🐻 - 𝕮𝖔𝖐𝖑𝖆𝖙 & 𝕶𝖔𝖕𝖎

Pairing : Dazai Osamu x Iko*
By : ChocoCoffe7
WARNING
-gaje
-gak nyambung
-OOC

☕☕☕☕☕

Awali hari dengan aroma kopi yang semerbak ke seluruh kafe adalah kebiasaannya. Sambil bersenandung ia menyirami bunga-bunga yang merupakan hiasan kafenya itu. Terlihat jelas bahwa Sang pemilik kafe itu dalam keadaan senang.

Tentu saja, hari ini adalah hari Valentine. Hari yang telah ia tunggu-tunggu, hari dimana Dazai Osamu akan mengajaknya berkencan. Membayangkan hal itu saja sudah membuatnya melayang sampai planet Mars.

Setelah menyiram bunga, ia masuk ke dapur lalu menatap kotak cokelat yang ia buat. Jujur saja, dia agak kurang yakin dengan cokelatnya itu.
"Hm... Apa Dazai-san akan suka dengan ini?" Dan dia pun mulai overthinking karenanya. Hana, Sang ~babu~ penjaga kasir menatap datar atasannya itu. Entahlah, mungkin dia lelah menghadapi Iko yang selalu bucin dimanapun dan kapanpun. Ya. Mau bagaimana lagi, namanya saja manusia bucin.

"Iko-chan~"
Tangan yang terbalut perban memeluk Iko dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Dazai Osamu, Si mesin boros perban.

"Ah! Dazai-san! Etto... Apa kau suka cokelat?"
Iko menyodorkan satu kotak cokelat itu kepada Dazai.

"Cokelat ya..."
Jemari lentiknya itu mengambil satu cokelat lalu mencicipinya. Bagaimana rasanya?
"Pahit."

"Ehehe, aku mencampurkan kopi dicokelatnya. Apa kau tidak suka rasanya?"
Dazai menggelengkan kepalanya dan memakan coklatnya lagi. Entahlah, jujur saja rasa pahit itu sangat menyiksanya namun juga sangat menghiburnya, layaknya kematian yang ia idam-idamkan selama ini.

Iko hanya diam dan menatap pria itu memakan coklat. Sedikit terpesona dengan parasnya mungkin? Padahal awalnya dia tertarik pada Ranpo, tapi sekarang malah jatuh cinta pada Dazai. Itu salahnya karena malah mendekati Dazai untuk kenalan dengan Ranpo. Inilah hasil yang ia dapat dari kebodohannya itu.

"Iko-chan~ aku tahu kalau aku ini tampan tapi jangan menatapku seperti itu dong, aku jadi malu nih~"
Perkataan Dazai berhasil membuat Iko tersadar.

"Siapa yang menatapmu?! Aku menatap Hana tuh!!!" bentak Iko sambil nunjuk muka datar Hana.

"Jangan seret aku kedalam kehidupan bucinmu itu Iko."
Wajah datarnya itu membuat Iko sangat ingin memecatnya.

"SUMPAH NIH ANAK GAK BISA DIAJAK KOMPROMI APA?!".
Batin Iko kesal. Sangat tidak ramah jadi mari beri Hana bintang satu.

"Jadi nge-date kan? Aku mau jalan-jalan bareng Iko-chan seharian soalnya~" tanya Dazai dengan wajah lawaknya itu. Iko tersenyum, tangannya mengusap rambut Dazai.

"Ya! Tentu saja!" jawab Iko tanpa memikirkan nasib pegawainya yang akan ditinggal.

"WOI! TERUS YANG JAGAIN KAFE SIAPA?!" teriak Hana sambil membanting lap meja.

"Lah... Kan ada kau wahai babuku yang paling cantik dan manis~ tapi bohong sih."

"KAMPRET!" umpat Hana.

Tanpa basa-basi Dazai langsung menarik tangan mungil Iko dan membawa keluar dari kafe. Bagaimana dengan Hana? Oh tentu dia sedang gumam-gumam gak jelas sambil melayani pasangan kekasih yang datang. Kasihan namanya juga jomblo.

"Dazai-san, kita akan pergi kemana?"
Pertanyaan yang dilontarkan Iko membuat Dazai berhenti lalu berpikir sejenak.

"Ke taman bermain lalu naik Rollercoaster!" jawab Dazai dengan mata yang bersinar. Iko hanya bisa menghela nafas serta memijat pelipis. Ia tahu betul niat kekasihnya itu. Bundir ganda hanya itu niat Dazai.

"Boleh saja tapi kau tidak boleh melepas alat pengamannya"
Ucapan Iko membuat Dazai cemberut.

"Kenapa Iko-chan?! Kenapa gak boleh?!"
Iko menatap dalam mata pria jangkung itu. Ia juga memasang wajah memohon.

"Sekali ini saja... Ini hari yang harusnya manis, bukannya hari yang pahit."

"... Baiklah, aku mengerti."
Terdengar jelas nada bicara Dazai berbeda jauh dari yang tadi. Dazai menggenggam erat tangan Iko lalu menariknya pergi ke arah taman bermain.

Sesuai dengan keinginan Dazai. Pasangan kekasih itu menaiki permainan Rollercoaster, Komedi putar dan juga rumah hantu. Ya walau saat di rumah hantu hanya Iko yang ketakutan, dan anehnya Dazai malah menganggap itu sangat imut. Psikopat memang.

"Hah... Hah... Aku tidak mau masuk ke sana lagi!" teriak Iko masih ketakutan. Dazai tertawa melihatnya.

"imutnya" batin Dazai, ia mencium dahi Iko. "Sudah mendingan? Atau mau lebih?"

Iko terdiam sejenak, mencerna apa yang baru saja ia dapat. Setelah sadar wajahnya langsung memerah layaknya tomat yang baru saja matang.

"D-dazai-san?!"

"Ya? Kenapa? Apa aku melakukan hal yang salah?"

"T-tidak hanya saja jangan melakukan hal itu tanpa aba-aba terlebih dahulu, apalagi ini di tempat umum Dazai-san!" marah Iko.

"Ayolah Iko-chan~ jangan marah-marah begitu, kau terlihat seperti Kunikida-kun lho. Hanya saja kau tidak menggunakan kacamata." ejek Dazai. Iko mengangkat kedua alisnya.

"Jadi kau ingin aku menggunakan kacamata seperti Kunikida-san?"

"BUKAN BEGITU MAKSUDKU!"
Iko pun tertawa terbahak-bahak karenanya. Jujur saja, dia tahu kalau Dazai sengaja melakukan itu agar dirinya merasa berhasil mempermainkan Dazai. Tapi itulah yang membuatnya tertawa.

"Dazai-san... Kau tidak perlu menyembunyikan sifat aslimu yang menyeramkan dan gelap itu. Kau malah akan terlihat membosankan dimataku kalau kau begitu."
Dazai terbelalak kaget karenanya. Rasanya seperti disambar petir di siang bolong. Iko hanya tersenyum lalu menggenggam tangan Dazai dengan lembut.

"Ayo naik bianglala, bukankah... Kau ingin bunuh diri ganda bersamaku? Osamu-kun?"
Senyuman manis Iko membuat Dazai semakin takut. Takut jika saja dia menodai gadis itu. Takut jika saja hanya gadis itu yang mati. Dazai hanya bisa menggangguk, mengiyakan ajakan Iko tersebut.

Pasangan kekasih itu pun menaiki bianglala dan melihat pemandangan langit yang begitu indah. Iko bahkan terlihat sangat menyukai pemandangan itu sampai-sampai tidak berkedip saat melihatnya.

"Iko-chan, kau benar-benar ingin mati bersamaku?" tanya Dazai dengan raut wajah yang serius. Sakit rasanya saat tahu kalau gadis yang Ia sayangi itu menyanggupi keinginannya yang gila.

"Ya, aku rasa itu cukup romantis. Dihari valentine, sepasang kekasih mati bersama... Benar-benar kisah yang indah bukan?" ucap Iko dengan tatapan tulus yang cukup menakutkan bagi Dazai.

"Bagaimana jika saja hanya kau atau aku yang mati? Bukankah kisah yang indah berubah menjadi kisah yang tragis?" tanya Dazai. Raut wajahnya terlihat sangat sakit. Iko tersenyum lembut lalu membuai pipi Dazai.

"Apa aku semenakutkan itu dimatamu?"
Dazai tidak menjawabnya, dia langsung memeluk erat kekasihnya itu. Rasa takut yang pernah Ia rasakan saat kematian Odasaku kembali menusuk lubuk hatinya. Iko terdiam lalu menepuk-nepuk punggung pria jangkung itu, berusaha memberi rasa nyaman kepadanya.

"Aku takut kau yang lebih dulu pergi meninggalkan aku sendirian. Aku benar-benar takut Iko-chan." Terdengar jelas bahwa pria jangkung itu menangis.

"Osamu-kun, lihat aku." ucap Iko. Dazai pun menurutinya dan menatap wajah gadisnya itu.

"Semua akan baik-baik saja... Percayalah padaku, Osamu-kun." ucapnya dengan senyuman tulus. Ketulusan itulah yang meluluhkan hati Dazai Osamu, Sang mantan eksekutif Port Mafia...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BREAKING NEWS
Telah dilaporkan sepasang kekasih bunuh diri bersama di taman bermain xxx.

.

.

.

.

Apakah kisah ini manis seperti coklat atau malah pahit seperti kopi?.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top