Chapter 06
Celine masih kesal dengan teman-temannya yang meninggalkannya sampai ia harus pulang dengan Joni. Orang yang paling dihindarinya selama ini. Ia hanya ingin bertemu dengan dosen pembimbingnya itu hanya pada saat mereka membahas skripsi. Di luar itu, ia malas berhadapan dengan orang menyebalkan seperti Joni.
Apalagi, dengan percakapan yang sebenarnya tidak harus Joni ketahui. Tetapi, tetap saja pria itu sepertinya masih tidak puas dengan cerita tentang PSK yang Celine ucapkan tadi.
"Jadi, kamu mau cerita gak?" Alih-alih bertanya, Joni malah tampak seperti mengintimidasi Celine.
"Memangnya, apa urusannya sama Bapak, sih?"
"Ya, saya harus tau, dong. Kamu ka mahasiswi bimbingan saya. Kalau ada apa-apa atau kamu terciduk, saya juga yang kena, kan?"
"Nggak gitu, Pak."
Dengan keadaan yang terus terdesak, akhirnya Celine menceritakan asal-usul nama yang digunakan oleh ia dan sahabat-sahabatnya itu.
"Nah, begitu dong. Saya kan jadi nggak khawatir lagi sama kamu."
Celine ingin sekali memukul kepala pria di sampingnya kalau ia sendiri tidak ingat jika Joni adalah dosennya. Dan ia akan mendapat banyak masalah jika melakukannya.
"Lakukan saja apa yang kamu pikirkan," ucap Joni ketika ia memberhentikan mobilnya karena lampu merah.
Celine enggan bicara karena terlalu kesal. Apa ia memang seorang pemberontak di masa lalu sampai ia harus dikutuk seperti ini?
"Mau makan dulu gak, Acel?"
Pertanyaan Joni langsung membuatnya menoleh. Tak ada yang boleh memanggilnya Acel selain sahabat-sahabatnya.
"Jangan panggil saya Acel. Cukup Celine. Jangan sok akrab!" balas Celine sewot.
"Oke, kita ke McD."
Lagi-lagi, Joni berbuat seenaknya dan Celine hanya bisa menggerutu dalam hati.
Celine juga membiarkan ponselnya yang berisik karena pesan yang masuk dari geng PSKnya. Mereka tahu kalau saat pulang, ia terlihat sangat kesal karena tak ada yang bisa pulang bersama.
"Mau pesan apa?" tanya Joni saat mereka tiba di depan drive thru restauran cepat saji.
"Terserah."
Joni tertawa sebelum memesan dan menyempatkan mengacak puncak kepala Celine.
Masih mendiamkan Joni, mobil mewah yang dikendarai sang dosen pun sampai di depan indekos yang ditempati Celine.
"Acel. Aduh, akhirnya pulang juga. Dikira tadi pulang jalan kaki."
Celine memutar bola matanya malas saat Reya menyambutnya dengan pembicaraan yang sangat tidak ingin ia dengar.
"Nih! Es krim buat Acel sayang. Jangan ngambek, ya."
Celine tidak menjawab meski ia mengambil bungkusan dari tangan Reya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Pak Joni, makasih, ya udah nganter Acel. Dia emang suka gitu anaknya." Reya memberikan maklum kepada Joni.
"Ah, iya gak apa-apa. Ini, saya titip buat Celine, ya."
Joni berlalu setelah mengatakan hal tersebut kepada Reya.
"Gak usah ngomong-ngomong sama si Joni!" ucap Celine malas sambil menyambar bungkusan di tangan Reya dan langsung membanting pintu kamarnya.
Padahal, Reya ingin bicara sesuatu kepada Celine yang pada akhirnya gadis itu sendiri lupa apa yang ingin diucapkannya.
See u next chapter!
#SalamKetjupBasyah 😘💦
#authorterjomlosedunia
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top