :V
Dan saia gatau Subaru itu merk mobil atau merk motor :v jadi..
..
Enjoy~

Vampire- Chapter 1.
By : @RhasyaRamadani.

----

Kanata terbaring lemah disebuah kasur dengan alas putih polos, tentunya dengan selimut yang membaluti tubuhnya, gadis itu masih menutup matanya, belum sadar dari pingsannya, lukanya juga sudah mulai sembuh dengan sendirinya.

6 orang dengan gender laki laki mengelilingi gadis itu, menatap gadis itu dengan tatapan heran, menyelidik, dan terkejut, terutama seorang laki laki bernama Subaru.

Ia merasa pernah melihat gadis itu disuatu tempat, tapi... Dimana? Kapan? Siapa gadis ini?

"Merk mobil, kok mirip elu sih?" Ayato bertanya sambil menatap Subaru tajam dan menyelidik, merasa curiga kalau sebenarnya gadis itu Subaru ver cewe.

Subaru menatap Ayato sinis, merasa tersinggung saat sang abang memanggilnya merk mobil, ayolah!! Jangan salahkan dia kalau namanya mirip merk mobil!! Salahkan emak dan bapaknya yang memberikan nama aneh.

"Siapa yang kau panggil merk mobil hah?!" Mengingat emosi Subaru yang mudah meledak, ya langsung emosi jiwa dong dia, di ejekin mulu gara gara namanya.

"Jangan bertengkar disini, Ayato, subaru." Saudaranya yang bernama Reiji langsung melerai, sambil menaikkan kacamata yang tadinya jatuh melorot ke bawah.

"Dasar kembaran dan adik tak berguna." hina Kanato sambil meledek mereka, ia memeluk teddynya sambil mengangkat dagunya tinggi, memasang gaya angkuh.

"DIEM AJA YA!! MANIAK BONEKA!! DASAR BENCONG!!" Ayato dan Subaru langsung kompak membalas dengan kesal.

Tentu saja Kanato langsung emosi jiwa di ejekin bencong, kalo maniak boneka sih iya, tapikan dia cuma suka teddy!! Memang ya, butuh dihajar saudara tak tau dirinya ini.

"Kubilang berhenti bertengkar." suara memerintah milik Reiji membuat saudara saudara lainnya kicep dan berhenti bertengkar, serem tau ga emak reiji?!

Shuu malah tiduran seenaknya sambil memeluk Kanata, tanpa menyadari kalau sebenarnya ia tak mengenal gadis dengan surai silver itu, bodoamad.

"Shuu, jangan malah asik tidur disitu." Reiji kemudian mengomeli abang pemalasnya itu, membuat Shuu mendengus kesal saat tubuhnya ditarik menjauh dari Kanata.

"Ck, mengganggu saja." gumamnya kesal, akhirnya memilih tidur dilantai, terlalu malas untuk beranjak.

Laito cuma menggelengkan kepalanya prihatin, karna saudara saudaranya yang sungguh absurd dan tingkahnya aneh aneh. Kaya dia engga aja, sok sok-an kasian sama Reiji karna kewalahan, tapi ganyadar kalau tingkahnya juga bikin Reiji pengen membakarnya bersamaan dengan majalah hentainya itu.

Mereka akhirnya memilih diam dan menatap Kanata penuh arti, minus Shuu yang sibuk tidur dilantai karna terlalu males gerak.

Hingga akhirnya sang gadis yang dari tadi diperhatikan terbangun dari pingsannya, tapi perlu dipertanyakan Kanata pingsan atau tidur, dia malah nguap sambil pasang gaya orang bangun tidur, sungguh mengherankan.

"Hoam... Jam berapa sih?" Kanata menggumam lalu melihat ke arah meja, menatap jam yang berada di sana, lalu mendengus saat melihat jam yang menunjukkan 13:27, mengerutkan keningnya.

"Yodahlah, tidur egen deh." Kanata dengan santai dan tak berdosanya langsung membaringkan tubuhnya ke kasur, kemudian menarik selimut dan memejamkan matanya.

Meninggalkan Sakamaki bersaudara yang terngaga kaget melihat tingkah santai gadis itu, seakan akan ia berada di kamar sendiri, tidur lagi tanpa memperdulikan mereka, atau lebih teoatnya, ga menyadari keberadaan mereka sama sekali.

Tingkah anak ini 11-12 dengan Shuu yang lagi asik molor ganteng di lantai, eh? Sejak kapan pemuda pirang itu pindah ke atas kasur Kanata sambil memeluknya.

Mereka makin ternganga, cocok sih, sama sama tukang tidur dan ga peka dengan keadaan.

KENAPA JUGA DUA ORANG INI MALAH ASIK TIDUR?!

"Bangun kalian pemalas!!" Bentak Ayato sambil menendang nendang kasur itu kesal dan penuh dendam.

Dibantu dengan Subaru yang mudah terpancing emosinya, pake dendam lagi dia, sama kaya Ayato yang punya dendam dengan Shuu.

"Ish... Berisik banget sih!!" Kanata mendengus, membuka matanya menampilkan iris merah nya yang menatap Subaru dan Ayato tajam dengan muka kusut.

"Ehh.. Wait deh, wait." Iris merah itu terbuka sepenuhnya, sangat lebar, melotot pada Subaru dan Ayato.

Lalu melirik ke sekitar, menatap Kanato, Laito, dan Reiji kaget, refleks menendang Shuu dengan tidak sengaja, membuat sang korban terhempas kebawah dengan elitnya, Shuu meringis saat kepalanya membentur lantai.

Kanata menatap horror pada Sakamaki bersaudara yang sibuk menertawakan Shuu, Kanata lalu meloncat dari tempat tidur, hampir kehilangan keseimbangan membuatnya mendarat ke atas tubuh Shuu dengan elegan, lalu meloncat lagi dari tubuh Shuu.

"ARGH!! SAKID COEG!!" Shuu berujar kesal dan marah, sakid tau badan nya, makanya ngegas ngomongnya, pake emosi mendalam.

"BWAHAHAHA!!" Ayato dan Kanato ngakak dengan tydack elit sambil berguling di lantai, diikuti Laito yang tidak bisa menahan tawanya lagi.

Subaru ngakak sambil memukul mukul dinding, membuat saia kasian dengan dinding yang retak itu, karna pukulan Subaru ga main main!!

Reiji malah menutup mulutnya dengan buku, menahan tawanya, malah bukunya kebalik lagi, intinya ga ngakak ga jelas kaya saudara lainnya.

"Pfft-... Ahaha...." tapi cukup membuat Shuu kesal dan sebal karna ditertawakan oleh saudara-saudara jahanamnya.

Ia melirik sinis pada Kanata yang memasang wajah bego dan cengo, makin kesal dia liatnya tau!!

"Ohh... Maap yak, refleks, aku hanya mempertahankan diri, salah sendiri meluk meluk aku." Kanata langsung memasang wajah kalemnya sambil membenarkan gaun hitam kelam yang dipakainya.

KENAPA SHUU MAKIN SEBEL YA DENGERNYA?!

Shuu lalu berdiri setelah sekian lama berbaring di lantai karna terlalu malas berdiri dari tempatnya terbaring, maklum, mager -an.

Mereka mulai berhenti ngakak, memasang wajah sok kalem masing masing, mengubah suasana menjadi serius, mulai menanyakan banyak hal pada gadis ini.

"Namamu siapa? Nama lengkapmu." Reiji bertanya pertama kali, menanyakan pada Kanata yang mulai duduk dengan kalemnya di tempat tidur.

"Sakamaki Kanata." Kanata berujar kalem, mengabaikan rasa terkejut dari Sakamaki bersaudara, bertanya tanya, apakah Kanata saudara mereka?

"Sakamaki? Kau salah satu saudara kami?" Subaru terkejut mendengarnya, mungkin saja kan? Mengingat ayahnya itu suka poligami.

"Jika kalian salah satu anak dari ayahku yang suka poligami itu, maka jawabannya, ya." Kanata tidak heran lagi, mengingat banyaknya istri ayahnya.

"Ibumu?" Reiji bertanya lagi, membuat Kanata terdiam, lalu menunduk dan berusaha untuk tak menangis, mengingat ibunya yang terbunuh.

Mereka saling berpandangan, bertelepati sebelum akhirnya menganggum bersamaan.

"Kami tidak akan menanyakan hal itu lagi, kau boleh memberitahukannya setelah kau benar benar siap." Reiji dengan bijaknya berkata, mengerti keadaan Kanata.

'Masih curiga gue anjir, jan jangan mereka yang bunuh ibu?terus salah satu dari mereka pernah nyolong ind*mie gw yang dikulkas dulu?' batin Kanata absurd.

Kemudian mengangkat wajahnya, menatap terkejut pada Subaru, bibirnya bergetar, bersamaan dengan badannya, air mata keluar dari iris merah itu.

"N-nii-sama?" Suaranya melemah, sejak kapan ia selemah ini? Tapi begitu bahagia rasanya bertemu dengan orang yang sama berharganya dengan sang ibu.

"Huh?"

Vampire- Chapter 1. [end]

Special part.

Sosok gadis dengan surai silver sepunggung berjalan riang menuju dapur, sangat menatikan untuk membuat makanan fav nya.

Ia membuka pintu kulkas dengan riang, menatap berbinar, lalu mencari makanan favnya.

Tubuhnya bergetar.

"T-tidak mungkin...IND*MIE KUUU!!! SIAPA YANG AMBIL???" gadis kecil itu merengek histeris.

Sedangkan pencurinya mengerutkan kening heran, lalu menggedik cuek.

Enak nih, Ind*mienya.
-Ayato.

Salam ind*mie!! Kanata&Ayato

Tbc~


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top