Stranger (Zayn Malik)

"Yakin kau tidak mau ikut? Tempat itu sangat indah. Aku yakin saat kau melihatnya, kau akan terpesona olehnya" cerocos Ariana.

"Aku yakin. Pergilah. Lagipula aku sangat lelah. Sepertinya hari ini aku akan tidur seharian di Asrama" Kath menarik selimut berwarna putih susu menutupi seluruh permukaan tubuhnya

"Dasar pemalas" umpat Ariana yang di iringi dengan dengusan Kath.

Ariana pun menenteng sebuah buku gambar dan pensil. Ariana melangkahkan kakinya keluar dari lingkungan V Academy. Tapi tentu saja ia harus izin kepada pihak yang berjaga terlebih dahulu. Setelah mengantogi ijin, ia pun menapakkan kakinya menusuri hutan yang mengelilingi V Academy.

Ia melihat seorang lelaki duduk termenung di tempat favoritnya. Ariana pun memberanikan dirinya untuk menegur pria itu. Lagipula pria itu pasti Vampire, karena Ariana tidak mencium bau manusia.

"Hey. Sedang apa kau disini?" Pria itu memalingkan wajahnya. Mata cokelat nya berhasil menyihir Ariana.

"Aku hanya duduk. Kau?" Ucap pria berparas timur itu.

"Em sebenarnya ini adalah tempat favoritku untuk melukis. Tapi karena ada kau, mungkin aku mencari tempat lain saja. Maaf aku mengganggumu" Ariana memalingkan tubuhnya dan berniat untuk pergi, namun tangannya ditahan oleh sebuah tangan kekar.

"Justru aku yang meminta maaf. Seharusnya aku yang pergi karena Aku baru saja menemukan tempat ini" ucap lelaki berambut hitam pekat itu

"Begini saja. Bagaimana jika diantara kita berdua tidak ada yang pergi. Tak apa kan jika kita duduk berdua di tepi tebing ini?" Saran gadis itu menunjukkan lekuk lesung pipinya yang berhasil membuat pria itu dibawah alam sadar.

"Baiklah. Bukan ide yang buruk"

Mereka berdua pun mengambil posisi duduk tepat bersebelahan.

"Oh ya. Siapa namamu?"

"Aku Ariana Grande, kau?"

"Aku Zayn Malik" lelaki bernama Zayn itu mengulur senyuman mautnya "jadi Kau pelukis, Ariana?"

"semacam itulah. Ini hanya hobiku"

"Tunggu, apakah kau salah satu murid di V Academy?" Ucap Zayn yang baru saja menyadari jika Ariana tengah mengenakan seragam V Academy.

"Ya. Kau?"

"Menurutmu?" Zayn terkekeh pelan

"Maaf. Kenapa kau tidak bersekolah disana? Bukankah disana adalah sekolah untuk para Vampire?"

"Em aku tidak tertarik" bohong Zayn. Didalam lubuk hatinya, sebenarnya ia sangat ingin bersekolah di V Academy. Merasakan menjadi seperti Vampire remaja normal lainnya. Namun tuntutan saudara-saudaranya lah yang membuat hidup nya seperti ada di sebuah lubang hitam.

"Boleh aku lihat buku gambarmu?"

"Tentu saja" Ariana menyerahkan buku gambar berukuran cukup besar itu

Zayn membuka lembar demi lembar buku gambar itu. Zayn terpukau dengan gambaran Ariana yang bisa dibilang bagus. Sangat bangus malah.

"Kau sangat berbakat, Ariana"

"Terimakasih"

"Siapa ini?" pandangan Zayn terhenti pada satu lembar halaman yang bergambar sebuah pria.

"Bukan siapa-siapa" Ariana dengan sigap merengkuh buku gambarnya.

"Apa dia pacarmu?"

"Bukan!" Sentak Ari "maksudku bukan, dia hanya sekedar temanku. Maaf" suara Ari merendah.

"Dia cukup tampan. Apa kau menyukainya?"

"Tidak" sangkal Ariana. 'Ya' itulah yang sebenarnya ingin Ari ucapkan. Namun bibir mungilnya sangat berat mengatakan itu.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Zayn? Kau terlihat sedih" ucap Ariana berusaha mengganti bahan pembicaraan.

"Tidak. Hanya saja aku sangat bingung saat ini. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Coba bayangkan jika kau harus melakukan sesuatu hal karena paksaan keluargamu, dan kau tidak bisa menolaknya karena itu sudah menjadi kewajibanmu?" Cerocos Zayn sedikit frustasi

"apakah itu hal yang buruk?"

"Sangat buruk"

"Menurutku,.selama kau bisa menolaknya, lebih baik kau menolaknya dan melakukan hal yang menurutmu baik. Tapi yang terpenting adalah kau harus mengikuti kata hatimu. Jangan biarkan orang lain memaksamu melakukan apa yang tak ingin kau lakukan" Ariana terdengar seperti psikolog sekarang. Itulah yang sedang ia pikirkan.

Zayn menghela nafas panjang mencerna perkataan gadis berambut ikal itu.

-sementara itu...

"Dimana dia? Ah-!" Austin menyibakkan beberapa semak-semak yang menghalangi jalan dan tubuhnya. Sudah kurang lebih 10 menit terakhir ini Austin berkeliling hutan untuk mencari pujaan hatinya. siapa lagi jika bukan, Ariana.

"Tunggu! Kenapa aku tidak mencari Ari dengan kekuatanku saja?! Ah kau memang bodoh, Austin" batin pria berambut cokelat itu.

Austin memejamkan matanya dan berusaha mencari tau dimana Ariana. Setelah mengetahui Ariana berada dimana dan ia sedang bersama siapa, Austin pun langsung berlari secepat kilat menuju tempat ari.

"Ariana!" Austin langsung menarik tangan Ariana. Dan Ariana langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Austin?"

"Kau mau apa, Zayn? Apa kau mau menyakitinya? Kau mau mengambilnya? Jauhi dia, atau aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!" Pekik Austin menatap mata Zayn lekat.

"Maksudmu apa, Austin?" Ucap Ariana

"Kau harus menjauhi Monster ini, Ariana" Austin mengeratkan genggaman tangannya

"Aku bukan Monster" Zayn menekankan satu persatu kata seraya mengepalkan tangannya.

"Lebih baik kita pergi dari sini Ari. Dan awas sampai kau mendekati Ariana lagi!" Ancam Austin lalu menarik Ariana kembali ke V Academy.

"Lepaskan aku, Austin" Ariana mengelak tangan Austin "apa maksudmu tadi? Zayn adalah Monster? Ia mau mengambilku? Menyakitiku? Apa yang sebenarnya kau Maksud?" Tanya Ariana bertubi-tubi

"Jauhi dia" Ucap Austin singkat lalu meninggalkan Ariana.

Ribuan pertanyaan menghantui Ariana saat ini. Mengapa Austin sepertinya sangat membenci Zayn? Dan mengapa ia harus menjauhi Zayn? Zayn adalah orang yang sangat baik, menurut Ariana.

"Hey. Tumben dari tadi kau hanya melamun! Kau kenapa?" Ucap Kath duduk di jendela selagi menyuap Ice Cream kesukaannya.

Ariana menopang kepalanya menggunakan tangannya. Ariana pun menceritakan semua kejadian tadi kepada Kath.

"Jadi Austin menyuruhmu untuk menjauhi Zayn, pria yang kau temui di tebing tadi?" Ucap Kath

"Ya. Aku masih bertanya-tanya mengapa Austin seperti itu. Zayn itu orang yang sangat baik"

"Well kau baru mengenalnya. Siapa tau ia tidak sebaik yang kau kira. Dia kan orang asing"

"Tidak mungkin, Kath. Aku sangat yakin ia adalah orang yang baik. Aku bisa melihat dari mata nya" sangkal Ariana

"Yaa ya Nona yang sedang jatuh cinta. Aku hanya bisa memperingatimu untuk berhati-hati. Kau kan baru mengenalnya" Kath membuang cup ice cream nya dan menuju tempat tidur

"Malam Ariana. Semoga kau memimpikan pujaan hartimu itu, Zayn" cibir Kath yang membuat Ariana meluncurkan sebuah bantal ke arah Kath.

-Asrama The Vamps

"Jadi Ariana bertemu dengan Zayn si Monster itu?" Justin duduk tepat di samping Austin

"Ya. Aku harap Ariana munuruti saranku untuk menjauhinya" Austin sedikit memijat keningnya

"Tidak. Ariana tidak akan menjauhi Zayn. Ia sangat yakin Zayn adalah orang yang baik. Dan justru ia berpikir kau yang salah menilai Zayn" ucap Justin yang baru saja membaca pikiran Ariana.

"Argh sudah kuduga ia tak akan mempercayaiku!" Austin mengacak-acak rambut cokelat nya.

"Lebih baik kita tidur. Kita akan membicarakan ini lagi besok" Justin sedikit menguap dan menepuk pundak Austin lalu beranjak dari sofa.

-keesokan harinya

"Austin, kau ada kelas apa hari ini?" Tanya Calum seraya mengolesi roti nya dengan selai kacang.

"Biologi, kau?" Jawab Austin

"Aku juga. Kita berangkat bersama, okay"

"Baiklah. Cepatlah! 10 menit lagi kelas dimulai" Austin meneguk segelas darahnya dan memasang tas ranselnya.

"Ya" ucap Calum yang mulutnya masih sangat dipenuhi roti.

Ditengah-tengah perjalanan, siapa sangka mereka bertemu 2 adik kakak yang tak pernah terpisahkan ini.

"Awh!" Erang gadi bernama Kendall itu saat mendapati majalah fashion terbarunya terjatuh karena tersenggol tubuh atletis Austin.

"Kau lagi kau lagi! Kau tau?! Itu adalah majalah fashion terbaru keluaran minggu ini! Kenapa kau selalu menabrakku saat aku membaca majalah fashion ku yang terbaru. Sudah 10 minggu terakhir kau selalu menabrakku saat aku membaca majalah fashionku" cerocos Kendall yang sebenarnya ucapannya hanya memutar-mutar.

"Maaf. Aku tidak sengaja" ucap Austin dengan ringan nya.

"Itu yang katakan 10 minggu terakhir! Kau benar-benar menyebalkan!!!" gerutu Kendall

Disela-sela pertengkaran Austin VS Kendall, Calum pun memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Kylie.

"Hey Kylie. Kau terlihat cantik hari ini"

Kylie menatap Calum sesaat lalu memalingkan pandangannya lagi. Senyuman dibibir Calum pun luntur dibuat oleh ulah Kylie yang sangat dingin.

"kau tau?! Aku harus ke kota hanya untuk mendapatkan majalah ini!" Kendall semakin melengkingkan suaranya

"Baiklah akan kuganti nanti"

"Kau harus temani aku saat ini juga ke kota untuk membeli majalah ini! Sekalian aku juga ingin membeli beberapa baju!"

"Tidak bisa! Aku ada kelas biologi saat ini!"

"Baiklah. Tapi setelah itu kau harus menemaniku!"

"Iyaaaa" Dasar cerewet, umpat Austin

"Ayo Cal. Kita sudah terlambat!" Sedetik kemudian Austin dan Calum sudah lenyap dihadapan kedua gadis bersaudara itu.

"Bolehkah aku duduk disini?" Austin menatap mata cokelat Ariana lekat

"Tentu saja" dada gadis berambut ikal itu terasa semakin sesak

Sepanjang pelajaran fisika itu, Ariana hanya bisa memutar-mutarkan pulpen nya. Ia masih sangat penasaran dengan lelaki bernama Zayn itu. Tapi ia tidak mungkin bertanya pada Austin.

"Hey, kau melamun?" Austin mengayukan tangannya tepat di wajah Ari "apa kau mendengar yang dosen baru katakan tadi?"

Ariana menggelengkan kepalanya.

"Kita disuruh mengerjakan bab 3. Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?"

"Bukan apa apa" sangkal Ariana

"Pasti tentang Zayn, kan?"

Ariana hanya diam lalu membuka bukunya. Ia berusaha mengelak pertanyaan Austin itu.

"Kau akan tau siapa Zayn yang sebenarnya, suatu saat nanti" Austin menutup buku tebalnya lalu meninggalkan kelas karena karena bell baru saja berbunyi.

-----V Academy-----

WAAAA KALIAN TAU GAK?!!!! GUE LULUS DENGAN NILAI YANG MEMUASKAN!!! AH GUE BANGGA BANGET GEWLLAAA!! *oke ini gapenting*

JANGAN LUPA VOMMENT!! SEMAKIN BANYAK YANG VOMMENT SEMAKIN CEPET JUGA DILANJUTINNYAA :))

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top