18. KISSING

Akhirnya target tercapai xixiixix. Yukk yg minta adegan kiss, ini dia sudah saya wujudkan

Yuk guis nonton Nagara dan kawan-kawan lagi berjuang di Sea Games wkwkwkwk

Lebih suka kucing atau anjing?

Happy reading🥰

Nagara melepas pelukannya. Ia menelusupkan anak rambut Valerie ke daun telinga, mendekatkan wajahnya hingga hidungnya menyentuh hidung Valerie. "Can I kiss you, Vale?"

Valerie sempat termangu, namun ia berusaha sadar. Ia menampar pelan pipi Nagara. "Lo waras, kan?"

Nagara seketika mendorong Valerie hingga hampir tersungkur. Tatapannya begitu kesal, tak terima dirinya dianggap remeh oleh Valerie. "Anjing, lo ngerusak suasana!"

"Jadi cium nggak?" tanya Valerie tersenyum penuh arti.

Nagara melipat kedua tangan di depan dada, mengalihkan pandangan ke arah lain. "Nggak tau, pokoknya gue ngambek!"

Valerie tertawa melihat Nagara salah tingkah. "Dih, sok-sokan ngambek."

"Minggir, gue mau pulang." Padahal, tidak ada yang menghalangi Nagara untuk pergi. Dia saja yang hobi drama.

"Pulang pake celana gini?" Valerie melihat celana basah yang Nagara kenakan.

Nagara berdecak malas. "Jangan jawab omongan gue lagi, gue malu!"

Cewek itu menarik kedua pundak Nagara agar jaraknya dekat dengannya. "Ayo, sini cium gue, nggak usah malu-malu," tantang Valerie kepada Nagara.

"Argh, diem!" Nagara sudah terlanjur emosi dipermainkan oleh Valerie.

"Gue yang cium duluan atau lo yang cium duluan?"

"Nggak mau!" tolak Nagara. Sebenarnya dia mau, hanya saja cowok itu gengsi.

"Oke, dalam hitungan ketiga, kesempatan ciuman bakal hangus. Satu.., dua..., ti—"

Belum sempat Valerie menuntaskan kalimat, Nagara sudah memotongnya, "Merem, gue mau cium."

Valerie tersenyum miring. Ia puas membuar manusia gengsian itu tak bisa lagi menahan keinginannya yang semakin membuncah. "Ayo, sini. Mau gue duluan atau lo?"

"Pake sut jreng aja, biar takdir yang nentuin siapa yang cium duluan." Masa bodoh Nagara mau dikata murahan, yang penting keinginannya terpenuhi.

Valerie mengangguk sebagai tanda persetujuan. Keduanya kini menyiapkan tangan di depan tubuh mereka, bersiap untuk memainkan permainan sut jreng. Mereka saling tatap sejenak, kemudian mengeluarkan jari terbaik dalam permainan ini.

"Sut jreng!" ujar mereka serempak.

Nagara mengeluarkan tangan berbentuk kertas, sedangkan Valerie memberi tanda gunting. Jadi, pemenang dalam sut ini adalah Valerie.

"Jiah, lo duluan yang cium gue, Gara," ledek Valerie.

Jantung Nagara sontak berdegup kencang, aliran listrik mengalir ke seluruh tubuh. Penangkaran kupu-kupu mendadak tercipta di perut cowok itu.

Valerie peka bahwa Nagara sedang gerogi, terlihat dari kakinya yang sedikit gemetar. Ia memandang remeh cowok itu. "Jangan gugup, ya, gue yakin lo cupu dalam hal kissing."

"Yakin?" Nagara memberanikan diri menatap kedua retina Valerie. Dirinya berlagak tidak gugup, padahal hati ketar-ketir.

Valerie mengangguk mantap. "Yakin."

Nagara berdeham, menetralkan ekspresi agar tidak terlihat gugup. Bibirnya ia dekatkan ke telinga Valerie. "Gue cium lo sampe kehabisan napas."

Perlahan, ia mendekatkan bibirnya pada benda kenyal Valerie, membuat wanita itu memejamkan mata. Benda merah muda milik Nagara bergerilya di sekujur bibir Valerie. Temponya pelan, menyebabkan keduanya menikmati pagutan yang membuat melayang. Setelah puas, Nagara melepas ajang penyaluran kasih sayang lewat bibir. Matanya mulai terbuka, menatap Valerie yang baru saja turut membuka matanya. 

Valerie menatap kagum Nagara. "Wow, agresif."

Nagara menatap heran Valerie. "Sial, lo nggak ada takutnya sama sekali."

"Gitu doang mesti takut?" sombong Valerie.

"Coba contohin yang bener." Nagara sesungguhnya ingin berciuman lagi, makanya dia menyuruh Valerie agar menciumnya.

Valerie tersenyum miring. "Oke."

Valerie mendekatkan bibirnya ke Nagara, membuat cowok itu memejamkan mata. Ia langsung bermain cepat di sana, menginvasi seluruh bibir penuh kenikmatan, menyebabkan Nagara semakin erat memeluk pinggang Valerie.

Tangan cewek itu tak tinggal diam. Ia meraba perut kotak-kotak milik Nagara, memicu api asmara yang semakin menguasai keduanya. Nagara jadi terpancing, tangannya mengusap punggung Valerie.

Valerie melepas tautannya. "Gimana?" tanyanya.

"Harus gue akui kalo ciuman lo enak. Bibir yang pro memang lebih mantep," ujar Nagara.

"Lo berarti pernah ciuman sama cewek lain?" tanya Valerie penasaran.

"Nggak pernah. Cuma lo yang cium bibir gue." Nagara menjawab jujur. Selama ini, ia tak pernah mendapat wanita seagresif Valerie, tipe idamannya saat dulu yaitu wanita baik-baik dan berprestasi mengingat dirinya berprestasi di bidang olahraga.

"Kalo pun lo beneran pernah ciuman sama yang lain, gue nggak masalah," tutur Valerie.

Nagara berdecak malas. "Iyalah, lo nggak masalah karena lo pernah ciuman sama mantan."

Valerie menjadi merasa bersalah. Jika ia bisa memutar waktu, ia ingin memberi ciuman pertamanya kepada Nagara. Ia sadar hanya cowok itu yang membuatnya merasa cinta dan benci dalam satu waktu. "Sorry, Gara, bibir lo nggak bisa jadi yang pertama buat gue, tapi gue janji setelah ini nggak bakal ciuman sama cowok lain, kecuali gue pisah dari lo."

"Kenapa lo ngebet pisah dari gue? Ada cowok yang lo incer?" Nagara takut kehilangan Valerie.

"Enggak." Valerie menjawab jujur.

Anarah Nagara sekarang mulai mencuat ke permukaan. Perasaannya terombang-ambing. Tadi dibuat jatuh cinta, sekarang dibuat benci. "Halah, pake bohong segala! Harusnya lo nggak usah ngajak gue ciuman kalo lo cuma mainin perasaan gue!"

"Ya Tuhan..." Valerie mengacak frustrasi rambutnya. "Sumpah, gue nggak bermaksud mainin perasaan lo. Kalo lo nggak ngasarin gue lagi, kemungkinan besar gue bakal bertahan."

"Lo pikir lo doang yang tersakiti? Gue juga, Valerie." Nagara mengatur napas yang mulai naik turun. "Bayangin gue yang baru sekali main ke club malam langsung dapat musibah, belum lagi nanti harus ketemu Tante lo. Beban terberat ada di pundak gue."

"Oke, kalo lo merasa keberatan, lebih baik nggak usah tanggung jawab." Valerie tak mau kalau cowok itu tidak ikhlas dalam mempertanggung jawabkan perbuatan mereka.

Rupanya, cewek itu salah paham. "Anjing, maksud gue bukan kayak gitu. Gue mau tanggung jawab, cuma masih shock sama semua ini."

"Woi! Lo nggak sendirian, ada gue di sini," ungkap Valerie.

"Janji, ya, jangan ninggalin gue?" Nagara menatap Valerie penuh harap.

"Seperti yang gue bilang sebelumnya, kalo lo nggak ngasarin gue, gue nggak bakal pergi, begitu juga sebaliknya," jelas Valerie.

"Sikap gue tergantung kelakuan lo, Valerie," balas Nagara tak mau kalah.

Valerie lelah terus saja memperdebatkan hal yang berulang kali dibahas, namun tak dapat penyelesaian akhir yang terbaik. "Coba sebutin apa kelakuan gue yang bikin lo ngasarin gue?"

"Deket sama cowok lain, padahal lo punya gue. Kalo lo bisa terbuka sama gue, gue nggak bakal marah-marah, ngawasin DM Instagram lo setiap saat karena khawatir ada orang lain yang bakal ngerebut hati lo!" Nagara mengucapkannya diriingi napas memburu. Ia benar-benar marah.

"Lo ngelakuin itu semua karena lo sayang sama gue?" tanya Valerie tersenyum penuh arti.

"Enggak, karena kewajiban gue sebagai calon suami," jawab Nagara penuh kemunafikan.

"Halah, males gue denger alasan lo." Valerie tahu kalau Nagara mencintainya, tapi ia mau mendengar pernyataan itu dari bibir Nagara.

"Lo kenapa seolah maksa gue buat bilang kalo gue cinta sama lo, hah? Gue nggak ada rasa sedikit pun sama cewek modelan kayak lo."

"Omongan basi. Itu mulu yang dibilang," ucap Valerie. Ia melenggang pergi ke tepi kolam, kesal cowok itu tak mau mengaku, tetapi kelakuannya sangat posesif.

Nagara mencegat tangan Valerie. "Lo mau ke mana?"

Valerie menatap sinis cowok itu. "Ngelonte biar lo makin puas maki gue."

Nagara tahu Valerie sangat murka kepadanya. Jika ia di posisi cewek itu, mungkin ia akan marah karena diberi harapan, namun tak diberi kepastian. Ia menggeleng. "Valerie, jangan gitu...."

Decakan terdengar dari bibir Valerie. "Jangan kenapa?"

"Jangan ngelonte," balas Nagara.

Valerie seketika mendelik kesal. "Goblok! Nggak mungkin gue ngelonte, anjing."

"Jangan ngomong kasar terus, nanti anak kita ikutan ngomong gitu," peringat Nagara pada Valerie.

"Lo juga sering ngomong gitu," balas Valerie tak mau disalahkan.

"Lo yang mengandung anak kita, jadi lo harus jaga omongan," jelas Nagara.

Valerie menatap sinis cowok itu, melipat kedua tangan di depan dada. "Oh, terus lo boleh ngomong kasar?"

"Ya, nggak gitu." Nagara gelagapan. Bicara dengan Valerie memang serba salah.

"Bacot, cowok menye bertele-tele," marah Valerie.

"Jangan selesai dulu berendamnya, gue masih pengin di sini." Nagara masih ingin bersama Valerie.

"Ya udah, renang aja sendiri," ketus Valerie.

"Lo tuan rumah, nggak sopan kalo lo nggak jagain gue di sini," kilahnya.

Valerie berdecak malas, namun ia tetap menemani Nagara. Kapan lagi, kan, Nagara mode bucin begini? "Modus lo belibet."

"Nah, gitu, dong! Lo harus nemenin gue di sini." Nagara tersenyum puas.

"Ya udah, cepetan ajak gue ngobrol, gue gampang bosen kalo disuruh nemenin, tapi malah didiemin," sergah Valerie.

Tatapan Nagara kini mulai serius. "Oke, gue memang mau ngobrol sama lo."

"Apa?" sahut Valerie.

"Lo boleh pegang akun Instagram gue," terang Nagara.

Valerie menatap malas cowok itu. "Gue nggak tertarik."

"Pegang aja, ya? Soalnya gue pegang akun lo."

Valerie menaikkan alis kanannya. "Terus?"

"Kasih gue follow second account Instagram lo." Ternyata Nagara punya maksud terselubung.

"Masih aja nggak nyerah-nyerah." Valerie terheran. Cowok itu tampaknya pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia mau.

"Ayolah... kasih, ya?" Nagara berusaha membujuk Valerie, mengguncangkan kedua bahu cewek itu.

"Masalahnya lo bakal kaget kalo lihat akun gue." Tampaknya ada sesuatu yang disembunyikan oleh Valerie.

"Palingan isinya foto seksi."

"Pokoknya lo nggak boleh tau," kekeh Valerie.

"Apa, sih, yang lo sembunyiin?" tanya Nagara.

"Udah gue bilang lo nggak boleh tau!" ketus Valerie.

Kedua retina Nagara memicing curiga, mendekatkan wajahnya ke wajah Valerie. "Apa jangan-jangan ada foto lo lagi cipokan sama Steven?"

"Bangsat, gue nggak pernah ngapa-ngapain sama dia." Valerie tak terima dituduh berzinah dengan Steven.

"Terus, kenapa?" Nagara masih penasaran.

"Rahasia." Valerie menjulurkan lidah.

"Gue janji nggak bakal ngerusuh di sana," mohon Nagara menatap Valerie penuh harap.

"Ya udah, gue kasih, tapi lo nggak boleh protes kalo udah follow akun gue."

"Iya, gue nggak protes selama fotonya bukan foto lo mesra-mesraan sama cowok lain," ujar Nagara.

Valerie menggeleng. "Nggak ada, kok."

Nagara tersenyum senang. "Baguslah, setidaknya gue bisa sedikit tenang. Gini amat punya calon istri cantik, banyak yang ngejar."

"Lo muji gue?" tanya Valerie.

Nagara sadar dirinya sudah terlalu terbawa suasana. Ia kembali memasang wajah jutek. "Jangan kepedean, maksud gue cantik cacar bintik-bintik."

Valerie menggeleng ngeri. "Amit-amit, Gara."

"Gue mulai laper, ayo makan dulu."

"Yuk." Valerie mengangguk. "Btw, makasih atas traktirannya."

"Sama-sama."

***

Valerie dan Nagara kini tengah makan di tepi kolam dalam keadaan memakai baju yang tadi dipakai renang. Badan mereka kering sendiri tanpa harus dilap karena diam lama di dekat kolam renang.

"Kok, nggak dihabisin?" tanya Nagara ketika melihat Valerie tidak menghabiskan makanannya.

"Gue nggak nafsu makan kalo nggak disuapin," jawab Valerie. Pengaruh sang bayi di perut Valerie begitu kuat, rasanya ingin bermanja terus dengan Nagara.

"Biasanya dulu disuapin sama Steven, ya?" Nagara mulai memancing keributan.

"Steven mulu yang lo pikirin. Lo kira mantan gebetan gue cuma Steven?" Valerie muak Steven terus yang dituduh sebagai orang yang dia sayangi hingga membuat Nagara marah.

"Iya, iya. Tau, deh, banyak yang naksir." Nagara kesal.

"Memang," jawab Valerie.

Nagara mengambil piring Valerie yang berisi nasi dan cap cay. "Sini gue suapin."

"Syukur lagi mode kucing jinak," ungkap Valerie.

"Kampret," umpat Nagara, lalu menyodorkan sesuap nasi dan cap cay ke Valerie.

Valerie mengunyah makanan pemberian Nagara. "Enaknya makan disuapin, udah gitu badan kering sendiri karena kena angin," ujarnya setelah selesai mengunyah.

"Harusnya lo pake handuk biar nggak masuk angin," saran Nagara.

"Gue nggak masuk angin, kok," jawab Valerie.

"Keluar angin kalo gitu," balas Nagara.

"Iya, nanti rencananya gue mau keluar angin lewat pantat, habis itu aromanya gue sodorin ke muka lo."

"Jorok banget." Nagara memutar malas bola matanya. "Habis ini lo mandi pake air hangat."

"Iya, lo juga," peringat Valerie.

"Kalo udah selesai mandi, bilang sama gue."

"Kenapa memangnya?" Valerie mengerut kening.

"Kan, mau ngasih tau second account," sahut Nagara.

"Kepo banget, sih? Pasti gue kasih, kok, lo tenang aja." Valerie heran kenapa cowok itu sampai penasaran segitunya.

"Iya, iya."

***

Valerie sekarang lagi mengeringkan rambut menggunakan handuk, ia sudah memakaj baju tidur serba longgar. Ia duduk di tepi ranjang, mengambil ponsel di atas nakas guna menelepon Nagara.

"Nagara, gue udah selesai mandi," ujar Valerie.

"Gue otw kamar lo."

Valerie mengangguk. "Oke."

Tak lama kemudian, cowok itu datang dengan baju kaos oblong warna putih dan celana pendek hitam. Ia membuka tuas pintu, masuk ke dalam kamar.

"Mana hair dryer lo?" tanya Nagara.

"Nggak modal," cibir Valerie. "Tuh, di laci." Ia menunjuk laci dekat meja rias.

Nagara mengambil pengering rambut di dalam laci, lalu menaruhnya di atas meja rias. Ia memasukkan colokan ke stop kontak. "Duduk di depan kaca," titah Nagara kepada Valerie.

"Lo mau ngapain?" tanya Valerie, berdiri dari tepi ranjang guna berjalan ke meja rias. Ia mendaratkan bokongnya di kursi depan meja itu.

"Nurut aja," ujar Nagara.

"Iya," jawab Valerie.

Nagara mengatur kecepatan angin di pengering rambut, mulai mengeringkan rambut cewek itu, mengacak surai basah Valerie supaya cepat kering.

"Sok dingin, tapi manis," ungkap Valerie.

Nagara tersenyum tipis. "Makasih."

"Nagara."

"Hm?" sahut Nagara.

"Lo janji, ya, jangan kaget pas buka second ig gue."

"Memangnya kenapa?"

——-

Gimana tipe idaman kalian?

Ada apa ya di second ig Valerie?🙂

Yukkk lakukan tradisi readers cinderianaxx dengan cara:

Spam "Nagara" for next chapter

Spam "Valerie" for next chapter

Spam "Nana Cantik" for next chapter

2,5k komen + 350 vote aku up yaaa

Kali ini penuhin ya gess hehehe. Aku sering update, walaupun ga nyampe target karena kangen ngehalu🤣

Kuy follow ig-ku
@ay.riana
@cinderianaxx (ig khusus wp)

Tbc❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top