[Valentine] Fluffy Things
.
"Kenma! Ayo main game bersama!"
Valentine udah didepan muka, dan hadiah yang akan kuberikan pada lelaki ber-status pacarku ialah game. Pacar yang baik bukan?
"... Baiklah"
Ada jeda untuk beralih dari konsol game-nya lalu melihatku sebelum ia berbicara. Ia adalah seorang pecinta game apapun, jadi game ialah hadiah terbaik untuknya yang bisa kutawarkan.
"Game apa yang kita akan mainkan? Mystery Hunter*?"
Dengan semangat, aku mengambil PSP-ku dan melihatnya penuh harap. Dengan beberapa kedipan, ia menurunkan PSP-ku dan merubah status PSP miliknya dari active menjadi mode sleep.
"Kita akan main game lainnya"
Suaranya yang kecil dan lembut bagai bantalku itu sukses membuatku kebingungan. Game apa yang tidak melibatkan PSP?
Menyadari kebingunganku, ia pun mengambil suatu bungkusan dari dalam tasnya dan menjawab...
"Pocky game"
Jawaban yang keluar dari mulutnya telah membuatku terdiam bagaikan sehabis ditatap oleh makhluk mitologi yang dulunya cantik namun dikutuk hingga berambut ular. Dengan mulut yang juga seperti barusan menguap.
Selama aku terdiam dan menganga, ia menggigit ujung satu batang pocky dan mengarahkan ujung lain yang berlapis coklat ke mulutku.
Dengan otomatis, mulutku terkatup dan menggigit pocky itu.
Wajahku yang rasanya telah dipenuhi oleh darah yang mengungsi ke pipi tampak tak jauh berbeda dengan milik Kenma.
Menyadari begitu dekatnya wajah Kenma dari wajahku, aku hampir lupa bagaimana caranya menghirup udara dan mengeluarkannya.
Nafasku serasa tercekat, menyadari wajah Kenma yang merah dan pandangan matanya yang awalnya hanya melirik dan mencuri-curi pandang itu kemudian menatap milikku dengan lurus, tak memotong pandangan dariku.
Secara perlahan, Kenma mulai menggigit sedikit demi sedikit Pocky yang kami sedang makan berdua ini.
Tak ingin Kenma memakan habis pocky rasa kesukaanku, akupun turut ikut menggigit perlahan.
Aku bisa melihat jelas rambut pudding pacarku, kelihatan begitu lembut dan harumnya menggelitik hidungku. Bau apple pie.
Untuk sementara, hanya suara kunyahan pocky dan hembusan nafas yang dapat kudengar di kamar Kenma.
Wajah kami kini tinggal seinchi, dan pocky yang ada kian menipis.
Sekarang, aku bisa melihat betapa lentiknya bulu mata Kenma, betapa indah matanya yang tajam bagai kucing.
Mata yang selalu mengawasi orang lain,
Mata yang ia pakai untuk memberikan toss pada teman setimnya,
Dan mata yang selalu melihatku bagaikan aku ialah satu-satunya seorang putri di dunianya.
Suara gigitan kembali terdengar. Wajah Kenma telah ia miringkan ke samping kanan, dan aku sebaliknya.
Pocky yang ada tak lebih dari panjang ruas jariku.
Satu gigitan lagi,...
Kami pun berciuman.
Ciuman itu manis, karena rasa bibir Kenma begitu lembut dan terlebih karena ada coklat yang melumuri stik yang kami makan itu ditengah ciuman kami.
Saat membuka mataku yang tertutup karena menikmati sensasi ciuman pertama tadi, aku menemukan Kenma yang menjilat sudut bibirku.
Wajahnya tak perlu kujelaskan lagi, karena aku yakin tak dapat lebih merah lagi dariku.
"Manis."
Hanya itu kata yang terlontar dari mulutnya, itupun hanya terdengar seperti bisikan. Namun dengan jarak yang tak lebih dari setengah meter ini aku mendengarnya jelas.
"[Name], kau kalah."
Masih memegang mulutnya sambil tersipu, ia tersenyum tipis.
"Eh? aku kalah?"
Dilanda kebingungan dan sedikit lupa ingatan karena kejadian yang begitu tidak terlupakan tadi, aku memiringkan kepalaku sedikit ke kiri.
"Kau yang pertama berhenti menggigit pocky, artinya kau kalah."
Jelasnya pelan sambil menatap lantai kamarnya yang putih.
"Um.. Baiklah. Aku akan menuruti apapun keinginanmu hari ini. Apa yang kau inginkan?"
Tanpa banyak basa basi, Kenma mengambil PSP kami berdua dan mengajakku ikut serta untuk duduk diatas ranjangnya.
Masih tidak tahu apa yang Kenma ingin lakukan, tiba-tiba aku dikagetkan dengan Kenma yang memelukku dari belakang, dan dagunya bersandar pada bahu kananku.
Saat ingin bertanya, Kenma telah terlebih dahulu menjawab sambil memberi PSP-ku.
"Aku ingin kita main game seperti ini"
Suaranya yang kini lebih jelas dan nafasnya yang berhembus ke leher dan telingaku membuatku memerah dan mengangguk kecil.
'Kenma begitu imut'
Namun tiba-tiba ia terdiam dan terlihat seperti mengingat sesuatu.
"Ah dan [Name], aku harus menghabiskan Pocky itu. Aku harap kita bisa melakukan hal seperti tadi lagi."
Oh Astaga, apa ini berkah atau kutukan, aku tidak bisa menebaknya lagi.
Setelah sedetik aku mencapnya malaikat, ia mencabut lingkaran bersinar dan harpanya dan berubah jadi setan cilik.
Hari itu ialah hari Valentine yang begitu berharga bagi kami berdua.
[A/N]: wah, 600+ words untuk para malaikat bersayap kelelawar ini.
Ehem, pertama *Mystery Hunter itu memang plesetan dari MonHun yang kalian tahu, tapi diplesetkan dari Haikyuu. Jadi bukan saya yang memplesetkan, tapi dari pihak Haikyuu sendiri (for detail, see Haikyuu OVA 1)
Kedua,...
Pertanyaan
'CERITA SAYA KOK SEMAKIN GAJE SIH?'
Tidak akan dijawab. Soalnya Author anomali ini juga mau tahu kenapa fluff itu berakhir pendek dan angst berakhir panjang.
#sepertikutukandidunianyatabagiku.
*hiks*
Okay, so.. Happy Valentine everyone! Sini kukasih coklat *tebargambarcoklat*
Enak aja mau dapat coklat asli. Saya saja sebagai author nggak dapat satupun *cry*
Oke, sekian.
Saya sebagai author kabur dulu
Bye~
Meow~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top