"贈り物"
╭──══ೋ•◦❥•◦ೋ═───╮
➷ ᴡʀɪᴛᴛᴇɴ ʙʏ
Nailaayala_
➷ ᴅɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ
Haikyuu © Haruichi Furudate
Naila © Nailaayala_
ᴘᴀɪʀɪɴɢ
Kenma x Naila
ᴘᴜɴɢᴜᴛ ᴘʀᴏᴊᴇᴄᴛ ©2021
𝒱𝒶𝓁ℯ𝓃𝓉𝒾𝓃ℯ 𝒟𝒶𝓎
╰────ೋ•◦❥•◦ೋ═══─╯
.
.
.
.
.
.
.
.
.
! 𝗪 𝗔 𝗥 𝗡 𝗜 𝗡 𝗚 !
•𝗧𝘆𝗽𝗼 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻
•𝗢𝗢𝗖 4 𝗹𝗶𝗳𝗲
•𝗔𝗻𝗴𝘀𝘁(?)
•𝗣𝗹𝗼𝘁 𝗸𝗹𝗶𝘀𝗲
•𝗛𝘂𝗺𝗼𝗿 𝗴𝗮𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗿𝗲𝗻𝘆𝗲𝘀
•𝗕𝗮𝗰𝗮 𝗯𝗼𝗹𝗲𝗵, 𝗰𝗼𝗽𝗮𝘀 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘂!
•𝗘𝗻𝗷𝗼𝘆♡
.
.
.
Normal P.O.V.
"Tch. Kalau disuruh memilih mungkin aku lebih ingin menjadi game nya." Desis gadis itu pelan seraya membanting sapu pel penuh emosi, menimbulkan suara yang cukup keras didengar.
Kuroo yang kebetulan berjalan melewati gudang alat kebersihan mengintip dari arah pintu. Perlahan ia membuka lebih lebar, cahaya masuk melewati celah bersamaan saat pintu didorong.
"Lelah?" Ucapnya membuka pembicaraan kepada gadis yang tampak antara lelah dan marah. "Butuh bantuan meluluhkan Kenma?"
"Tidak, terimakasih."
"Naila. Aku hanya ingin membantu sedikit, aku juga lelah melihat Kenma tidak lepas pandang dari game nya." Ujar Kuroo berargumen.
"Kau tiba-tiba menawarkan seperti itu, memang kau tahu sesuatu yang membuatku kesal padanya?" Timpal gadis bermanik merah dengan sorot nekonya.
"Maaf saja tapi aku mendengar keluhanmu dikoridor tadi tentang kau yang ingin merayakan valentine bersamanya, tapi Kenma tidak berkutik menanggapi teguranmu. Kau kesal dan akhirnya memutuskan tak jadi membincangkannya."
"Aku juga melihatmu yang tengah duduk disamping Kenma menunggunya selesai bermain game dengan sesekali buka suara walau akhirnya diabaikan. Berharap bisa berbincang hangat berdua tetapi justru hal lain yang terjadi." Sorot mata Kuroo berubah gelap memandang Naila, membuat lengah sorot manik merah neko yang gadis itu lemparkan.
Segera tatapan tajam tadi digantikan dengan senyum keraguan. "Ah, baiklah Kuroo-san kalau begitu mohon bantuannya." Mengalih pandang, "jadi apa yang harus kulakukan?"
"Pertama berhenti lah memanggilku menggunakan embel-emel -san. Kuroo saja. Berapa kali harus kuulang hm?" Sorot maniknya berubah membawa aliran kembali normal seperti biasa.
"Akan aku terapkan, Kuroo. Lalu?"
"Mungkin ini agak lancang tapi kurasa ampuh membuat Kenma luluh."
"Lalu?"
"Atau mungkin tertampar."
"Lalu?"
"Mungkin saja sedikit menciptakan perih atau sebuah goresan dihatinya."
"LALU?!"
"Oh gomen, otakku sedikit memimikirkan akan seperti apa ekspresi dan perasaan Kenma jika rencana ini dijalankan." Kuroo memasang smirk.
"Kuroo katakan saja apa itu. Aku lelah berdiri, kakiku mulai terasa pegal, pelipisku terasa nyeri menunggu poin penting pembicaraanmu."
"Ingin digendong?"
"CEPAT KATAKAN ATAU AKU PATAHKAN SAPU PEL MILIK KLUB."
"Begini ...."
"Baiklah. Ada sesuatu yang terjadi diluar perkiraan kau yang bertanggung jawab." Tegas Naila.
"Aku hanya memberi solusi kok, bukan menghamili seseorang." Celetuknya.
Naila mengedikkan bahu ngeri dengan kalimat terakhir yang Kuroo lontarkan. Seraya beranjak pergi, memaksa kaki melangkah walau kaku karena kelelahan menopang badan dalam jangka waktu cukup lama.
Kini Kuroo menatap kepergian gadis itu perlahan hingga punggungnya hilang oleh kejauhan. Selama itu sorot mata Kuroo memandang, menyimpan suatu arti yang tidak dapat diungkap.
____________________
Pria bersurai pudding dengan PSP yang selalu berada digenggaman tangannya menyipitkan mata mendapati sang kekasih terlihat begitu ceria berjalan melewatinya, tumben saja tidak menegur ataupun menghampiri. Aneh juga rasanya kalau begini, pikirnya.
"Naila."
"Oh? Ohayou Kenma."
"O-ohayou."
"Sedang bermain game? Sudah kebiasaan rutinmu ya, lanjutkan saja aku ingin menemui Kuroo. Ah iya hampir saja aku lupa menyampaikan, aku mengirim suatu hadiah di Mobile Legends padamu. Tidak terlalu penting sih toh nanti kamu juga tahu,"
"Matane aku ingin menghampiri Kuroo, kemungkinan akan memakan banyak waktu untuk membahas rencana kencan buta valentine ke pantai bersamanya jadi jangan heran jika kau tidak mendapatiku diseisi kelas." Girang Naila.
Kenma bengong. "Hah?"
"Jaa, matane!"
"Cotto-" Kenma memasang wajah yang hanya bisa menyaksikam kepergian pujaan hati.
Membisu ditempat memandangi tulisan game over pada layar psp, Kenma merutuk dalam hati. "Jadi untuk apa aku meriset segala tempat, buang waktu saja. Seharusnya aku tahu dia suka tempat yang tidak begitu istimewa tetapi indah dan alami."
Seperti kehilangan arah, Kenma celingak celinguk entah mencari apa. "Tidak. Lebih tepatnya tempat yang berkesan baginya."
Segera dirinya duduk dikursi pinggir koridor, menekan start kembali bermain. Ekspresinya tidak biasa hanya karena sembilan deretan kata kencan bersama Kuroo.
____________________
"Naila, apa kau ada waktu untukku besok? Besok, aku ingin menghabiskan waktu dipesisir pantai bersamamu hingga malam." Entah apa yang Kenma pikirkan, kata-kata itu ia lontarkan ditengah para anggota volly yang sedang kumpul beristirahat.
"Kau lupa, ya? Aku sudah bilang ada janji dengan Kuroo."
Sontak saja semua yang mendengar kaget karena perkataan Naila. Loh kok Kuroo bukannya pacar Naila itu Kenma, kira-kira begitulah pikir mereka.
"Kenapa kalian? Seperti ada yang salah dengan perkataanku."
"Kenma? Kalian putus?" Yamamoto mendekati Kenma.
"Maaf aku lupa. Kau sudah mengatakannya tadi." Lantas Kenma pun pergi tanpa menjawab pertanyaan Yamamoto.
Naila tersenyum kelihatannya rencana yang Kuroo anjurkan berjalan mulus. Hanya tinggal menggoyangkan bagian Kuroo saja permainan sandiwara ini akan segera berakhir.
"Kenma." Panggil Kuroo, tetapi si empu tak kunjung menjawab ataupun berhenti ditempat.
"Kalau seperti itu seterusnya pacarmu tidak akan bertahan lama."
"Berisik."
"Apapun kata-katamu aku akan tetap membuatmu pecah kendali hingga tempramental." Batin Kuroo tetap berpegang teguh pada prinsip awalnya.
"Kalau dia direbut kau bisa apa? Tetap bermain hingga permainanmu hancur?" Sejauh ini masih sepasang mata bertemu punggung.
Kenma pun berhenti membelakangi tatapan tajam Kuroo yang sengaja dibuat-buat. "Beri-" ucapan Kenma terpotong.
"Tetap begitu saja hingg-" potong Kuroo yang tiba-tiba terhenti.
"CUKUP. MAKSUDMU ITU APA MENGOCEH BEGITU TAPI KAU SENDIRI MEREBUTNYA DARIKU." Kembali disambar oleh Kenma, temponya meninggi—ralat membentak penuh tekanan emosi.
"Kenapa? Memangnya tidak boleh?"
"DIA MILIKKU." Kenma memberi tekanan pada kata-katanya.
Naila mengambil sedikit langkah. "KENMA! KAU INI KENAPA—"
"AKU CEMBURU KAZUMI NAILA!" Jelas matanya mengintimidasi mengatakan itu.
Kenma tidak habis pikir dirinya akan lepas kendali seperti itu, sama sekali tidak mencerminkan sifatnya selama ini. Dirinya berlalu menjauh dari keramaian, menekuk wajah suram yang tertutupi surai pudding miliknya.
"Kau tidak berniat mengejarnya?" Timpal Kuroo kepada Naila yang masih memaku ditempat.
Gadis itu memakai topeng wajah datar.
"Bisa kah kalian jelaskan ada apa ini?" Tanya Yaku dengan raut kebingungan.
Selama perdebatan berlangsung ia hanya melongo terdiam menyaksikan keributan yang tidak dimengerti sama sekali olehnya.
"Kuroo." Naila mengode agar Kuroo menjelaskan.
"Jadi ...."
____________________
"Ohh. Tidak kusangka urusan percintaan mereka dimana yang keduanya seorang introvert dan pemalu bisa melibatkan orang sebanyak ini." Ucap Lev.
"Mereka belum dewasa jadi kita sebagai orang dewasa harus berperan aktif untuk turun kejalanan." Ujar Kuroo agaknya mengejek kelakuan dua sejoli itu.
"Orang yang berperan aktif padahal tanpa adanya pengalaman berpacaran, begitu kah maksudmu? Bisa gitu ya."
"Naila. Harusnya kau pacaran dengan Tsukishima saja." Wajah Kuroo dibuat tertekan olehnya.
"Jangan, mau jadi apa anak mereka? Garam?" Tau akan mendapat sesuatu yang manis oleh Naila, Yaku berlari setelah berucap.
"Oh iya, latih tanding dengan Karasuno hari ini jadi tidak? Sore bukan? Apa ada masalah dengan perjalanan mereka?"
"Tidak, tidak. Sebentar lagi mereka sampai."
"Souka," Naila mengambil tarikan nafas, "bersihkan ruangannya! Letak dan rapikan semua alat kebersihan baik-baik! Aku ingin memasak sesuatu untuk menyambut kedatangan mereka!"
"Aku tau aku ini manager tapi didalam undang-undang klub volly Nekoma nomor—"
"12 TAHUN 2021. JIKA KEDATANGAN TAMU WAJIB MENGHIDANGKAN SESUATU SETIDAKNYA CAMILAN RINGAN, DALAM HAL INI MANAGER YANG BERTANGGUNG JAWAB SEMENTARA KEWAJIBAN MANAGER YANG LAINNYA DISERAHKAN TANGGUNG JAWABNYA KEPADA ANGGOTA LAIN. APABILA MELANGGAR, HUKUMANNYA ADALAH; MANAGER DIBIARKAN LIBUR SELAMA 1 BULAN DENGAN GAJI YANG TETAP BERJALAN."
"Bagus. Aku menyayangi kalian—"
"INI KAH MIMPI?" Teriak Kuroo, yang kemudian diikuti kata-kata aneh mengesalkan lainnya.
"—para uang-uangku." Naila nyengir, langka sekali untuk dilihat.
Mendengarnya mereka semua lesu, terlebih Kuroo.
____________________
Latih tanding antar sekolah Karasuno dan Nekoma berakhir. Sejenak tim Karasuno beristirahat sebelum memulai perjalanan kembali pulang ke prefektur Miyagi.
Kenma tampak sibuk dengan ponselnya, didalam ruang obrolan aplikasi Mobile Legends, mengamati sebuah pesan.
@-
|I'm missing you.
|Okurimono.
"Jadi ini yang katanya hadiah." Kenma mengulas senyum. "Dengan senang hati aku menerima, dasar nante bakana,"
"Yo, Kenma. Sekarang?"
Mendongak sekilas, mendapati pria sahabat kecilnya. "Sebelas lewat lima puluh." Ejanya melirik jam pada layar ponsel redup yang hampir kehabisan batrai.
Senyum miring menghiasi wajah tidak sabaran pria disampingnya, sepertinya pria itu sudah terbawa nafsu yang besar.
"Pergilah dengan yang lain. Aku yang menggiringnya." Perintah pria itu.
"Aku percayai padamu, Kuroo." Ucap Kenma seraya beranjak dari tempat duduk, tatapan mereka bertemu sedetik kemudian keduanya melangkah bertolak arah menjalankan peran akhir drama yang sebenarnya.
____________________
Tepat perkiraan, gadis itu duduk sendirian dibawah pohon lebat ditemani angin malam tanpa siapapun menemaninya.
Dari jarak penglihatan Kuroo saat ini, dia tenang-tenang saja tanpa ekspresi takut sedikit pun. Mungkin sudah kebiasaan seorang introvert berteman dengan gelap dan sepi.
Semakin dekat Kuroo mengendap terlihat mata merah neko itu sedang sendu memandangi bulan. Bagaikan permata bercahaya, maniknya dua kali lipat lebih indah untuk dilihat.
Mungkin hatinya mengatakan malam ini ia ingin berduaan bersama sang kekasih didetik-detik valentine layaknya pasangan diluar sana. Mengingat sikap pria itu belakangan ini, dengan game yang tidak pernah lepas darinya menjadikan harapan tersebut hanyalah sebuah khayalan belaka bagi Naila.
"Seorang Kazumi Naila tidak takut kegelapan?" Hal yang paling menyebalkan bagi Naila adalah, Kuroo yang datang mengejutkan secara tiba-tiba. Setiap hari tidak ada kata tidak kaget baginya.
"Hanya mengasingkan diri kok, lagian mereka—"
Naila tersenyum kaku menyisiri segala sudut pandangnya, tidak dapat ia temukan keberadaan mereka yang sedang berbincang ria tadi.
"Ikuti aku." Bisik Kuroo ditelinga Naila.
"Doushita no?" Naila bertanya, pasalnya duduknya terasa nyaman dan enggan beranjak.
"Kalau bukan kekasihnya Kenma mungkin sudahku gendong." Kuroo merutuki nasibnya dalam batin.
"Ayolah, sampai kapan kau mau disini? Jika terjadi sesuatu bagaimana? Tidak ada siapapun kau dapati begitupun mereka tidak tahu kau disini. Masalah paksaan sepertinya kau mirip seperti Kenma."
"Ah baiklah jangan ribut lagi!" Naila beranjak, membuat langkah cepat sebelum Kuroo menyusulnya.
"Dasar, hey!"
"Kau mau kemana?"
"Ruangan klub. Aku tau mereka disana."
"Benar-benar kucing sesungguhnya."
Agar dapat menyusul tempo jalannya Naila, Kuroo berlari lantas menarik tangan gadis itu, merubah arah perjalanan menuju kejutan menanti.
"Tch. Lepaskan aku, mau apa kau?!" Gusar Naila.
"Iie, semua akan baik-baik saja."
"LEPASKAN!"
"A—Kenma?"
"Selamat hari valentine, sayang." Kenma merentangkan tangannya, memberi ruang gadis itu berlari kedalam dekapannya.
Sulit untuk mengerti situasi, yang Naila tahu dia sangat merindukan pelukan itu, senyum itu, dan diri yang sedang menunggunya disana.
Dor dor
Bersamaan saat dua sejoli itu bersatu, kembang api meledak menghiasi langit pukul dua belas malam membelah angkasa dengan warna-warni mengagumkan.
"Maaf aku sedikit memainkan perasaanmu, mengabaikan semua perkataanmu, oleh karena itu, ini hadiah untukmu, sayang." Bisik Kenma pelan namun, mampu menciptakan debaran hebat bagi gadisnya.
Senyumnya dalam diam, Kenma tahu itu. Naila melonggarkan pelukan eratnya. "Terimakasih Kenma, jadi artinya semua ini ...."
"Iya."
"Maksudmu aku membuat drama didalam dramamu dengan Kuroo?!"
"Iya sayang."
"AHAHA BODOHNYA AKU!" Sementara Naila tertawa renyah, Kenma tersenyum mengelus surai coklatnya. "Tapi aku tidak membawa sesuatu untuk dihadiahkan kepadamu,"
"Jangan dipikirkan, melihatmu bahagia seperti ini lebih dari apapun bagiku."
Rasanya kembali canggung. Naila tidak enak hati jika Kenma memberinya suatu yang spesial sementara dia tidak.
Mencoba menjauh beberapa sentimeter dari Kenma guna memutar otak, Kenma bingung apa yang pasangannya lakukan. Beberapa menit berlalu Naila berhasil mendapat ide untuk hadiah valentine Kenma. Pipinya panas mengakibatkan rona merah timbul, melihat itu muka Kenma ikut bersemu merah malu.
"Kenma."
"A—"
Cup
Mata Kenma membelalak merasakan perlakuan pacarnya, selagi itu Naila menutup matanya malu, tapi dia ingin. Terlebih ini adalah ciuman pertama mereka setelah kurang lebih empat belas bulan menjalin hubungan.
Kenma membalas, mendorong bibirnya untuk menciptakan sensasi bagi seorang wanita menikmatinya, deru nafas yang saling beradu menyapa indra sekitar membuat ciuman terasa sempurna. Didetik-detik terakhir Naila membiarkan semuanya dikendalikan oleh Kenma.
Ciuman usai, keduanya sama-sama kehabisan oksigen. Setelah mengatur pernafasan kembali normal Kenma membuka matanya dan mendapati gadis itu masih menutupi mata menggunakan kedua tapak tangannya, terlihat rona merah masih membekas dikedua pipi gadis kesayangannya.
Lucu, kata yang tepat pikir Kenma. "Mau sampai kapan kau menutup matamu sayang?"
"Kenma!" Rutuknya.
Hanya dibalas tawa singkat oleh Kenma. Kesannya aneh memang, sebab biasanya ekspresi Kenma tidak ada bahagianya sama sekali.
"Ora!" Teriak Hinata dari dalam semak.
"Yamete, Shoyo."
"Aduh-aduh aku ingin pulang secepatnya, muak melihat drama sepanjang hari." Keluh Tsukishima tiba-tiba datang dengan beberapa anak Karasuno.
"Ara?"
"Tidak sopan sekali perkataanmu." Cibir Hinata.
Kenma dan Naila bertatapan, tidak berlangsung lama, Kenma menarik tangan gadis itu agar menjauh dari tempat yang kini sudah tidak aman untuk mereka berduaan.
"Sial, Kenma, sial, aku iri padamu." Sesal Kuroo. Sebenarnya dia juga punya perasaan terhadap Naila, tetapi gengsinya membuat dirinya tertinggal satu langkah dari Kenma.
"Sudah aku bilang berapa kali dulu 'kan." Sambar Yaku sebelum berjalan meninggalkan Kuroo.
Lev menyaksikan wajah frustasi Kuroo tapi mencoba tidak peduli, sebab dia pun lelah hari ini. "Matte yo." Ujarnya tertinggal jauh dari Yaku.
"Sialan kalian, tunggu hey!" Akhirnya Kuroo mengikuti.
"Kenma-ku sudah besar," lirih Yamamoto mendrama, alhasil mendapat cibiran dari anggota lainnya.
= Bonus! =
"Besok ikutlah kepantai bersamaku."
"Jadi kau serius Kenma?"
"Apakah wajahku terlihat seperti sedang berbohong?"
"Ah, baiklah, dasar."
"Kau tahu, aku cemburu kau didekati Kuroo sepanjang hari."
"Siapa menyuruh membuat drama plot twist seperti tadi!"
"Maaf sayang, sebagai permintaan maaf ini untukmu."
"Apa ini? Sebuah kata game over dilayar PSP?"
"Aku gagal mencintai sebuah permainan, lalu beralih mencintai seorang gadis bernama Kazumi Naila."
"Cukup, hentikan gombalan itu. Aku mencintaimu juga maniak game."
- FIND -
✒. Author note
Eyyo arigaterimakasih gozaimuch telah mampir, setelah menemukan cerita ini mungkin bila berkenan bisa mampir ke lapak author aslinya, di cek cek ada beberapa book juga, edit: ansakyou fandom and jshk fandom.
Iya disini oc nya aku sendiri wkwk
2000 words lebih woah, ini pertama kalinya aku bikin oneshoot. Eh ga juga sih, di random book juga pernah awokwok
Dicerita ini yg bisa kalian petik hikmahnya adalah, Naila fetish Kozume Kenma-kun.y
Sekian cerita singkat spesial valentine ini saya tutup dengan pidato singkat kepada pembaca sekalian. Saya Kozume Naila pamit undur diri, dan sampai jumpa dilain waktu, jaa matane! Voment sayang
Minggu, 14 Februari
Tertanda,
Naila Ayala
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top