10. MASSAGE

Akhirnyaaa aku update. Sampe sakit mata aku ngetik ini, keknya udh butuh kacamata wkkwkwkw

Kalian dari jalur mana nih?

Mau konflik ringan atau berat?

Happy reading❤️

"Lo kenapa?" tanya Nagara saat Valerie mengaduh kesakitan sembari memegang pinggang.

Valerie mendaratkan bokong di sofa. "Tolong pijetin gue, dong, pinggang gue pegel ...."

Nagara rada deg-degan pas disuruh pijat Valerie. Bayangkan saja ia memegang tubuh Valerie secara sadar, apa nggak ketar-ketir, tuh? Ia bisa mengontrol hawa nafsunya, tapi rasanya tak pantas saja memegang pinggang wanita yang bukan istrinya. Ia berdeham. "Lo mau manfaatin gue, ya?"

Valerie berdecak malas. "Sialan, gue beneran pegel!"

"Oke, oke. Lo tiduran dulu, tapi jangan tengkurap."

"Kenapa emangnya? Gue baru hamil trimester pertama, masih boleh tengkurap." Walaupun Valerie terlihat cuek terhadap kandungannya, ia diam-diam sering mencari informasi mengenai parenting dan kehamilan agar tak gagal menjaga dan mendidik anak.

"Ya udah, tengkurap, gih." Nagara akhirnya menurut.

"Hm, makasih." Valerie mengubah posisi menjadi tengkurap, menggeser sedikit tubuhnya untuk mencari posisi ternyaman.

Nagara berdiri di dekat Valerie, menatap ragu tubuh cewek itu. Kedua tangannya mulai menyentuu pinggan sang puan, memijat sekelilingnya sembari menelan ludah. Demi apa pun, ia tak fokus karena gugup menyentuh pinggang wanita dengan waktu agak lama untuk pertama kalinya.

Valerie memejamkan mata, menikmati gerakan tangan Nagara menekan pinggang dengan kolaborasi jari-jari berurat yang memberikan efek relaksasi bagi cewek itu. "Aduh, enaknya. Agak kencengin dikit, dong."

"O-oke," gugup Nagara. Ia kembali memijat Valerie dengan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya. Sungguh, ia semakin tak fokus, jakunnya terus bergerak menelan ludah. Nagara menarik tangan dari pinggang Valerie.

Sontak, Valerie menegok ke arah Nagara. Ia mengerut kening. "Kenapa berhenti?"

Nagara menggeleng cepat. "Gapapa, kok."

Valerie menatap malas cowok itu. Jujur, ia tak merasa bahwa Nagara gugup mengingat cowok itu sering mengejeknya. "Ya udah lanjutin."

Nagara mengangguk pelan seperti anak kucing yang menurut pada induk. Kedua tangan Nagara kembali bergerilya di seputar pinggang Valerie, memijatnya hingga pinggang cewek itu berbunyi.

"Ah, enaknya ...."

"Mau dikencengin lagi?" tawar Nagara.

"Enggak, segitu aja," jawabnya sembari menggeleng. "Makasih, ya." Valerie tersenyum tulus. Walaupun Nagara terkadang membentaknya, tapi tak dipungkiri cowok itu menolongnya di kala ia butuh bantuan.

Mendengar suara lembut Valerie membuat Nagara bergetar. "Tumben bilang makasih." Ia memasang wajah jutek agar salah tingkahnya tersamarkan.

Valerie menghela napas, lalu ia embuskan. "Kayaknya gue serba salah di mata lo."

"Emang," balas Nagara.

Valerie menatap iba wajah Nagara, tangannya menyentuh pipi cowok itu. Terlihat sekali kalau Nagara kelelahan karena harus latihan, lalu ke sini untuk mengurusnya. "Lo pulang aja, kasian muka lo lesu."

Kedua retina Nagara sempat terpejam menikmati sentuhan Valerie yang membuatnya nyaman. Kenyamanan ini tak pernah ia dapatkan sebelumnya, sekali pun dari sang mantan. "Jangan ngelus-ngelus!"

"Maaf, gue refleks." Valerie cepat-cepat menarik tangannya dari wajah Nagara. "Serius, gue khawatir sama lo. Lebih baik lo pulang, ya? Besok lo latihan, kan?"

"Iya, tapi gue gapapa, kok, kalo harus jagain lo sampe pagi," ungkap Nagara.

Sikap Valerie yang tak enak hati adalah salah satu fakta menarik bagi Nagara. Cewek itu biasanya terlihat angkuh untuk menutupi kelemahan, namun ternyata ia ada sisi baiknya seperti manusia pada umumnya.

"Kenapa lo nggak nginep di sini aja? Daripada pulang pagi kayak Bang Toyib," saran Valerie.

"Dikit lagi lucu," ledek Nagara.

"Gue serius, Gara," ujar Valerie.

"Gue juga serius," sergah Nagara. "Gue ogah tidur berdua sama lo, jangan modus."

Valerie akui kalau dirinya memang cinta dengan Nagara, tapi ia juga masih punya harga diri. Tak mungkin ia mengajak seorang lelaki tidur bareng. "Siapa juga yang mau ngajak lo tidur bareng? Gue masih keinget kejadian waktu itu, takutnya lo khilaf."

"Gue nggak bejat gitu, lo tenang aja."

Valerie bangkit dari sofa, menarik tangan Nagara ke lantai atas. Sesampainya di depan pintu, mereka tak langsung masuk, kedua sejoli itu masih berdiskusi. "Lo tidur di kamar sebelah, nggak dikunci, kok."

"Gue nggak bawa baju ganti," ungkap Nagara.

"Gue ada baju t-shirt unisex, dapet dari hasil endorse-an."

"Oh, gue kira dapet dari Steven." Nagara mulai lagi mencari perkara. Ngakunya, sih, nggak cinta, tapi lagaknya seolah cemburu.

"Enggak," lontar Valerie. "Gue ambilin dulu."

Nagara mengangguk. "Iya."

Valerie membuka tuas pintu, masuk ke dalamnya guna mengambil pakaian untuk Nagara. Ia membuka almari berwarna putih, mengambil baju kaos warna hitam dam celana boxer keroppi warna hijau tua. Tak lupa ia mengambil handuk baru di sana. Setelah semuanya lengkap, ia membawanya ke depan pintu kamar.

Valerie menyodorkan semua benda itu ke Nagara. "Ini handuk, celana boxer, sama baju. Sorry, gue nggak ada celana dalam cowok. Apa perlu gue pinjem celana dalam Pak Satpam?"

Nagara seketika mendelik kesal. "Anjing lo! Ya kali gue pake celana dalam bekas! Emangnya lo murah kayak barang bekas?"

"Gara, jangan mulai lagi." Ia paling tak suka dirinya dibilang barang bekas. "Jujur, gue nggak suka lo ngomong gitu, lo jatuhin harga diri gue sebagai wanita. Gue nggak murahan gitu, gue nggak pernah obral diri sampe pantas dibilang murah."

"Barang murah pasti lebih laku, buktinya lo dideketin banyak cowok," jawab Nagara.

"Udah, jangan diulang terus topik ini." Valerie masih berusaha sabar, ini semua demi kebaikan anaknya. Ia harus menjaga emosi agar tetap stabil.

Nagara tersenyum miring. "Gue nggak bakal ngulang topik ini sampai lo jauh-jauh dari cowok lain. Gue nggak mau anak gue tau betapa murahan Mamanya."

"Gue juga nggak mau tau betapa manipulatif, brengsek, pengecut, dan liciknya bisa pencitraan Papanya anak gue di depan publik. Gue tadinya udah mulai cinta sama lo, tapi kalo kayak gini, gue nggak bakalan bisa bertahan. Cinta doang nggak cukup buat modal untuk bertahan, butuh kasih sayang di antara kedua belah pihak supaya bisa bersatu," jelas Valerie dengan wajah serius.

Amarah mulai menginvasi Nagara, wajahnya kian merah padam. "Anjing, seolah-olah lo ngomong kalo kita saling cinta dan lo berusaha pertahanin hubungan kita. Gue nggak bakal cinta sama lo, pegang omongan gue."

"Terus, kenapa lo larang gue buat deket sama cowok lain?" tanya Valerie.

"Harusnya lo tau diri kalo kita ada hubungan karena lo hamil." Nagara mengacak frustrasi rambutnya. Ia heran mau sampai kapan dibuat kesal terus oleh Valerie. "Bangsat, gue lama-lama stress deket sama orang egois kayak lo."

"Egois? Gue ngelawan ego demi anak. Bisa aja gugurin anak ini biar karir gue mulus, bisa aja gue spill kelakuan lo ke orang-orang biar karir lo hancur."

Kalimat itu membuat Nagara semakin naik pitam. Ia menarik kerah baju Valerie, menatap cewek itu diiringi napas memburu. "Coba bilang sekali lagi." Suaranya begitu dalam dan mengancam.

Valerie berusaha mendorong Nagara, namun tenaganya kalah kuat. Nagara tak mau melepaskan cengkeramannya di kerah baju Valerie. "Lo kali ini keterlaluan, Nagara Mahaputra!

"Jangan sekali-sekali lo mau gugurin anak kita, Valerie Adaire. Gue nggak segan bisa hancurin karir lo dalam sekejap!" ancam Nagara.

"Gue juga bisa bikin lo dikeluarin dari club dan Timnas, An—"

"Shut the fuck up, Valerie! Nurut sama gue!" bentak Nagara.

Tangis Valerie semakin pecah. Dalam kondisi hamil, harusnya ia tak boleh stress, tapi sang ayah dari bayi yang ia kandung malah membuatnya stress. "Lo nggak ada hak buat ngatur gue!"

"Gue memang nggak cinta sama lo, tapi yang lo perlu tanam dalam-dalam di pikiran lo kalau lo cuma milik gue. Gue berhak atas semua yang ada pada diri lo, sekalipun ngatur lo deket sama siapa aja."

"Bangsat lo, Cowok Egois!"

"Cewek anjing lo, Sialan!"

Pertahanan Valerie mulai runtuh, ia tak bisa lagi bersembunyi di balik sifat angkuh. Menghadapi Nagara dan situasi dalam keadaan tak siap membuatnya mudah sedih. "Steven, gue butuh lo ...."

"Jangan pernah libatin orang lain dalam masalah kita." Nagara semakin mengeratkan cengkeramannya, mendorong Valerie ke tembok, mengurungnya di sana dengan tangan kiri.

"Gue masih baik nggak bilang ke Steven kalo lo sering bentak gue!" seru Valerie.

Nagara mendekatkan wajahnya ke Valerie, melepas cengkeramannya, menyeka air mata cewek itu yang kian deras. Tangan kiri cowok itu kini menahan kedua tangan Valerie di tembok. Ia tersenyum puas bisa menaklukkan buasnya ratu singa menjadi lemah dan cengeng. "Bagus, lakuin itu kalo lo cinta sama gue. Harusnya lo lindungi orang yang lo cinta, kan?"

"Wah, hebat banget, anjing, lo bawa-bawa cinta di perdebatan ini. Lo mau manfaatin gue biar nama lo bersih terus, hah?" Valerie meluapkan emosi. Tak peduli Nagara akan ilfeel, ia sudah tak tahan lagi.

"Jangan ngerasa paling suci, gue bisa bilang ke orang-orang kalo lo cinta bertepuk sebelah tangan sama gue. Image seorang Valerie Adaire yang biasanya nolak cowok bakal jadi jelek karena lo ngejar gue kayak cewek murahan."

"Gue nggak menye-menye kayak gitu. Gue emang cinta sama lo, bukan berarti lo seenaknya sama gue! Gue masih bertahan cuma karena anak, kalo bukan karena anak nggak bakal gue mau terjebak di toxic relationship gini."

"Lo doang yang toxic, bukan gue." Bibir cowok itu kini beralih ke telinga Valerie. Ia berbisik, "Inget, sekali lagi lo mau ngadu ke orang lain, gue nggak segan bikin lo hancur."

"Gue udah hancur sebelum lo ada niat bikin gue hancur."

***

Setelah kejadian tadi, Nagara diam di kamar sebelah Valerie. Ia tadinya hendak pulang, tapi tidak jad karena takut cewek itu butuh bantuannya. Ia memang kesal pada Valerie, namun alasan itu tak menghalanginya untuk menjaga cewek itu.

"Apa gue udah keterlaluan sama Valerie, ya?" Ia bermonolog, berjalan mengelilingi ruangan ini.

"Tapi, dia aja yang baperan, gue cuma bilang fakta. Dia katanya cinta sama gue, kok, malah lebih nyaman sama orang lain, mana temen sendiri. Bukannya cemburu, tapi gue nggak suka dia deket sama cowok lain." Dia masih denial sama perasaannya, orang yang melihat hubungan antara Valerie dan Nagara pasti bisa menilai bahwa cowok itu sudah mulai jatuh ke dalam pesona Valerie.

"Entah kenapa gue risih lihat dia ketawa sama Steven, seolah gue gagal jaga dia sebagai calon Papa dari anak kita. Wajar kalo gue marah sampe segitunya. Lagipula, Valerie kuat, dia nggak menye-menye, nggak bakal sakit hati sama omongan gue yang nggak seberapa."

Suara dentingan terdengar dari ponsel sang pria, membuatnya berjalan ke nakas dekat ranjang guna mengambil benda pipih tersebut. Ia menghela napas tatkala melihat notifikasi s dari Steven.

Steven:
Bro, pacar lo tadi nanyain tempat yoga, lo mau yoga bareng?

Nagara:
Iya

Steven:
Busettt, kapan emangnya lo sempet yoga? Latihan lo padat

Nagara:
Kenapa emangnya?

Steven:
Ya gapapa, tapi gue ga yakin lo bisa bagi waktu

Nagara:
Itu urusan gue, lo nggak usah khawatir.

Steven:
Gue khawatir sama Valerie.

Nagara:
Valerie punya gue, gue bakal jaga dia baik-baik.

Steven:
Semoga omongan lo bisa dipegang. Valerie cewek yang kuat, kalo udah nyaman dia bakal ngelakuin apa aja biar orang yang di deket dia ngerasa nyaman. Gue emang udah nggak ada rasa sama dia, tapi kasian lihat dia kalo jatuh ke tangan yang nggak tepat

Nagara:
Maksud lo gue bukan orang yang tepat?

Steven:
Gue nggak bermaksud gitu, gue cuma ingetin lo. Gue yakin ada sesuatu yang terjadi di antara kalian sampe kalian harus pacaran. Gue tau betul gimana tipe cewek lo.

"Gue padahal nggak tau kalo Valerie mau yoga."

***

"Untung aja dulu sempet di-endorse sport bra sama celana, jadi nggak perlu beli lagi. Sejak kejadian malam itu, gue nggak pernah nge-gym lagi, gue kangen jaga body," gumam Valerie.

Nagara:
Lo ngapain chat Steven segala, hah? Lo cuma menang body bagus sama cantik, jangan dimanfaatin buat gatel, anjing

——

Asikkk berantem, buat pisah aja kali yaaa, pasti seru xiixiixi

Ini visual Valerie yaaa

((Visual goib))) YTTA WKWKKW

TAPI BOHONGGGG WKWKWKKW. Sesekali yaaa panjat dari cerita sendiri xixiixi

Follow ig-ku @ay.riana donggg xixixi

Spam "Nagara" for next chapter

Spam "Valerie" for next chapter

Spam "Nana Cantik" for next chapter

1,5k komen aku up yaa

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top