Not Just Emvampire

"Ariana!" Suara melengking Kath menggema diseluruh sudut koridor. Beberapa Vampire bahkan sampai menutup telinganya.

Mendengar namanya dipanggil, gadis berambut ikal itupun memalingkan wajah nya "Ya?" Ucap Ariana menatap Kath

"Kau dari mana saja?"

"Aku tadi ada kelas. Kenapa?"

"Ikut aku!" Sedetik kemudian tubuh mungil ariana sudah diseret oleh Kath menuju asramanya.

"Sebenarnya ada apa?" Ariana menggenggam pergelangan tangannya yang memerah setelah dicengkram oleh Kath.

"Aku juga tidak tahu ada apa. Yang pasti aku ingin memastikan sesuatu" Kath duduk di bibir tempat tidur dan di ikuti oleh Ari

"Apa?"

"Coba gunakan kekuatan mu padaku" Kath duduk berhadapan dengan Ariana

"Maksudmu?"

"Just- maksudku seseorang mengatakan jika aku adalah semacam perisai. Coba sekarang kau perlihatkan cahaya mu itu kepadaku" hampir saja Kath menyebutkan nama Justin.

"Tidak! aku tidak mau terjadi sesuatu padamu apalagi matamu bisa buta saat menatapnya" tolak Ari

"Ayolaahh Ari kumohon... Kupastikan aku tak akan kenapa-napa"

Ari sedikit menghela. Ia tak mungkin menolak permintaan Kath, karena jika iya, ini akan berlanjut semakin panjang.

"Tatap telapak tanganku" Ariana memperlihatkan telapan tangannya tepat di depan wajah Kath.

Sebercik cahaya putih keluar dari telapak tangan Ariana, cahaya itu semakin membesar dan menyilaukan. Tapi Kath masih mampu untuk menatapnya hingga cahaya itu hilang.

"Bagaimana bisa? Maksudku itu adalah kekuatan terbesarku. seharusnya kau sudah buta saat ini" ucap Ariana

Berarti benar apa yang lelaki bermata hazel itu katakan, aku memang bukan Emvampire biasa. Batin Kath

Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang berambut blonde yang sedang menguping pembicaraan mereka. Terukir senyuman di bibir merah nya. Dan sedetik kemudian ia sudah pergi bersama bayangannya.

-Directcepticon Castle

"Jadi, ada berita apa di V Academy?" tanya seorang lelaki berambut Cokelat sembari duduk di sebuah sofa

"Tahun ini hanya ada 5 Emvampire yang masuk ke Academy itu. Jadi sekarang ada 50 Emvampire di V Academy, Liam" ujar lelaki berambut blonde itu

"Itu jumlah yang cukup untuk menguatkan pasukan kita" ucap lelaki yang kerap disapa Lou itu

"Tetapi ada satu Empvampire yang tidak biasa" ujar lelaki bermata biru laut itu

"Siapa?"

"Dia seorang gadis yang memiliki kekuatan perisai. Kau taukan? Itu artinya ia bisa sangat memperkuat pasukan kita" lanjut si Blondie

"Bagus! Kita harus bisa mendapatkan gadis itu. Sekarang lebih baik kau kembali ke V Academy dan cari tau apa yang dapat kau cari tau di Asrama itu" ucap Liam terdengar tegas

"Baiklah"

"Ingat, pikiran mu sudah ku kunci. Kau aman dari keluarga Bieber. Jadi jangan sampai kau mengacau" lanjut Lou

"Ya. Mana Harry dan Zayn? Sudah lama aku tidak berjumpa mereka"

"Harry sedang berlatih dan Zayn mungkin berburu" jawab Liam

"hey dan jangan lupa untuk memakai lipstick merah tebal mu yaa" ejek Louis yang disambut tawa oleh Liam.

"Terserahlah! aku pergi dulu" sedetik kemudian si Blondie itu sudah hilang di hadapan para saudara-saudaranya.

---V Academy---

Kath berjalan sendirian dikoridor yang sepi. Hanya suara hentakan kakinya yang terdengar. Ia berhenti sejenak dan mengambil sebuah buku yang tergeletak di Lantai. Dengan balutan sampul berwarna cokelat klasik, tertera nama 'Justin Bieber's Journal'.

'Pasti ini milik pria sombong itu'. Batin Kath.

Karena ia masih memiliki hati nurani, ia pun berniat mengembalikan Journal itu kepada Justin dan untungnya orang yang sedang di carinya berada tak terlalu jauh. Terlihat dari kejauhan Justin sedang mengurak isi lokernya sembari mendengus kesal.

"Hey" Kath memukul pundak Justin perlahan

"Apa?!" Sungut Justin

Kath mendengus kesal lalu menyodorkan buku Journal itu secara kasar "bukumu terjatuh di tengah koridor"

Dengan sekejap Justin langsung merampas Journal kesayangannya itu.

Kath hanya menatap mata Justin sinis.

"Apa lagi?!"

"Kau tidak mengucapkan terimakasih?"

"Untuk apa? Toh sebenarnya aku bisa mencari Journal ini sendiri. Jadi sebenarnya kau tidak usah repot-repot menyerahkannya kepadaku"

"Dasar tidak tahu berterima kasih! Seharusnya aku tadi biarkan saja Journal itu tergeletak dan hilang! Aku menyesal menolongmu!" Sulut Kath

"Hey ada apa ini" ucap Austin menengahi.

"Tidak ada apa-apa, Austin" balas Justin singkat

"Oh jadi Kau Austin. saudara kembar Justin, kan?. Lebih baik kau mengajari saudara kembarmu ini cara berterimakasih kepada orang lain. Karena ia sungguh tak tau terima kasih" cibir Kath lalu meninggalkan kedua saudara kembar tak identik itu.

"Dia kenapa, just?"

"Entahlah. Dia memang gadis aneh" Justin menaruh Journal itu di dalam loker lalu pergi.

ditengah perjalanan, saudara kembar itu berpapasan dengan seorang gadis berambut cokelat dan ikal. Gadis itu sedikit menyunggingkan senyuman kepada Austin. Dan begitu pula Austin.

Justin hanya sedikit tersenyum geli melihat saudaranya ini.

"Ayolah, Austin. Kan sudah ratusan kali kukatakan jika ia juga mencintaimu. Kenapa kau masih takut menyatakannya?" Ucap Justin seraya merangkul saudara kembarnya itu

"Aku hanya takut jika kau berbohong. Bagaimana jika kenyataannya Ariana tidak menyukai ku? Mau ditaruh dimana wajah ku?"

"terserah kau saja. tapi berhati-hati lah, bisa saja Ariana terlalu lama menunggumu dan orang lain mendapatkannya lebih dulu" cibir Justin.

Austin menghela dan mungkin yang Justin katakan itu benar. Terlalu lama ia sudah memendam perasaan ini kepada Ariana. Mungkin ini saat yang tepat untuk menyatakannya.

---V Academy---

Dimalam hari ini, seperti biasa. Yang dilakukan kedua saudara kembar ini adalah bermain Xbox hingga larut malam. Dan ke esokan paginya mereka akan menanggung akibatnya, terlambat masuk sekolah dan mendapatkan hukuman. Typical.

Terdengar sebuah suara Bell dikuping dua bersaudara itu "Austin, buka pintunya" suruh Justin yang tangannya masih sangat sibuk menekan tombol-tombol stick XBox nya.

"Enak saja. Nanti kau pasti curang" ucap Austin takkalah sibuk dengan Justin.

"Yeay! Aku menang!! Karena kau kalah, buka pintunya!" Ucap Justin akhirnya dan tentulah Austin terpaksa mengiyakannya "tunggu! Bisakah kau terawang dulu siapa yang datang?" Austin memejamkan matanya menuruti perintah Justin.

"Selena, Kylie dan Kendall" Balas Austin membuka kedua matanya jengah

"Hah?! Aku harus pergi!" Justin meloncat dari sofa lalu naik kelantai dua untuk menghindari wanita yang menurutnya sangat menyebalkan itu.

Justin menaiki tangga dengan cepatnya dan memasuki kamarnya dan menutup pintu nya rapat-rapat. Lalu ia bernafas lega karena berhasil menghindari mantan pacarnya itu.

"Sedang apa kau disini?" terdengar suara yang tak asing di kamar nya.

"Cody? Sedang apa kau dikamarku?"

"Kamarmu?" Tanya Cody menutup novelnya

Justin langsung mengedarkan pandangannya dan tentu saja Cody ada disini, karena ini adalah kamar Cody.

Justin menepuk jidatnya "maafkan aku. Aku salah kamar. Aku hanya berusaha menghindari-"

"Selena" tukas Cody memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Bagaimana kau tau?"

"Hanya dia yang bisa membuatmu seperti dikejar oleh hantu" ucap Cody sarkastik

"Bahkan wanita itu lebih mengerikan daripada hantu" cibir Justin.

-

Austin hanya menggelengkan kepalanya dan membuka pintu "Hey Girls. Ayo masuk" ucap Austin mempersilahkan ketiga tamu yang sudah ia Anggurkan sejak tadi

"Kenapa lama sekali membuka pintunya?!" Sulut gadis bernama lengkap Kendall Jenner itu.

"Untung-untung ku bukakan pintu. Ada apa kalian kesini?" ucap Austin sedikit diselingi emosi karena gadis yang selalu menyulut api kemarahannya, Kendall. Dimana ada Kendall, disitulah darah Austin naik dan amarahnya memuncak.

"Mana Justin?" Tukas gadis berparas Latin itu

"Ia tidak ada disini" jawab Austin

"Jangan mencoba berbohong padaku"

"Aku tidak berbohong, Selena"

"Biar aku periksa" Selena menaiki tangga dan Austin tak bisa mencegahnya. Tapi untunglah ada Calum dan Michael yang baru menuruni tangga.

"Hey. Kau siapa? Kau baru memasuki Asrama ini,eh?" Tanya Calum

"Bukan! Sekarang awas! Aku mau lewat" Selena berhasil melewati Michael dan Calum

"Hey Austin. Siapa mereka?" Tanya Michael menatap Kylie dan Kendall

"Yang berambut sedikit biru itu Kylie dan yang menyebalkan ini namanya Kendall" ucap Austin sembari mencibir gadis berambut cokelat itu

"Apa kau bilang?! Menyebalkan?!" Ucap Kendall tidak terima

"Ya! Kau itu memang menyebalkan!" Sungut Austin

"Sudah! Lebih baik kita berkenalan saja. Aku Calum dan ini sahabatku, Michael" ucap Calum menengahi

"Kendall Jenner"

"Kylie Jenner"

"Jenner? Kalian bersaudara?" tanya Cal

"Ya" jawab Kendall singkat.

Calum sedikit Smirk melihat Kylie. Menurutnya gadis berambut setengah biru itu sangat cantik dan menawan.

--

"Justin?!!" Pekik Selena yang berhasil membuat Justin kembali menepuk jidatnya.

"Kenapa sih si Cruella itu tidak mau menjauh dariku?!" runtuk Justin

"Dia masih mencintaimu" ucap Cody

"Ya aku tahu. Hanya saja dia mencintaiku karena ketampanan ku dan karena aku adalah cucu dari pemilik V Academy" jelas Justin "Andai saja aku bisa benar-benar menemukan gadis yang benar-benar mencintaiku apa adanya" sambungnya

Cody menepuk pundak saudaranya yang lebih muda darinya itu "sekarang lebih baik kau temui dia dulu. Karena lama-lama pendengaranku bisa terganggu karena suara cemprengnya itu" ucap Cody

Justin pun menghela lalu membuka pintu dengan gontai dan jengah.

"Ada apa?" Tanya Justin jengah

"Akhirnya.. Aku merindukanmu, Justin" Selena memeluk tubuh Justin erat.

Sangat bodoh ia mengatakan itu. karena Justin sangat tau, bahwa Selena tidak merindukan dirinya. Ia hanya merindukan ketenaran yang ia dapat saat bersama Justin.

"Sudahlah, Sel. Aku lelah. Aku ada kelas besok. Lebih baik kau pulang" ucap Justin melepaskan pelukan Selena lalu kembali masuk kedalam kamarnya.

Selena menghentakkan kakinya. Menandakan bahwa ia sangat kesal saat ini. Dan terdengar sebuah tepukan tangan di kupingnya. Selena berpaling dan ia mendapati 2 laki-laki sedang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri sembari memeluk sebaskom popcorn.

"Apa yang sedang kalian lakukan disini?!" Ucap Selena mendekati kedua pria itu

"Kami sedang menonton drama" ucap lelaki yang kerap disapa Ash itu.

"Drama apa yang kalian maksud?" Selena menaikan sebelah alisnya

"Yang Kau dan Justin tadi lakukan. Itu seperti Drama layar lebar. Kalian cocok menjadi bintang Film" kini giliran Luke yang berbicara

Selena berdecak kesal. Ingin rasanya ia membantai kedua pria itu. ia pun pergi meninggalkan Luke dan Ash yang terlihat sangat konyol.

"Girls. Ayo kita pulang" ucap Selena membuka pintu lalu menutupnya kasar

Kendall dan Kylie pun beranjak dari sofa.

"Sampai bertemu lagi, Kylie" Calum mengulur senyuman seribu watt nya.

Sebenarnya sembari menunggu Selena, daritadi Calum terus mencoba mendeketai Kylie. Namun apadaya, sepertinya Kylie tidak 'peka'.

"Sampai bertemu lagi, orang menyebalkan" ucap Austin berusaha mencibir Kendall (lagi)

"Awas ya kau, Austin!" Pekik Kendall lalu melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari pintu Asrama The Vamps.

----V Academy----

Jangan lupa Vomment! ;) dan baca fanfiction (justin bieber) aku judulnya , The Biedles.

Thaankksss!! :))

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top