Kafe Senja

Halo zeyeng, jadi ini cerita tuh masih berhubungan dengan para author kece badai. Baca cerita mereka juga ya zeyeng.
LikeApoltergeist tiapurnamasetiani15 Reistya Nadramahya
Dan jangan lupa beli ebook Lovata ya, karena ceritanya berbeda dengan di wattpad.

Jika memang aku jatuh cinta padanya, biarkan cinta ini ada.

Happy reading
.
.
.
.

Candy memandang kafe Senja yang sangat Instagramable di depannya. Dia memandang Arka yang sama tidak tahunya dengan dirinya. Ada kafe bagus, tapi mereka tidak ada yang tahu. Ini gimana ceritanya mereka bisa terlewati.

"Kok loe bego sih, Ka? Kafenya bagus," ucap Candy yang malah mendapat jitakan dari Arka.

"Loe juga sama begonya keles," kelakar Arka. "Dah, gue cabut. Good luck."

Sepeninggal Arka, dia memasuki kafe. Terperangah dengan desain kafe yang sangat menarik perhatian dirinya. Candy berjalan menuju kasir. Menghela napas sejenak sebelum dia bertanya.

"Mbak, saya mau melamar pekerjaan," ucapnya.

"Langsung masuk saja ke kantor, Mbak."

Candy mengikuti arahan gadis itu menuju kantor yang berjarak.400 meter dari tempatnya berdiri tadi. Candy mengetuk pintunya dan teriakan untuk masuk membuatnya melangkahkan kakinya menuju ruangan itu. Lelaki berperawakan tidak terlalu tinggi itu, memandang Candy dari atas hingga bawah.

"Saya mau melamar pekerjaan," ucapnya kembali.

"Duduk, saya kira tadi mau melamar anak orang."

"Ya kali, Pak. Kan saya perempuan,. harusnya saya yang dilamar."

Candy memberikan surat lamaran itu, lelaki itu mengamati dengan seksama dan mengangguk sekilas. Dia mengajak Candy menuju meja barista kopi, mempersilahkan Candy menunjukkan bakatnya yang terpendam. Candy tanpa sungkan menunjukkan bakatnya, membuat cappucino dengan latte art berupa bunga mawar.

"Luar biasa. Saya terima kamu sebagai barista kopi di sini." Candy bersorak, "saya Aidan."

"Bapak sudah baca data diri saya, panggil saja Candy," ucapnya kembali.

***


Candy melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju kos. Dia menghemat uang jajannya, selama dia belum merasakan gaji pertamanya. Berhenti sejenak di mini market yang berwarna biru, dia masuk menuju deretan es krim. Rasanya dulu sepulang sekolah, mereka akan jajan es krim dulu. Sekarang Meera ada di luar negeri, sedangkan Reya masih bergelut dengan dunia brownis, Arka melanjutkan menjadi penyiar radio, dan hanya si Celine yang masih betah jadi mahasiswi. Candy benar-benar merindukan masa putih abu-abu, saat hanya memikirkan perasaan kedua orang tua, dan sekarang dia harus benar-benar merasakan susahnya mencari nafkah.

"Hidup memang selalu berputar, kalau gak muter, gimana jadi?" ucapnya saat melihat teman seangkatannya dulu selalu berbuat sombong, kini dia bekerja sebagai SPG rokok.

Candy kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke teras kosan. Hawa panas sangat membuatnya lemah. Ibarat coklat, dia akan meleleh karena panas. Ibarat es batu, dirinya akan mencair jika ditengah gurun. Ya jelas kalau itu, mana ada es batu bertahan lama. DiaDia menyapa Celine yang wajahnya kurang bersahabat bersama seorang pria, tapi Candy tidak ingin mencampuri urusan masing-masing sahabatnya. 

Merebahkan tubuhnya di kasur. Berandai-andai memiliki pacar. Rasanya sudah lama sekali dia tidak menjalin hubungan dengan seseorang. Dulu saat SMA saja, dia pernah menjalin kisah dengan si mantan, tapi memang si mantan ini laknat bin durjanah, baru beberapa hari jadian, sudah main sosor saja. Dikira Candy ini bebek apa? Bukan Candy kalau dia tidak bisa menyentil kening si mantan dengan sepatu. 

"Kalau nanti gue punya pacar, maunya yang ganteng bin kaya," kelakarnya.

***


Candy memasuki area kafe yang masih sepi. Ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai barista kopi. Dia menyapa para karyawan yang juga bertugas pagi ini. Kedatangannya kali ini, bertepatan dengan partner kerja Aidan yang baru saja pulang dari luar negeri. Lelaki itu memasuki kafe dengan gagahnya. Candy benar-benar mengumpat kegantengannya yang tiada tara. 

Lelaki tinggi dan kulit eksotis itu berdiri tepat di depan Candy. Memandang Candy dengan datarnya. Andaikan Candy tidak ingat banyak orang, mungkin dia akan memeluk lelaki itu. Ah itu hanya andaikan, dia bukan tipe wanita main sosor seperti bebek. Candy itu anggun? Enggak. Candy itu cantik? Enggak juga. Aih, lalu apa yang dibanggakan dari seorang Candy? Enggak ada.

"Saya Handaru Kamandaka," ucapnya datar, tapi mampu membuat Candy terpana.

Target cinta gue, mas Handaru Kamandaka. Batinnya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top