Epilog
"Kiera nggak mau keluar dari minggu lalu."
Di luar sana itu suara Clay, dan Zula, sepertinya.
Aku menggulung diriku di balik selimut yang asing ini, dan menatap langit-langit dengan kosong. Interior kamar yang selayaknya hotel berbintang lima ini amat asing, namun ini lebih baik, daripada ada di bawah satu atap yang sama dengan mereka.
Mereka.
Bahkan aku tak bisa menyebut nama mereka.
Aku tahu ini keterlaluan. Membuat semua orang khawatir, dan agak tak tahu diri karena aku juga menolak Clay untuk masuk.
Padahal 'kan ini rumahnya.
Selimut katun Mesir dan bantal bulu angsa yang membal benar-benar menenggelamkanku di sini. Aku menghela napas, dan menatap lampu gantung kristal di atas sana. Seminggu, ya. Rasanya waktu tujuh hari itu lewat tanpa rasa bagiku.
Kosong.
Biasa saja.
Apa ini wajar?
Rasanya seperti tak ada lagi air mata yang tersisa untuk bisa diteteskan. Rasanya tak ada lagi sesak yang mendorong dalam dada. Rasanya tak ada lagi apa-apa.
Netral.
Datar.
Aku tertegun, sebelum sejenak kemudian melompat bangun, dan mengejutkan Clay yang masih berdiri di depan pintu. Di belakangnya, berdiri pula dua orang lainnya--Zula dan Sofia yang masih menyandang tas sekolah di bahu mereka.
"Apa--Kiera?"
"Gue butuh bantuan kalian, Angels."
***
[End of Book 1]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top