22. TOXIC
Maap guiss baru up, tadi mati listrik huhuhu
Btw, Indonesia kalah lawan Thailand. Padahal, tadinya aku pengin buat adegan uwu, tapi karena lagi kesel. Keselnya tuh karena banyak drama, bukan kalahnya doang. Kalo kalah menang mah biasa, namanya jg pertandingan. Ya sudah aku lampiaskan di sini saja🤣
Rumah kalian pada mati lampu gaa?
Lebih baik mencintai atau dicintai?
Happy reading❤️
"Pas ngantuk aja masih bisa ngegas. Nanti malam lo, kan, begadang, gue buat lo merem melek sambil teriak."
Valerie sontak terduduk di ranjang, kedua matanya terbelalak. "Anjing, lo gila?"
"Enggak, gue sehat, terutama bibir gue yang lebih sehat dari lo. Bibir gue mah aman dari banyak hama," ejek Nagara tersenyum miring.
"Gara, kalo lo memang serius ngomong gitu, gue minta maaf, gue nyesel dulu kayak gitu. Sekarang gue nggak pernah lagi ciuman sama orang lain." Valerie berkata sungguh-sungguh.
"Coba lo posisiin diri jadi gue, lo pasti bakal sakit hati inget pacar lo dulu pernah ciuman sama orang lain. Gila, gue udah berusaha membatasi diri supaya nggak kena pergaulan bebas, tapi malah ketemu sama cewek yang bebasnya minta ampun." Nagara mengungkapkan keresahan hatinya mengenai Valerie. Di sini sebenarnya bukan hanya Valerie yang tersakiti, tapi juga Nagara. "Gue nggak masalah lo mau pake baju apa kek, asalkan sesuai tempat, mau pake bikini di beach club juga gapapa, tapi ini lo udah sebar bibir lo sana-sini. Untung lo nggak ditolak Mama, palingan Mama terpaksa nerima lo karena udah keburu hamil."
"Oke, apa yang bisa disimpulkan dari kalimat indah lo ini?" Valerie sudah terbiasa dihina oleh Nagara. Namun, tak dipungkiri lama-lama sakit hati dicemooh oleh calon suami yang seharusnya mengayomi.
"Gue kepengin dari awal kita nggak ketemu."
Valerie tertawa miris. "Kenapa nggak minta pisah sekalian? Dari awal gue tekankan kalo gue nggak pernah maksa lo buat tanggung jawab, gue capek bahas hal yang tak kunjung usai."
"Nggak usah lo merasa paling tersakiti, anjing!" marah Nagara menunjuk wajah Valerie.
"Kita di sini sama-sama sakit hati karena nggak siap hadapi masalah sebesar ini. Harusnya kita saling menguatkan, bukan menjatuhkan. Terserah lo mau bilang apa lagi, gue nggak mau debat." Valerie angkat tangan, pertanda sudah menyerah.
"Seolah-olah gue nyakitin lo mulu, ya. Padahal, waktu kita mau bilang kalo lo hamil, kita saling menguatkan." Nagara tak terima dirinya dituduh sebagai salah satu luka untuk Valerie.
"Iya." Valerie menjawab malas.
"Jangan iya doang!" Nagara mendorong pelan bahu Valerie.
Valerie melirik sekilas bahunya yang didorong oleh Nagara, kemudian berdecak malas. "Daripada ucapan gue bikin lo marah, mending gue iyain."
Nagara menggeleng heran. "Susah ngomong sama lo. Kalo nggak ngelawan, ya nggak peduli sama omongan gue."
"Iya, gue emang gitu." Valerie menjawab begitu biar Nagara puas.
"Kalo udah sadar kayak gitu, harusnya lo berubah."
Rasa kantuk mulai datang pada Valerie. Ia membuka mulut lebar, kemudian mengatupkannya. Wanita itu rebahan di ranjang, membelakangi Nagara. "Iya, nanti gue berubah jadi Tok Dalang."
"Garing," cibir Nagara, lalu turut rebahan di samping Valerie.
"Memang," jawab Valerie.
"Ya udah, sana tidur, gue beneran mau bikin lo merem melek."
Valerie mengubah posisi menghadap ke arah Nagara. Ia tersenyum penuh arti. "Sok atuh kalo sanggup."
"Padahal, lo lagi marah sama gue, tapi kalo diajak ciuman, lo nggak pernah nolak."
"Udah terlanjur cinta, susah buat marah lama-lama sama lo." Valerie mengaku. Tatapannya begitu serius saat mengungkapkan hal itu.
"Gue nggak cinta sama lo," tegas Nagara.
"Oh, lo ciuman sama gue cuma jadiin gue pelampiasan, ya?" Ada kepedihan tersirat di wajah Valerie.
"Iya."
"Oke, gue juga gitu. Besok gue mau ke club malam sama Steven."
"Lo lagi hamil, jangan ke tempat gitu," peringat Nagara.
Valerie mengerut heran. "Lah, ngatur."
"Kalo lo berani sama Steven, gue nggak segan buat—"
"Halah, lagak lo sok ngancem kayak bad boy Wattpad," cibir Valerie. "Diem lo, jangan pernah ngatur kalo lo nggak sayang sama gue. Gue cuma mau diatur sama orang yang sayang sama gue!"
"Ini kayak jebakan Batman supaya gue ngaku kalo gue sayang sama lo." Nagara terkekeh sinis. Ia tahu betapa liciknya otak Valerie.
"Ngaku? Berarti lo bohong, dong, kalo lo benci sama gue?"
Skakmat.
Nagara memilih untuk tak membahas perihal perasaannya terhadap Valerie. Wanita itu memang susah sekali untuk dibohongi.
"Lo pilih tidur atau gue buat merem melek?" Nagara mengalihkan topik pembicaraan.
Valerie berdecak malas. "Nggak pernah mau ngaku."
"Cepetan tidur, lo kecapekan habis tadi gue tinggal di pinggir jalan."
"Anak anjing," umpat Valerie.
"Gue anak Mama Papa," balas Nagara.
"Bacot."
Setelah itu, tak ada suara di antara keduanya. Valerie membelakangi Nagara, mencari posisi tidur siang yang nyaman, mengambil bed cover di dekat kakinya. Perlahan, ia memejamkan mata, terbawa ke alam mimpi.
***
Nagara tadi hanya tidur sebentar, setelah itu ia terbangun melihat Valerie yang masih tertidur pulas. Ia memutuskan untuk bermain Mobile Legends sejenak guna menyegarkan pikiran, namun ia malah dilontarkan kalimat hinaan saat menggunakan hero Layla oleh timnya seperti;
"Beban banget lo, anjing."
"Layla lelet banget kayak ejakulasi dini."
"Noob banget, ngen."
Banyak tipe manusia jahanam di dunia maya, suka menghina di sosial media, bahkan berani begitu dengan orang yang tak mereka kenal secara langsung. Memang mental sosmed. Untung saja Nagara memakai nama samaran, kalau memakai nama asli, bisa-bisa ia dicemooh di komen postingannya di Instagram.
Di sisi lain, Valerie perlahan membuka mata; meregangkan sekujur tubuh setelah tidur siang satu jam lamanya. Ia mengucek mata, menatap Nagara yang sudah bangun lebih dulu.
"Valerie, lo mau makan apa?" tawar Nagara.
"Apaan, nih, baru bangun udah ditanyain mau makan apa, lo kesambet, ya?" tanya Valerie mengerut heran.
Nagara berdecak malas. "Gue lagi baik."
"Hm, kalo makan lo aja gimana?" Valerie tersenyum nakal, mencondongkan tubuhnya ke tubuh Nagara.
Nagara bangkit dari ranjang. Melihat posisi Valerie yang mencondongkan tubuh ke tubuhnya, membuatnya meneguk ludah. "Gue udah tawarin tadi buat lo merem melek, lo malah nggak mau."
"Gue juga bercanda, nggak nafsu sama lo."
"Ya udah, terserah." Nagara sesungguhnya marah karena merasa dipermainkan, namun ia menutupi itu semua agar tak terlihat kalah di depan Valerie. "Lo mau makan apa? Mumpung gue lagi baik."
"Apa aja, yang penting makan," balas Valerie.
"Oke, gue mau buatin lo sayur bayam, biar pernah makan makanan sehat."
"Bagus kalo lo peduli sama kesehatan gue," tutur Valerie.
"Gue peduli sama lo karena anak gue ada di perut lo."
"Apa pun itu alasannya, makasih." Valerie tersenyum tulus.
Senyuman Valerie membuat Nagara ingin tersenyum, tapi dia gengsi. Ia berdeham untuk menetralkan perasaannya. "Sama-sama," jawabnya. "Gue ke dapur dulu."
"Gue ikut."
Nagara mengangguk.
Valerie turun dari ranjang, tak lupa ia mengambil ponselnya di atas nakas. Ia berjalan di belakang Nagara guna ke dapur. Sebelum menyusuri tangga, cowok itu menutup pintu terlebih dahulu. Mereka menapaki tangga demi tangga agar sampai ke lantai bawah. Sesampainya di dapur, Valerie bersandar pada tembok dekat dapur, sedangkan Nagara berdiri di depannya.
"Di kulkas lo ada bahan, kan?" tanya Nagara.
"Ada, pas kita pergi, Pak Satpam gue mintain tolong beli sayur di abang yang suka lewat komplek," jawab Valerie.
Nagara mengangguk. "Oke."
"Lo duduk, gih, biar gue yang masak."
"Oke."
Tiba-tiba, ponsel Valerie berbunyi, membuatnya mengambil benda pipih berlogo apel tersebut. Ia menatap layar, menampilkan nomor tak dikenal. Valerie mencoba mengangkat telepon, walaupun ia agak waspada mengingat yang menghubunginya adalah nomor tak dikenal.
"Halo, ini siapa, ya?"
"Gue Ted, gue dapet nomor lo dari Steven."
Valerie bernapas lega. "Ya ampun, gue kira siapa. Tumben banget lo nelpon, pulsa mahal, loh."
"Gue kaya, pulsa bisa beli lagi." Ted bercanda.
Valerie tertawa. "Gaya lo, Ted."
Nagara tadi hendak mengambil sayuran di kulkas, tapi atensinya teralihkan karena mendengar nama Ted disebut Valerie.
"Lo lagi ngapain, Valerie?"
"Lagi di dapur sama Setan yang nurunin gue di pinggir jalan," tutur Valerie melirik sekilas Nagara.
Nagara menatap sebal cewek itu, bisa-bisanya Valerie menjelekkan namanya di depan Ted.
"Baguslah kalo udah baikan."
"Terpaksa baikan, sih," cibir Valerie.
"Akur-akur, ya, sama cal—"
Nagara sudah tak tahan lagi. Ia berjalan cepat ke arah Valerie, mengambil ponsel cewek itu, lalu berteriak, "Diem lo, Ngentod Anjing!"
Bip.
Nagara memutus sambungan ponsel tanpa seizin Valerie. Ia menaruh benda pipih milik cewek itu di saku belakang celananya.
Valerie seketika berdiri. "Anjing! Lo kenapa, sih?" sungutnya.
"Gila lo, ya! Bisa-bisanya lo selingkuh sama cowok lain, padahal gue lagi masak buat lo," marah Nagara.
"Selingkuh apaan, bangsat? Gue lagi telponan biasa doang, kok, sama dia." Valerie berkata jujur.
"Diem lo, gue nggak butuh penjelasan lo."
"Ya udah, gue lanjut telponan," jawab Valerie.
"Hape lo, gue sita!" seru Nagara.
"Dih, apa-apaan? Mending gue beli hape pake duit lo, jadi lo ada hak buat sita hape gue, ini mah kagak!"
"Jangan banyak protes."
"Nyenyenye." Valerie menganggap enteng ucapan Nagara.
"Gue nggak main-main, Valerie." Tatapan cowok itu begitu serius.
"Gue juga nggak main-main, Gara," balas Valerie.
"Bangsat, bisa nggak lo sekali aja nurut sama gue? Jugaan, gue bilangin lo demi kebaikan kita."
"Kita? Lo doang, asu. Gue nggak merasa lebih baik setelah lo atur-atur!" marah Valerie.
"Ya karena lo lebih suka hidup tanpa aturan, cipokan sana-sini, untung nggak gituan sana-sini kayak lonte."
"Iya, gue memang lonte. Itu, kan, yang lo mau denger dari mulut gue?" Suara Valerie begitu lirih saat mengucapkannya. Ia ingin menangis, namun ia tahan agar tak terlihat lemah di depan Nagara.
Nagara sadar tindakannya telah menyakiti Valerie. Sebenarnya, ia hanya ingin Valerie tak dekat dengan lelaki lain, namun gengsi mengalahkan segalanya. "Gue cuma mau lo berubah."
"Gue lagi berusaha, Gara. Gue udah nggak pernah cipokan sama cowok lain, entah berapa kali gue tekankan hal ini terus. Apa lo nggak bosen debatin hal kayak gini mulu, hah?"
"Gue nggak bakal pernah bosen sampe lo nurut sama gue!"
"Ya Tuhanku...." Valerie mengacak frustrasi rambutnya.
"Nggak usah nyebut Tuhan dengan kelakuan kotor lo itu!"
Valerie melipat kedua tangan di depan dada, menatap sinis cowok itu. "Najis, sok suci."
"Memang suci, gue nggak pernah sebar bibir kayak lo, nanti HIV."
"Muka lo HIV," ejek Valerie kepada Nagara.
"Diem, Valerie. Gue masih berusaha sabar."
"Sabar apanya? Lo sekarang marah-marah."
"Gue nggak bakal marah kalo—"
"Kalo gue nggak ngelawan," potong Valerie.
"Otak lonte lo aja udah ngerti, masa lo nggak mau lakuin perintah gue buat nggak deket-deket sama cowok lain?" tanya Nagara.
"Iya, gue lonte, gue mau pergi dan nyari cowok yang lebih baik dari lo."
Brak!
Tatapan nyalang diberikan Nagara kepada Valerie, emosinya mulai meletup-letup. Rasa cemburu memang membuat sebagian orang bodoh, contohnya seperti Nagara sampai menggebrak meja.
"Lo ngomong apa barusan?"
"Gue mau car—"
Nagara menghentikan ucapan Valerie dengan membungkam bibir cewek itu dengan ciuman. Kali ini Valerie meronta, memukul dada Nagara supaya dilepaskan. Ia tak mau menyalurkan kasih sayang di kala emosi. Akan tetapi, Nagara tetap menciumnya sampai napasnya terengah-engah.
Nagara melepaskan tautannya, menatap Valerie penuh kebencian. "Selamat, Valerie. Lo udah buat seorang Nagara Mahaputra jadi bajingan dan nggak respect sama cewek."
"Lo jadi bajingan bukan gara-gara gue, tapi karena ada kesempatan buat lampiasin jiwa bajingan lo."
"Oke, gue bakal lihatin seberapa bajingan gue."
Nagara langsung menyambar leher Valerie dengan tanda merah keunguan, membuat cewek itu meremat rambut Nagara. Ia menggigit bibir, menahan suara laknat yang tak ingin ia keluarkan.
"Gara, stop...."
Nagara menghentikan perbuatannya. "Gue buat tanda itu biar orang tau kalo lo udah ada yang punya."
"Brengsek!" maki Valerie.
"Jangan berani cari cowok lain, cowok lain pasti bakal najis ngelihat tanda di leher lo."
——
Sebenernya vote-nya masih kurang loh sayyyy dari target xixixi. Yukk vote cerita ini hehehhe
Lebih suka cowok fiksi atau cowok RL?
Yukkk lakukan tradisi readers cinderianaxx dengan cara:
Spam "Nagara" for next chapter
Spam "Valerie" for next chapter
Spam "Nana Cantik" for next chapter
5,5k komen + 450 vote aku up yaaa
Tbc luv❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top