◇⃟̣̣⃕☕ᰥ HOT COCOA₊˚྅
╭──══ೋ•◦❥•◦ೋ═───╮
➷ ᴡʀɪᴛᴛᴇɴ ʙʏ
Callamelatte
Bungou Stray dogs ©
Kafka Asagiri & Sango Harukawa
ᴘᴀɪʀɪɴɢ
Ranpo x Yosano
ᴘᴜɴɢᴜᴛ ᴘʀᴏᴊᴇᴄᴛ ©2021
𝒱𝒶𝓁ℯ𝓃𝓉𝒾𝓃ℯ 𝒟𝒶𝓎
╰────ೋ•◦❥•◦ೋ═══─╯
.
.
.
.
.
.
.
.
.
! 𝗪 𝗔 𝗥 𝗡 𝗜 𝗡 𝗚 !
•𝗧𝘆𝗽𝗼 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻
•𝗢𝗢𝗖 4 𝗹𝗶𝗳𝗲
•𝗔𝗻𝗴𝘀𝘁(?)
•𝗣𝗹𝗼𝘁 𝗸𝗹𝗶𝘀𝗲
•𝗛𝘂𝗺𝗼𝗿 𝗴𝗮𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗿𝗲𝗻𝘆𝗲𝘀
•𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵, 𝗰𝗼𝗽𝗮𝘀 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘂!
•𝗘𝗻𝗷𝗼𝘆♡
Februari, musim dingin tentu masih saja berlangsung. Jadi tak mengherankan apabila badai salju mendadak menerpa Yokohama pagi ini yang menyebabkan para penduduknya memilih berada di rumah, selain suhu dingin yang ekstrem, keluar sekarang itu sama saja seperti mencari mati.
Sungguh, Ranpo merasa teramat bosan. Sedari tadi yang ia lakukan hanyalah duduk meringkuk di atas sofa dalam balutan selimut tebal, memindahkan saluran televisi secara acak dan tak menemukan hal menarik kecuali serial kartun pagi yang kini sudah mencapai bagian akhir.
"Kenapa sih Kartun ini gak dua kali tayang saja dalam sehari? " Runtuknya seraya memencet-mencet tombol remot TV secara kesal, kemudian berakhir dengan ia yang melempar remot tersebut ke atas meja karena tak menemukan acara Televisi yang membuatnya tertarik.
Iya, Ranpo lagi sensi banget.
Rencana awalnya untuk jalan-jalan pagi sembari bermain salju gagal total karena badai, membuat mood pria yang sudah berusia kepala dua tersebut menjadi bete maksimal.
Ditambah lagi, Seorang Wanita yang tengah duduk bersamanya di atas Sofa, bersikap sangat cuek bagai kulkas 2 pintu. Sejak pagi tadi kedua manik delima jernih itu selalu terfokus pada layar laptop 15 inch di hadapannya, dapat Ranpo tebak, pasti ia sedang menyusun laporan keuangan seksi Kesehatan agensi detektif mereka.
" Akichan, bisa ga sih tutup laptopmu dan pandang aku? " Ungkapnya menggerutu, ia bertopang dagu pada pinggir sofa. " Jangan-jangan selama ini suamimu itu laptop dan bukan aku ya? "
" Berhenti beromong kosong. Aku kerja, Ranpo. " Balas si Wanita tanpa mengalihkan atensinya sama sekali.
Pria bermata sipit itu mendengus, wajahnya kian menekuk. " Kau ini kena virus Kunikida atau bagaimana sih? Gak usah rajin-rajin banget lah. "
" Bukan begitu. Masalahnya aku sudah lama menunda pekerjaan ini, Kunikida juga sudah mau merekap laporan. Kasihan jika aku membuatnya menunggu lebih lama. " Yosano akhirnya menolehkan kepala.
"Ck, kau kan bisa mengerjakannya nanti. Lagian juga kau bisa menyerahkan konsep laporannya pada Atsushi-kun lalu dia yang mengerjakan kerangkanya. Ish udahalah, Ayo maaiiiin~" Ranpo merengek tida henti bagai anak kecil, ia berangsur mendekat, melingkarkan kedua lengannya pada pinggang ramping Yosano , lalu membenamkan wajah pada pundak milik wanita itu.
" Ayo main, main, main. " Kata-kata tersebut terulang beberapa kali, ia melayangkan pandangan ke arah Yosano penuh harap.
" Lho, kan semalam sudah? Tadi pagi juga. "
"BUKAN MAIN YANG ITU MAKSUDNYA! eh tapi kalau kau mau, aku sih —"
"Gak ya, badanku masih sakit. "
Ranpo berdecak, " Yasudah ayo main yang lain. Intinya aku mau main, aku bosan. "
Wanita itu menghela napas panjang, yah sepertinya permintaan tuan kekanakan ini benar-benar tidak dapat ditolak.
Daripada nanti malah berujung ngambek dan Ranpo melakukan yang enggak-enggak, akhirnya Yosano memutuskan untuk menutup laptop yang berada di pangkuannya, kemudian dipindahkan ke atas meja.
"Oke, main apa? " Tanya Yosano.
Dalam sekejap wajah pemuda bermarga 'Edogawa' tersebut menjadi cerah, ia semakin mengeratkan pelukan dan menggosokkan pipinya pada pipi Yosano.
"Aaa, Akichan memang terbaik~! "
" Jangan bergerak seperti itu, berat!Sadar badan ih, kau ini bukan bayi! " Omel sang Istri sebal, dia menarik pipi Ranpo gemas.
" Tapi kau kan selalu memanggilku bayi besar! "
"Itu memang karena kelakuanmu seperti bocah, badanmu tidak. " Tukas Yosano.
" Lah, bukannya kau justru menyukai sisi ku yang itu ? Apalagi jika kita di atas Ranjang." Ranpo menyeringai lebar, memasang raut jahil selagi menggoda Istrinya ini.
".....Ehem, ngomong-ngomong tadi kamu mau main apa ya? "
" KENAPA LANGSUNG DIALIHKAN? ! "
Pria itu menghela napas, dia mengistirahatkan kepalanya lagi pada pundak Yosano. " Jujur, aku juga bingung mau main apa, yasudah kita main siapa yang memeluk paling lama dia yang menang. Yang kalah dapet hukuman cuci piring pas makan malam saja. "
" Mana ada permainan seperti itu! Dan hei, Kau ini juga curang tahu! " Protes Yosano, " Saat ini kau tengah memeluk dan mengunciku dari belakang, aku mana bisa membalas pelukanmu! "
" Ya aku Sengaja, biar Akichan kalah hehehe."
"Nahkan," Yosano memutar kedua bola matanya malas, lalu mencubit pipi Ranpo sekali lagi, lebih keras hingga pria tersebut mengaduh kesakitan.
" Berhenti mencubitku! Sakit tau! " Sahut Ranpo kesal. " Memangnya kau sendiri tidak kepikiran mau main apa gitu? "
" Apa ya... " Yosano memandang langit, berpikir sejenak. " Oh, bukankah hari ini tanggal 14 Februari? Valentine kan? Bagaimana jika kita membuat cokelat ? "
"Heee, boleh juga sih. " Ranpo mengangguk setuju.
"Kau mau cokelat apa? "
" Hmm, apa ya..Aku mau cokelat panas ditaburi Marshmellow saja, hari ini dingin soalnya. "
" Oh? kukira kau bakal meminta kukis cokelat. Tapi yasudah, kalau begitu ayo ke dapur. " Yosano bangkit dari sofa yang disusuli Ranpo di belakangnya. Bersemangat, mereka melangkah menuju dapur.
Setelah mengikat tali apron Ranpo dan dirinya sendiri, Yosano mengambil Cokelat batang serta susu cair dari kulkas. Dia juga meraih talenan dan pisau dari wadah peralatan.
"Akichan, apakah apinya sedang saja? " Tanya Ranpo yang tengah menaruh panci di atas kompor dan menyalakan api. Yosano lantas menghampiri Ranpo.
"Gede sedikittt lagi, nah iya seperti itu. " Lalu Wanita tersebut meyerahkan susu cair kota besar dan garam. " Nih tambahin susu sama garam. Aku mau motong cokelat. "
"Baik, nyonya~"
" Garamnya jangan banyak-banyak ya. "
"Iyaaa."
Supaya cepat meleleh saat dipanaskan, Yosano memotong cokelat secara kecil-kecil. Penasaran apa yang istrinya lakukan, Ranpo pun menghampiri wanita itu. Seperti biasa, memeluknya dari belakang.
"Kok motongnya kecil-kecil banget? " Tanyanya.
"Ya, biar cepet meleleh dong. "Balas Yosano singkat, dia masih sibuk memotong cokelat.
" Humm begitu, " Tatkala melihat Yosano bekerja, tiba-tiba terbesit sebuah ide jahil dalam kepala Ranpo.
Diam-diam, tangan besarnya berangsur mendekati cokelat yang telah dipotong-potong kecil, berniat untuk mencomot sedikit.
Akan tetapi, karena indera pengelihatan Yosano jeli, tentu ia langsung menyadari. wanita itu lantas segera menepuk keras punggung tangan Ranpo bagaikan sedang menepuk nyamuk dengan semangat 45.
"Nakal ya kamu. " Sinis Yosano yang kemudian membawa cokelat-cokelat tersebut ke panci untuk dilelehkan. Ranpo meringis, tapi di saat bersamaan ia pula tertawa kecil.
Sumpah, menjahili Yosano hingga melihat si wanita berekspresi kesal menurutnya seru. Bibirnya yang mengerucut itu benar-benar imut di mata Ranpo.
Tapi kalau sudah marah ya beda lagi. Jika Yosano sampai meledak, mungkin di saat itu pula Ranpo harus sesegera mungkin menuliskan surat wasiatnya. Pokoknya dia harus lebih berhati-hati dalam menjahili seorang manusia bernama Yosano Akiko itu.
Ah ralat, seharusnya Edogawa Akiko.
Kan udah suami-istri HEHEHEHE.
Yah, back to tutorial membuat cokelat panasnya ya gais.
Setelah memasukan potongan cokelat, Yosano meraih sodet sodet kayu untuk mengaduk-ngaduk cokelat hingga merata. Mengapa menggunakan sodet? Supaya tekstur cokelat yang mereka dapatkan nanti lebih halus.
" Oh, aku lupa. Ranpo tolong ambilkan Vanili dan gula di laci makanan dong. " Pinta Yosano sembari mematikan kompor karena cokelat panas tersebut sudah merata.
Ranpo sih menurut saja, dia segera mengambil apa yang Yosano minta dan menyerahkannya kepada wanita itu. Setelah mengucapkan Terima kasih dan menerima barang-barang pemberian Ranpo, Yosano pun menuangkan vanili dan gula ke dalam cokelat. Mengingat Suaminya tersebut sangat menyukai makanan manis, Yosano menambahkan gula sedikit banyak ke dalamnya lalu diaduk-aduk lagi.
"Selesaii~ waktunya penyajian~" Sahut Yosano sembari tersenyum lebar. Ranpo mengendus dalam, menyukai aroma bau cokelat yang menggiurkan berasal dari panci itu.
" Wanginyaa!" Komentar si Pria riang. Dia semakin tidak sabar untuk menyantap Cokelat panas tersebut.
Dengan sangat hati-hati, wanita bersurai hitam itu memasukkan cokelat panas ke dalam mug. Tak lupa untuk mengukur pula karena sajian cokelat panas ini dibagi untuk dua orang.
Yah, walau akhirnya Yosano lebih banyak memasukan cokelat ke dalam mug milik Ranpo, dia sengaja melakukan hal itu karena toh hari ini Valentine, anggap saja dengan memberi lebih banyak cokelat panas akan terhitung sebagai hadiah hari kasih sayang yang kebetulan terjadi bertepatan pada hari ini.
Kebetulan pula, di apartemen mereka, Marshmellow yang tersedia di dalam toples dapur mereka berbentuk hati. Bukankah pas sekali dengan suasananya?
Kini, Cokelat Panas dengan topping Marshmellow berbentuk hati itu telah siap disajikan. Mereka memutuskan untuk menyantapnya di atas sofa ruang tengah, sembari bergumul dalam satu selimut dan menonton Netflix.
Akan tetapi, entah mengapa Yosano menyuruh Ranpo untuk pergi ke ruang tengah duluan. Sekilas, Ranpo melihatnya masuk ke dalam kamar.
Seperti yang kita ketahui, Ranpo yang memiliki kecerdasan tinggi sebagai seorang detektif, sudah dapat menebak dengan mudah apa yang akan Yosano lakukan. Tetapi ia berpura-pura tidak menahu, mengangguk saja dengan tampang polos serta duduk manis selagi menunggu wanita tersebut datang.
" Nih, untukkmu. Aku membuatnya saat berkunjung ke rumah Tanizaki kemarin. " Yosano kembali, membawa paper bag berisi sekotak cokelat buatannya sendiri yang diam-diam ia buat bersama Naomi dan haruno. Dengan pipi memerah, ia memalingkan wajah, menyerahkan hadiahnya tersebut.
"Um, ya, selamat hari Valentine ya. "
"Oya? ~ pantas saja waktu aku datang untuk menjemput kemarin, kulihat Naomi-san dan Kirako-san tersenyum seolah mengejekmu, huh? "
"Be-berisik! Makan saja cokelatnya sana! " Dengus Yosano sebal karena diejek. Dia menderatkan bokongnya ke tepat di samping Ranpo lalu ikut berselimut bersama pria itu.
"Aah, White truffles ternyata eh? " Ungkap Ranpo ketika ia membuka kotaknya. Tanpa ba, bi, bu, dia langsung saja menyantap salah satu cokelat tersebut.
Dan seketika kedua manik zamrudnya menjadi bersinar terang.
"Enak!! Ini serius kau bikin sendiri? "
"Apakah aku tampak berbohong, tuan Detektif? "
Ranpo menggeleng, kemudian ia memajukan badannya lalu mengecup kening Yosano singkat, " Aku sangaaat menyukainya. Terimakasih ya~"
Yosano tertawa kecil, ia menyesap cokelat panas miliknya," Yah untung deh kau suka, aku berusaha memasaknya penuh kasih sayang mumpung untuk hari ini. "
Dahi Ranpo mengerut, " Jadi, kalau bukan Valentine kau memasak untukku tanpa kasih sayang? Kau hanya menyayangiku di hari ini saja? "
" Ya enggaklah, bodoh. " Yosano menjawil hidung Ranpo, senyum lembut terlukis pada wajah ayu wanita itu.
" Aku ini menyayangimu setiap hari, bukan hanya pada tanggal empat belas februari, kau harus tau itu."
— F I N I S H—
Eyyo, kembali bersama Calla di pungut project ✨
Yah, khusus tema Valentine aku nulis cerita ini bernuansa uwu-uwu, jadi tenang gais takde angst.
Tapi kok,
Tapi yah,
Kok aku jadi pengen menjadi pelakor dalam hubungan rumah tangga mereka. G.
Disini itu AU dimana Ranpo ama Yosano pasutri oke.Mungkin udah hampir setahun gitu mereka nikah.
Latarnya tetep sama kayak anime nya si, mereka tetep kerja di Agensi bersenjata cuman ya sekarang tinggal bareng di apartemen gitu deh.
Jujur , ini ship yang paling bangeeeet aku suka di BSD . Jadi aku pakai aja buat tema Valentine ini. Semoga kalian suka ya ♡♡♡
Dan Jangan lupa cek karya kawan-kawanku yang lain juga! Terima kasih telah membaca~!ʕ•ᴥ•ʔノ
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top