🐻 - 𝕶𝖊𝖈𝖊𝖜𝖆

Jibaku Shounen Hanako kun © Iro Aida
Sechan © Buumblebee_
Tsukasa x Seli
Modern!AU

×

! WARNING !
- Slight Angst
- Harsh Words
- Kata Tidak Baku
- OOC
- uwa uwu

×

PungudProject © 2021
PungudEvent Valentine 0.2
Enjoy!!

×


"Se-chan~ bentar lagi valentine, Se-chan mau ngasih coklat apa buat Tsu?"

Adalah pertanyaan yang kesekian kali di pagi ini. Pemuda dengan marga Yugi itu tak henti-hentinya menghujani diriku dengan puluhan kata tanya dimana hari valentine lah menjadi pengacunya.

Aku menghela nafas lelah sembari memalingkan wajah ke arah jendela luar kelas. Dimana di bawah sana terdapat beberapa siswa yang sedang memainkan permainan bola basket di tengah lapangan.

Sebenarnya aku memang berencana untuk membelikan lelaki yang notabenenya adalah kekasihku ini coklat di hari valentine nanti mengingat valentine kemarin aku tidak memberinya apapun. Tapi sayangnya uang bulananku tidak cukup untuk membeli makanan lezat tersebut.

Yakali dia mau dikasih coklat murahan? Nggak level lah ya.

Valentine kurang dua minggu lagi. Dan dua minggu itu aku belum dapat uang gajian dari kerja part time ku di sebuah toko minimarket. Aku juga tidak bisa meminjam uang pada atasan mengingat bulan lalu aku sudah meminjam uang padanya. Bahkan aku belum sempat mengembalikannya.

Hahh, malang sekali nasibku ini. Mau nyenengin pacar aja kudu susah payah dulu.

Btw sebagai informasi, tsukasa gatau kalau aku ambil kerja part time di sana.

"Se-channn, kok diem si?!"

Aku dengan malas menoleh ke arah pemuda yang masih setia berdiri di samping mejaku. Menatapnya dengan tatapan kalut berharap dia berhenti merengek seperti ini.

"Iya, aku usahain." balasku akhirnya.

Bukannya puas dengan jawaban itu, Tsukasa malah menggembungkan pipi lucu lengkap dengan bibir yang dimanyunkan ke depan.

"Males! Gak ikhlas gitu balesnya! Se-chan kenapa si kok malah cuek gini?! Se-chan gamau beliin Tsu coklat??"

"Aku usahain Tsu.. Aku gak bilang kalo gamau.. "

"Sama aja! Yaudahlah! Males di sini. Mending keluar aja. Se-chan nyebelin!"

Dan lelaki itu pun segera melangkah keluar dengan rasa kesal luar biasa.

Lucu si sebenarnya. Tapi kasian juga kalo diliat-liat.

Aku menunduk lesu. Merasa bersalah karena telah bersikap demikian pada pemuda barusan. Ingin beranjak untuk meminta maaf, namun aksiku terhenti kala dapati sebuah getaran menggelikan di balik saku seragam baju.

Ada panggilan masuk.

Saat ku lihat siapa yang menelpon, aku langsung menekuk alis heran karena mendapati nama

"Kakak ipar ♥"

terpampang jelas di dalam layar handphone.

"Tumben ni nenek-nenek nelpon? Pasti ada maunya."

Gumamku sebelum kemudian menarik tools hijau ke atas lalu percakapan kami pun dimulai sampai jam istirahat selesai.

Dalam hati aku bergumam pelan.

"Aku harus gimana?"

***
Tsukasa POV.

Percakapan singkat antara aku sama Amane pagi tadi begitu menyita seluruh pikiran.

Valentine kurang 5 hari lagi. Dan entah kenapa semenjak itu hubunganku dan Se-chan jadi sedikit merenggang. Tiap kali aku merengek padanya untuk dibelikan coklat saat valentine nanti, dia terus saja menghindar bahkan tak jarang mengalihkan topik pembicaraan.

Se-chan kenapa? Aku curiga, jangan-jangan dia mau beli coklat buat orang lain sampai-sampai gak mau beliin aku coklat? Seperti yang Rose-chan lakuin terhadap Amane?

Eh

Eh

Ehhh :"((

T-tsu gak siap buat kehilangan Se-chan! Tsu sayang banget sama Se-chan! Se-chan kenapa si! Kok tega baget sama Tsu!

Nyebelin ah!

Aku mengusap wajahku gusar. Entah kenapa rasa sesak begitu jalari dada. Kemudian ku tengadahkan kepala menatap langit-langit biru mengingat sekarang aku sedang berada di pinggir sungai. Lantas, aku pun bergumam.

"Liat aja nanti. Se-chan beneran ngasi aku coklat apa engga."

Tsukasa POV end.

***

Aku mengusap peluh guna menghilangkan rasa penat. Pembeli hari ini banyak sekali. Mereka berdesak-desakan untuk membayar totalan di depan meja kasir tempatku bekerja.

Dan untunglah sekarang sudah tiba saatnya aku untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Pekerjaanku sudah selesai di sini. Aku akan pulang dan menyiapkan tenaga untuk besok.

Sebenarnya hari ini adalah hari valentine. Dan bukannya bersenang-senang bersama Tsukasa di luar sana, aku malah sibuk mencari uang di tempat pemberlanjaan seperti ini.

Lelah sekali. Aku bahkan sampai bolos sekolah hari ini demi mendapatkan gaji lebih dari pihak atasan.

Yahh, dapat ku pastikan Tsukasa sedang marah besar padaku. Tapi tak apa! Besok aku akan belikan dia coklat dan dia pasti gak akan marah lagi! Yah aku yakin itu!

Ku langkahkan kaki ini menuju ke sebuah halte bus. Hendak menunggu angkutan umum mengingat jarak dari sini ke rumahku sangatlah jauh.

Mataku kemudian memicing karena dapati sesosok pria familiar tengah menatapku dingin di depan sana.

"Tsukasa?"

Tanpa banyak basa-basi, aku segera menghampiri sosok tersebut.

"Tsu? Kamu ngapain di sini?"

Tanyaku kemudian.

"Kamu yang ngapain di sini."

Kamu?

Tumben. Biasanya Se-chan.

Ahh, udah kuduga. Dia pasti marah.

"Ohh, aku tau. Baru pulang open Bo? Hm? Pantes tadi gak sekolah. Gak ada kabar juga. Emang disewa berapa kamu pas hari valentine gini? Haha, kocak ya. Ternyata pacarku kelakuannya nusuk banget."

Seolah tersambar petir, hatiku langsung terasa sakit luar biasa.

Perkataan barusan begitu membuatku marah. Begitu membuatku rendah dan juga hina.

Lantas, ku pandang tajam pria tak tau diri di depan sana. Tanpa banyak basa-basi, aku langsung berlenggang pergi tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Lebih baik aku diam.

Karena aku sedang lelah.

***

Siang ini tepatnya jam istirahat aku memutuskan untuk menemui Tsukasa di lorong depan kelasnya. Dengan sebungkus coklat mahal pada genggaman, aku menyodorkan makanan lezat tersebut tepat ke arah pemuda yang tengah menatapku dingin di depan sana.

"Buatmu. Maaf telat ngasihnya.. Happy valentine day sayang~" ucapku kalem.

Hening sejenak. Dan nampak tak ada reaksi apapun dari pria itu. Sebelum kemudian Tsukasa akhirnya meraih coklat tersebut kasar dan membuangnya ke dalam kotak sampah yang kebetulan berada persis di samping dirinya.

Aku terkejut bukan main melihat hal itu. Dan pada akhirnya kami menjadi bahan tontonan anak kelas lain.

"Aku gak butuh coklat itu. Makasih."

Ucapnya dingin sebelum kemudian berlenggang pergi meninggalkanku lengkap dengan rasa malu.

Merasa geram, merasa marah, merasa hina, aku dengan emosi yang menggebu menyusul langkah besarnya sebelum kemudian menarik lengan itu kasar dan menampar pipi kanannya kuat.

Air mata mengalir membanjiri pipi. Dengan tatapan tajam penuh amarah, aku mengepalkan kedua tangan kuat karena merasa hina di depan semua orang.

Yah, aku kecewa.

Tsukasa nampak terkejut melihat perlakuanku barusan. Dengan satu tangan yang menyentuh pipi, ia menatapku dengan tatapan shock.

"Keren banget ya kamu. Aku udah susah payah nyari uang buat beliin kamu coklat itu. Dan sekarang kamu malah tega buang itu di depan muka aku sendiri? LO BEGO APA GIMANA SI ANJENG???"

Ia nampak terdiam. Mungkin mencerna ucapan yang baru saja aku lontarkan?

"Dari kemaren kamu ngerengek mintak coklat. Dan apa kamu tau alasan aku bilang bakal usahain beliin kamu benda itu? Ya! Karena aku gak ada uang!"

"Tapi aku mikir Tsu. Kamu pacarku dan udah jadi kewajibanku buat nyenengin kamu. Mangkanya aku susah payah kerja demi buat beliin kamu makanan yang bagimu penting banget itu. Ya benar! Aku kerja!"

"Dan malam dimana kamu ngatain aku abis pulang dari open BO, itu sebenarnya aku abis pulang kerja. Seharian aku gak ngasi kabar dan juga gak sekolah, karena aku ngejar uang gajian! Dan kamu? Kamu malah dengan entengnya bilang sesuatu yang seharusnya aku gak pernah denger?! What—? Otak lo dimana anjing!"

"Sumpah Tsu aku kecewa banget sumpah ini gak main-main. Mending lo pergi aja deh iya lo pergi aja. Gue cape stres tertekan tapi gapapa walaupun aslinya gue tertekan banget."

"Gue kecewa, gue mau moroh dan lo mending pergi aja dari depan gue sebelum gue———"

Gyuttt

Mataku terbelalak kaget saat aku merasakan sebuah kehangatan membekap tubuhku erat. Saat kusadari, ternyata Tsukasa tengah memelukku dalam lingkaran tangannya.

Aku merasakan ada penyesalan dalam diamnya lelaki ini. Yah, mungkin dia sudah sadar. Walaupun terlambat, namun aku juga tidak tega melihatnya murung seperti ini.

Oh ayolah! Terkadang aku benci dengan sifat bulolku ini.

"M-maaf Se-chan, T-tsu minta maaf T^T.. "

"Tsu gatau.. Tsu cuma mikir kesenangan Tsu aja tanpa tau gimana susahnya Se-chan di luar sana. Maaf Se-chan.. Tsu udah egoiss T^T... "

Yaallah bayik, lucu banget janckkhskshjls

"Tsu janji gabakal gini lagi! Tsu janji! Maaf Se-chan, maaf banget.. Tsu ambil lagi deh coklatnya! Makasih ya Se-chan udah berjuang demi Tsu! Makasihh banget! Tsu sayang Se-chan banyak-banyak!"

Pria itu mengeratkan pelukannya sebelum beranjak dan memungut kembali coklat dalam tong sampah.

Hatiku entah kenapa langsung menghangat saja. Ku belai pelan puncak kepala mungil pria itu. Ku kecup singkat kening indah nan mulus itu. Sebelum kemudian mengalir dan mengecup sekilas bibir merah yang basah.

Manis banget.

Batinku.

"Gapapa santai, udah biasa.. "

Balasku akhirnya. Dan dia pun mengangguk kecil sebelum kembali menerjangku dengan pelukan layaknya anak kecil.

"Sekali lagi makasih ya Se-chan! Tsu terima coklatnya! Maaf ya udah ngerepotin, lain kali Tsu gak bakal gini lagi deh! Tsu janji!"

"Iyaa sama-sama.. "

"Hehe~ sayang Se-chan banyak-banyak!"

"Sayang Tsu juga~"

— Selesai.

Seli Note :

Hey! Happy valentine day kalian!
Gimana ni collab ku sama kak oca?
Tunggu, collab?
Iya! Ceritanya aku sama dia teh collabb, storynya saling bersambungan aja kok walau gak banyak! Makanya jangan lupa di cek punya dia yak!
Dan punya member pungud yang lainnya!
Makasih yang dah mau baca n komen cerita ini ♡♡
Udah hehe itu aja, dahh minna~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top