Chapter 10

"Jadi gimana?" tanya Celine sementara gadis itu masih sibuk dengan laptopnya.

Ya, sekarang Reya sudah kembali ke Jakarta, Indonesia. Duduk di kost Candy yang mulai jadi markas untuk mereka bertiga.

"Ya, gitu awalnya Zayn kaya nggak percaya kalau itu anak dia. Kesannya Meera tuh cewek gatel." Reya mulai menjelaskan duduk permasalahan yang terjadi dalam perkara Meera ini.

"Kurang ajar!" Candy mengepal tangan kesal. "Kok bisa dia kaya gitu?"

"Ya namanya laki-laki, mau kabur dari tanggung jawab kali. Apalagi, dia udah punya pacar."

"Tapi, kalau di pikir-pikir Meera hidupnya kaya drama banget." Celine berujar kini mulai fokus pada pembicaraan. "Hidupnya Meera beneran deh faedah banget. Hamil sama pangeran, kaya Cinderella tanpa sepatu kaca."

"Meera mainnya jauh, kita aja ini yang masih di sini aja." Candy menimpali. "Emang nasib ya kita mentok mentok nikah sama pegawai bank udah seneng banget."

"Aish, jodoh kalian udah mulai keliatan Candy sama bos kafe, Celine sama dosen, Arka juga nggak sih? Siapa ceweknya?" tanya Reya.

"Yeee, Rey. Gue nggak mungkin sama dosen gue. Gila nggak ada bagus-bagusnya sikapnya. Meski mukanya gue akuin ganteng." Celine mengelak. "Candy tuh kepincut duda. Mantep banget duda semakin terdepan."

Candy merebahkan tubuh di lantai. "Gue nggak tau ya kenapa itu duda terlihat memikat banget."

"Jodoh gue siapa. Ya lord, mau nikah sama Suga BTS."

"Haaaaluuunya tolong dikondisikan Bunda," Celine kesal melempar Reya dengan snack kentang di tangannya. Padahal, kalau dibilang halu, Celine juga tak jauh berbeda dengan Reya yang berharap semoga jodohnya seperti Johnny Suh.

"Sama kang Maman, tuh tukang gojek yang rajin beli brownis," seloroh Candy yang setelahnya tertawa lepas.

"Sembarangan lo ah! Ucapan itu doa ih." Reya berucap ketus.

Celine ikut merebahkan tubuhnya di samping Candy. "Ya udah, sama anak cowok yang lagi latihan bikin kue sama lo, siapa tuh namanya, Rey?"

"Yogi." Reya menjawab singkat.

"Iya, udah sama berondong aja. Pas penjual brownies, pacarannya brownies alias berondong manis. Cieee." Celine bertos ria setelah berhasil meledek Reya yang wajahnya memerah.

***

Kalau dipikir lagi, jalan kehidupan teman-teman Celine memang beragam. Apalagi, Meera yang tiba-tiba bersuami anak raja. Apa tidak gila seperti itu? Ia sendiri masih tidak menyangka. Hanya ia sendiri yang nasib percintaannya tidak pernah ada. Alias, hanya ada dalam cerita yang ditulisnya selama ini. Tak ada yang lain.

"Ngenes banget gue. Udah lulus telat, masa nanti nikah juga telat? Serba keduluan. Tapi, ya gue gini-gini aja. Yang deket kagak ada. Satu-satunya cowok yang deket ya cuma si Arkampret. Ogah banget gue sama dia. Udah tau busuk-busuknya gimana!"

Celine jadi terpikir kembali. Partner berhalunya, Reya sudah mulai menemukan kejelasan laki-laki yang dekat dengannya. Lalu ia?

Ah, kalau terus dibawa pusing, hidupnya tidak akan tenang. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk fangirling di sela-sela waktunya mengerjakan skripsi.

"Ya Tuhan, kalau Celine tidak berjodoh dengan Johnny Suh, maka jodohkanlah dengan yang mirip," gumam Celine saat melihat sang idola di layar laptopnya.

Namun, setelah mengatakan itu, ia jadi teringat kembali dengan Joni.

"Hih! Kenapa gue malah ngebayangin pak Joni?" Celine bergidik ngeri. Pasalnya, pikirannya langsung tertuju ke sana. Dan ia terus mencoba mengusirnya sampai acara fangirlingnya batal karena Joni yang malah mengganggu pikirannya.


Mwehehe next ya.
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomlosedunia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top