Chapter 07
Celine harus begadang semalaman demi menyelesaikan skripsinya yang kali ini enggan ia tunda lagi. Alasannya, bukan karena ia rajin atau apa. Itu karena ia tidak ingin lagi terlibat banyak hal dengan Joni. Sudah cukup satu tahun saja. Sikap dosennya itu semakin hari semakin menyebalkan saja. Jadi, hal itu yang memotivasi Celine untuk cepat lulus.
"Demi gak bertemu pak Joni! Ayo, Cel semangat!" Gadis itu mengangkat tangannya ke udara. Jari-jarinya mengetik lincah di atas keyboard laptopnya.
"Ah, untung aja ada amunisi." Celine mencomot kentang goreng yang diberikan Reya tadi bersama dengan satu buah burger dan cola dengan ukuran sedang.
Ah, itu bukan dari Reya. Tetapi, Celine sendiri melupakan kalau yang tengah ia nikmati sekarang ini adalah makanan pemberian dari sang dosen yang katanya sangat mengesalkan itu.
Bayangan wajah menyebalkan Joni saat mengomentari dirinya. Bukan skripsinya itu terus terbayang dan membuat semangatnya sangat membara. Meski matanya sudah terasa berat, ia tetap menahannya. Gadis itu juga sudah menyantap dua buah es krim yang diberikan Reya tadi.
"Aaa... Ayo Cel semangat! Jangan biarkan Joni lebih lama lagi dalam hidup lo! Hih dasar Joni nyebelin!"
Matanya terus mengecil yang membuat Celine tidak kuat lagi menghadapi layar laptopnya. Untung saja, ia masih ingat untuk menyimpan hasil kerja kerasnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi saat Celine tertidur di atas keyboard laptopnya tanpa mematikannya. Matanya sudah benar-benar tidak bisa diajak kompromi kembali.
Rasanya, ia baru saja tertidur saat alarm di ponselnya terus berontak tanpa henti. Mau tidak mau, Celine terbangun dan mematikan alarm yang mungkin akan mengganggu penghuni kamar sebelah juga.
"Aduh, perasaan baru ketiduran, deh."
Celine mencepol rambutnya sembarangan sebelum mengisi daya ponselnya. Ia juga tidak mandi. Hanya mencuci muka dan gosok gigi sebelum ia pergi ke kamar Candy.
"Candy, lo udah bangun belum?" Celine mengetuk pintu kamar Candy.
Sahabatnya itu keluar dengan keadaan yang terlihat berbeda. Lebih segar dari biasanya.
"Bikinin gue kopi, please. Gue butuh banget, nih. Nanti, gue bikinin mie instan. Kita sarapan bareng."
Candy mulai meracik kopi untuk sang sahabat. Sedangkan, Celine membuat dua mie instan. Satu untuknya dan satu yang lebih pedas untuk Candy.
"Wih, tumben jam segini udah mandi?" Celine bisa mencium harum sabun yang menguar dari tubuh sang sahabat. "Ada angin apa, nih?" tanyanya dengan mulut yang masih mengunyah mie instan.
"Angin puting beliung!" jawab Candy sewot. "Eh, gue mimpi buruk."
"Cerita gih. Mau denger." Candy mulai menceritakan apa yang dimimpikannya. Berhubungan dengan lelaki yang bernama Handaru tersebut.
Sontak, Celine tertawa terbahak-bahak. Ia tidak dapat menahan tawanya karena mimpi mengenai konde yang jatuh menggelinding. Rasanya sangat menggelikan bagi Celine. Bahkan, gadis itu sampai menggebrak meja saking menggelikannya hingga membuat piring-piring yang berada di atasnya bergeser pelan.
"Dasar nggak waras! Makanya buruan lulus."
"Yeu, ini gue habis begadang. Makanya minta dibikinin kopi!" balas Celine sewot.
Gadis itu memiliki tekad yang sangat kuat untuk segera lulus agar bisa terhindar dari Joni. Pokoknya, tujuan utamanya lulus adalah menghindari Joni.
"Woy! Malah bengong!" Candy menyenggol lengan Celine.
"Gue harus cepet lulus, Can. Gue harus segera terhindar dari Joni yang menyebalkan!"
Candy hanya terbengong mendengar ucapan Celine yang menggebu-gebu itu.
Yuhu!!! Next guys!
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomlosedunia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top