[Illusion] Desperate Love
.
"Maafkan aku, [Name], aku tidak bisa menerima perasaanmu"
Tembok hatiku roboh seketika. Delusi utopia yang melibatkan dirinya terpecah dan dalam pikiranku tak lebih dari sebuah ruangan kosong yang dipenuhi oleh gaungan kata-katanya.
'Maaf [Name]'
Oh, Kenma kau tak harus meminta maaf. Segala yang kau perbuat pasti akan kumaafkan...
'Aku'
Ada apa denganmu? Apa kau sakit? Apakah kau lelah bermain voli? Apakah mungkin kau juga menyukai diriku?
'Tidak bisa'
Huh? Tidak bisa apa, Kenma? Tidak bisa bermain voli? Tidak bisa menjauhi PSP? Tidak bisa hidup tanpaku?
'Aku tidak bisa'
Sungguh, apakah yang kau ingin katakan sedaritadi? Jika kau tak mengatakannya dengan jelas aku tak akan tahu, Kenma!
'Menerima'
Menerima? Menerima toss? Menerima orang lain disisimu?
Menerima sesuatu? Apakah apple pie dengan crust coklat yang kuberi tidak enak? Jika begitu aku minta maaf.
'Menerima perasaanmu'
...
Apakah perasaanku itu begitu tidak berharganya?
Sampai-sampai kau menolakku dengan sebegitu mudahnya? Tampangmu memang menampakkan penyesalan, tapi apakah memang hanya itu?
Kalau begitu kenapa aku melihat rasa kasihan di kedua mata emasmu itu?
Apakah ada orang lain dihatimu?
Aku tidak yakin jika ada perempuan lain yang dapat singgah di hatimu. Mungkin karakter yang berdada lebar tapi datar di layar PSP-mu itu satu kemungkinan, tapi itu juga tidak mungkin.
Kemungkinan lain ialah kau seorang yang menyukai sesama lelaki. Tetapi jika begitu, Kuroo atau Shouyou lah yang menjadi targetmu. Aku tak dapat mengalahkan mereka.
Apa cintaku tidak cukup?
Sudah selama 10 tahun aku menjadi teman sekaligus sahabatmu. Aku bahkan sudah mengenalmu sebelum kau mengenal Kuroo. Dan aku telah memendam rasa di atas gunung es yang membatasi dirimu dan diriku sejak 5 tahun lalu. Apa masih kurang bagimu?
Apa yang salah denganku?
Apakah wajahku? Apa nampak dari mukaku ini terlihat menjijikkan dimukamu? Apa mataku kurang indah? Apa mungkin dadaku kurang montok? Ataukah aku ini memang bukan manusia dimatamu?
Apa yang kurang dariku?
Aku bisa bermain voli.
Aku bisa meraih ranking 20
Aku bisa memasak
Aku bisa bermain game
Aku bisa bersabar
Aku bisa menemanimu
Aku bisa menghiburmu saat sedih
Aku bisa mencintaimu.
Namun hal yang ku tak bisa ialah...
Tak bisa melihatmu dengan orang lain
Tak bisa melihatmu sedih
Tak bisa melihatmu menderita
Tak bisa kehilanganmu
Tak bisa memelukmu
Tak bisa menunjukkan betapa besar cintaku padamu
Tak bisa untuk tidak jatuh cinta padamu.
Sekarang, akupun tak bisa meraih hatimu...
Aku tak bisa hidup tanpamu.
Mengapakah kau menolakku?
Tangis pilu dan hidung yang memerah, menjadi penampilan baruku.
Dan aku tidak lagi dapat melihat wajahmu secara langsung, hanya lewat sebuah foto yang dibatasi bingkai kayu dan kaca.
Sungguh, aku akan melakukan apapun untuk melihatmu lagi.
Melihatmu tersenyum,
Melihatmu bermain voli,
Melihatmu bermain game,
...melihatmu ada disisiku.
Aku akan melakukan apa saja untuk bisa kembali ke masa sebelumnya!!!
.
.
.
"Umm... [Name]? Maafkan aku tadi pagi berkata seperti itu. Aku sebenarnya juga suka padamu, tapi aku malu..."
"Benarkah?!"
Dibanding kontras dengan suara Kenma yang kian memelan, suaraku kian meninggi begitu sadar betapa bahagianya diriku sekarang.
"Ya. Ini,... Kue apple pie buatanmu. Ini terlalu banyak untukku, jadi ayo makan bersama di dekat jembatan itu."
Sambil menunjuk tempat didekat kami berdiri dan menyodorkan apple pie yang sengaja crustnya kubuat dari coklat itu, aku pun tersenyum sambil menerimanya.
"Ayo!"
-End-
[A/N]: Ekhem.... Awalnya saya ingin jadikan sesuai keinginan penonton saja, tapi ini kurang panjang, jadi silakan menikmati point of view milik Kenma yang singkat dibawah ini.
"Kenma!"
Suara familiar lelaki yang memanggilku...
"Ada apa, Kuroo?" Tanyaku keheranan kenapa ia sepanik itu. Apa ada sesuatu yang terjadi?
"Apa kau sudah dengar? Ini tentang [Name]!!!" Kalimatnya terpotong-potong karena ia berusaha mengambil nafas, sepertinya ia baru saja berlari.
"Ada apa dengannya?" Aku cukup kaget, mendengar tentang [Name]. Apa ia baik-baik saja?
"Ia jatuh dari jembatan dan tenggelam! Sepertinya ia bunuh diri!"
Astaga,... Mengapa bisa ia bunuh diri? Aku sungguh kasihan padanya.
'Dengan begini, aku bisa selamanya bersama dengan Kenma'
-End-
[A/N]: terjebak dalam ilusinya sendiri, [Name] telah tak dapat membedakan realita dan imaginasinya sendiri.
Wah, Kenma-nya nggak peka banget ya... #luyangbikinoi
Oh iya, saya sepertinya kelihatan membuat ceritanya semakin pendek saja. Padahal tadinya saya bilang jago bikin angst. Jujur saja, saya lagi nggak mood untuk menulis dalam jangka waktu yang lama.
Yups, maaf karena telah menistakan para readers, tapi saat membuat cerita ini awalnya saya mau bikin patah hati biasa. Lalu dia nangis di akhir, the end.
Tapi selama proses pembuatan, saya menghantam writer's block, dan saat nulis kembali, saya rasanya agak gloomy dan murung, jadinya saya bikin begini. #maaf
Tapi, ini lebih baik dari rencana awal saya bikin (dalam mode gloomy). Rencana awalnya reader bakalan bunuh diri dengan pisau. Yups, itu tak akan diperbolehkan.
Saya kadang menghadapi masalah dalam menulis, apalagi kalau tidak mood. Wah, itu susah banget. Kalau lagi bad mood juga biasanya saya nggak akan mau belajar, menulis, dan membaca.
Bawaannya mau nonton dan makan terus, entah mengapa.
Btw, terimakasih banyak telah melihat chapter- cerita gaje ini. Semoga anda tetap menantikan cerita gaje lainnya, karena ini baru permulaan.
Oke, sampai jumpa!
Bye~
Meow~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top