Part 21

Telat post TvT maaf banget.. ini part aku kasih panjang deh, -v- ~~ silahkan


"Lyua diculik oleh pangeran dari alam sana, dan kau. Kau melihat banyak penderitaan dan keruntuhan kerajaan, ayahmu ingin kau hidup tenang bukannya mengingat masa lalu yang kejam. Dengan begitu ia menghapus memorimu walau hanya sedikit karena kamu masih kecil, dan mengirimmu ke bumi dalam rupa manusia yang baru lahir dan memiliki keluarga"

"kau seharusnya juga tau, orangtuaku yang dibumi sudah pergi. Keduanya meninggalkanku, mereka hilang tak berjejak. Aku diasuh keluargaku yang lain, mereka sama saja. Menyebalkan."

"ibumu, kehilangan segalanya, kau, Lyua, dan Zuren beserta nyawanya. Aku tidak tau kenapa, tapi rasanya sangat menyakitkan" Riyula menangis kembali "terutama ayahmu, mengirimmu ke bumi, Lyua diculik. Bisa kau bayangkan bagaimana keadaan disana waktu itu? Hancur! Ia juga kehilangan istri tercintanya!" Riyula menarik kerah baju Yuen "hati.. hati Riyula hancur! Riyula sangat sakit! Aku sudah mencoba menahannya!" Riyula melemas dan melepaskan emosinya, ia menangis dengan keras.

Yuen mematung dan mengusap-usap punggung Riyula. Yuen tau, kalau saja dia tidak dihapus memorinya dan pergi mencari Lyua, ia pasti akan ditangkap juga. Keadaan bisa saja semakin buruk lagi, juga semakin baik. Yuen juga akan lebih memilih dilahirkan kembali dibumi jika keadaan semakin memburuk. Riyula yang masih menangis membuat Yuen sadar, Riyula pastilah salah satunya yang masih mengingat betul kejadian masa lalu. Dia pasti orang terdekat kerajaan, dengan begitu semua rahasia ini ada padanya.

"Riyula, kau ini siapa? Kenapa kau tau semua ini?" tanya Yuen lembut.

"aku-aku" ia menggelengkan kepalanya "aku hanya malaikat yang sering diberi tugas, dan sebenarnya aku digunakan sebagai tentara. Karena beban masa lalu, dewan tertinggi, ayahmu tidak ingin melibatkanku pada apapun yang berbahaya padaku lagi. Saat keadaan genting itu aku memang hampir lenyap oleh pasukan dari dunia sana, mereka kuat"

"kau dulu malaikat tentara? Kalau begitu seharusnya kau kuat juga bukan?"

"ya, semua kuat. Tapi mereka lebih kuat lagi, menurunkan sekaligus 6 dewan dari sana. Bagaimana kita tidak lenyap? Walau jumlah kami menang telak"

"mengerikan" Yuen menahan badannya yang gemetaran dengan kedua tangannya.

Yuen menutup telinganya, matanya meredup dan menampilkan layar-layar kejadian peperangan. Dimana banyak orang mati, berlumuran darah. Dan orang penyebab perang itu tertawa bangga karena telah menghabisi semua orang ditempat itu, sepertinya ia seorang ksatria. Dari kejauhan terdengar banyak orang berteriak melawan ksatria, namun sia-sia saja. Pedang ksatria itu bisa dimainkan dengan sangat mahir.

Semua tak bersisa, tak lama setelah layar itu semua berubah menjadi gelap dan perlahanmulai terang. Yuen menyadari Riyula menggoyang-goyangkan badannya.

"kau baik-baik saja?" tanya Riyula ketakutan "apa yang terjadi?"

Yuen memeluk erat Riyula "aku takut.."

Riyula melepaskan pelukannya dan diganti dengan badan yang lebih besar dan hangat, sangat nyaman.

"tenang Yuen..., ayah disini" Zuren mengusap-usap punggungnya "semua baik-baik saja, tidak perlu takut. Ayah disini"

"ayah.." Yuen berkata gemetaran "aku takut, pe-perang. Mereka menakutkan" kata-katanya tidak teratur.

Semua teman-teman Yuen berkumpul dikantor Zuren, kecuali Yuen sendiri. Yuen sudah di istirahatkan, di kamarnya. Semua berjalan lancar, tidak ada pertentangan, semua dewan setuju kunjungan manusia-manusia ini. Namun sepertinya ini yang terakhir, karena akan ada resiko jika ada manusia lain tau mereka boleh datang kemari sesuka mereka. Ada banyak peraturan yang harus ditaati manusia jika berada di alam ini. Salah satunya jangan membuat onar, datang hanya 1 tahun maksimal 2 kali, dan banyak lagi. Teman Yuen sama sekali tidak menduga akan berakhir seperti ini, Lucas mungkin akan merindukannya. Tapi ia sudah menduga sejak awal, Netrine tidak cocok dengannya. Netrine dan Lucas rela melepas hubungan mereka, tidak sulit karena mereka belum menyatakan cintanya.

Catrish lah yang cocok dengan Lucas, apa diperbolehkan?. Waktu akan berjalan dan itulah yang akan menjadi jawabannya. Setelah sadar, Yuen langsung berlari mendobrak semua pintu yang ia lewati untuk sampai kekantor ayahnya. Namun setelah ia sampai, tidak seorang pun disana.

"ada apa putri Yuen?" tanya Riyula

"oh! Dimana ayah? Dimana teman-teman?"

"dia sedang menyiapkan data-data dan menjalankan rapat"

"sibuk.., dan temanku? Dimana mereka?"

"mereka dibumi, sebaiknya jangan khawatirkan mereka. Mereka diberi izin mendatangimu setiap tahunnya"

"kenapa?"

"begitulah persetujuan yang mereka terima, dan mereka setuju dengan itu"

"aku akan kebumi" Yuen memasuki kamarnya dan mencari bajunya

"tuan putri tidak bisa meninggalkan tempat ini, anda sudah bukan bagian dari bumi. Sepenuhnya" kata Riyula berwajah datar. "saya minta maaf putri, tapi anda benar-benar tidak bisa meninggalkan tempat ini. Terutama anda dilarang tuan Zuren, ia sangat menyayangimu. Ia tak akan membiarkanmu kemana-mana lagi"

Mungkin itu kejam, tapi memang pilihan yang bagus. Mengurung gadis 14 tahun ini demi keselamatannya. Tak lama kemudian ia teringat tentang Lyua. Yuen berlarian pergi mencari ayahnya, mencaari ruangan mana yang digunakan dewan-dewan untuk mengadakan rapat. Dan akhirnya ia sudah kelelahan, terlalu banyak ruangan dalam istana ini. Ia berdiri didepan ruangan besar, tepatnya didepan pintunya. Ia membukanya perlahan karena kelelahan.

Ruangan itu penuh dengan dewan-dewan, dewan perdamaian, perang, perapian,pengendali alam, pengendali langit, dan banyak lagi. Mereka serempak menatap Yuen yang berdiri ditengah-tengah pintu. Riyula hendak membawanya pergi tapi Yuen tak ingin bergerak.

"ayah! Aku pergi mencari Lyua!" Yuen berteriak agar dapat terdengar, tubuhnya yang kecil akan menimbulkan suara yang kecil pula.

Semua dewan berdiri dan menatap serius kearahnya, tak lama kemudian Yuen tersadar mereka sedang membahas tentang Lyua.

"apa?" tanya seorang dewan bernama Denkorf, dewan terlemah "kau pergi kesana sendiri?" raut wajahnya tampak khawatir

"tidak!" bentak Zuren "tidak akan!"

"ayah!, aku sudah berjanji. Janji harus kutepati! Setelah peperangan aku akan menyelamatkan Lyua. Tenang saja aku akan baik-baik saja"

" Kau punya rencana?" tanya seorang dewan, tampaknya ia dewan peperangan

"tidak, tapi aku punya seseorang yang kupercayai. Ia punya rencana yang sempurna, aku yakin kalian mengenalnya. Yodias"

Semua mata membelak, terkecuali beberapa dewan mereka tampak santai.

"Yodias.., dia memang pintar. Kau yakin?" tanya seorang kakek tua "jangan panggil aku kakek!"

"maaf, tapi tampangnya mengatakan yang terlihat" Yuen sadar kakek itu bisa membaca pikirannya.

Kakek itu menghela napas.

"ya, aku yakin. Dengan ide Yodias lah aku dapat menang peperangan, dia hebat!" puji Yuen "kalau kita menggunakan idenya, kemungkinan besar kita akan mendapatkan Lyua kembali. Jika ada rencana merubuhkan kerajaan tetangga, kita bisa menyelipkannya" kata Yuen berdiri didepan meja rapat

Semuanya hening, semuanya berpikir.

"kurasa kita perlu mencoba" suara itu tidak asing, dewan perapian duduk santai .yang menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya itu berkata.

"kau begitu tenang seperti biasa, kurasa aku akan setuju jika yang mengatakan itu adalah kau" kata dewan perdamaian.

"Riyula" panggil Yuen "tolong panggilkan Yodias kemari, ke ruang rapat. Segera!"

Riyula langsung bergerak pergi, dan beberapa dewan tampak mengamati gerak-gerik Yuen dalam bertingkah. Dan sebagian dewan santai, dan cuek. Tampaknya mungkin seperti itu, tapi seperti dugaan Yuen, mereka tengah berpikir keras. Semuanya menunggu keputusan Yodias di ruang rapat.

Yodias terdiam sambil berpikir, karena kali ini bukan ide strategi perang melainkan menyelamatkan seseorang. Perlu ide cemerlang agar bisa mendapatkan apa yang di inginkan tanpa diketahui musuh. Yodias masih memikirkan rencananya, dan seketika ia bangun dari sandarannya ditembok.

"ada banyak pilihan, pilihlah" ia berjalan kesana-kemari dan menjelaskan semuanya

"kalau begitu lebih baik kita simpan saja ide-ide yang lain, sedangkan yang ini akan menjadi rencana utama kita" Yuen menunjuk ke kertas coklat muda yang terdapat tulisan dalamnya.

"ingatlah, rencana utama itu harus di ikutkan dengan ide-ide sampingannya" Yodias berkata sambil berjalan pergi meninggalkan ruang rapat.

"kurasa dia memang ada benarnya juga" kata dewan perdamaian.

"kenapa kau bisa begitu percaya padanya?" tanya seorang dewan

"mau bagaimana pun dia memang temanku bukan? Seperti rekan, rekan terbaik" kata Yuen sambil berjalan mengelilingi meja rapat "baiklah, karena rencananya sudah ditetapkan kalian bisa memberikan saran lain atau sebagainya"

"bagaimana kalau pertanyaan?"

"oh, tentu saja. Semua diterima, apapun itu" kata Yuen berhenti didepan meja rapat.

"Yuen, kurasa kau harus belajar lebih banyak lagi" kata seorang dewan "kau belum cukup hebat untuk bisa melawan Zuren"

"kenapa harus? Aku sudah puas seperti ini"

Dewan peperangan tertawa kecil "ayahmu pasti tidak punya pengganti lain selain dirimu, kalau di ingat-ingat" ia melirik Zuren yang tampak menaikkan alisnya "dia sudah cukup tua, dan kami semua. Kami akan menurunkan tahta kami semua sampai waktunya sudah tiba, dan waktunya sudah hampir tiba"

"bersiaplah" sambung dewan perapian.

"ini terlalu mendadak, aku bahkan kurang kuat, kurang pandai, dan lihat! Aku masih membutuhkan pertolongan orang lain untuk membantuku" Yuen memutar matanya.

"ya sudah pasti, semuanya bekerja sama. Saling tolong menolong, tidak ada yang akan sendirian. Berhentilah berpikiran sempit!" kata dewan perdamaian

"aku tak yakin, anak muda selalu bertengkar. Kalian lupa?"

Semuanya saling menatap satu sama lain dan mulai tertawa terbahak-bahak mengingat dulunya mereka seperti itu, cara menyelesaikannya? Waktu lah jawabannya.

"perlu kukatakan, masalah itu akan terpecahkan sendiri seiring waktu berjalan"

Semuanya berdiri dan berjalan keluar ruang rapat "rapat ditutup sampai disini" Zuren berhenti sejenak dan berpikir "dan.., acara makan! Diadakan pada jarum ke tujuh"

Semuanya berbalik menatap ayah Yuen lekat-lekat, beberapa diantaranya melongo terdiam, akhirnya mereka semua mengangguk mengerti. Jarum ketujuh sama artinya seperti jam 7 malam dibumi, waktu didunia ini . Setelah waktu yang ditentukan tiba, dimeja makan sudah berjejer makanan-makanan lezat dengan rapi. Yuen bahagia sekali, tapi tidak sebahagia ia makan bersama teman-temannya, masakan Cris lebih terasa lezat. Tapi untungnya masih ada Aetrus, Catrish, dan Yodias.

Setelah selesai acara, waktu sudah menunjukkan jarum ke 8. Riyula bersama teman-temannya mencuci dan membereskan meja makan bersama makanan-makanannya, Yuen juga ikut membantu Riyula dan yang lainnya membereskan tempat itu. Namun..

"tuan putri seharusnya pergi kekamar dan beristirahatlah"

"kenapa kau yang menyuruhku? Aku ingin membantu"

Riyula hanya terdiam dan melanjutkan pekerjaannya, yang artinya Yuen diperbolehkan membantu.

"Riyula" panggil Yuen dari tempat cuci piring sebelah.

"ya tuan putri"

"kau ikut menyelamatkan Lyua? Atau hanya disini"

"aku tidak bisa bertarung dengan baik, aku juga akan menghambat kalian kalau aku ikut. Jadi lebih baik tidak ikut campur" ia berkata sambil mengusap-usap piring kotor satu per satu dengan cepat.

"apa kau dapat informasi lebih dari hasil rapat kami?"

"aku? Tidak mungkin, aku hanya pelayan tidak lebih"

"tunggu, kurasa aku pernah mendengar kau itu tentara dulunya"

"ya, dulunya. Sekarang berbeda"

"kau membocorkan rahasiamu?" tanya seseorang dari balik tembok dan sosok itu bersender di samping pintu.

"Yodias?" tanya Yuen "kau belum istirahat?"

Yodias hanya diam, ia berjalan berkeliling meja makan dan membersihkan sisa-sisa makanan.

"maaf Yodias, tapi kurasa kau tidak perlu melakukannya" kata Yuen tampak seperti memohon, dengan tampang Yodias seperti ksatria bagaimana bisa membersihkan makanan.

Yodias hanya mengangguk.

"istirahatlah, kita bisa menyelesaikan ini. Ini bukan tugas laki-laki, kalian berjuanglah di lapangan tempur itu sudah cukup untuk kami" kata Riyula.

Yodias pergi tanpa suara, dan Riyula sudah selesai dengan tugasnya begitu pula dengan Yuen.

"Riyula, apa Yodias memang seperti itu? Tak bersuara, selalu hening"

"dia memang seperti itu, selalu tenang" ia berpikir sejenak "tak banyak yang tau temannya, setau ku dia tidak punya teman"

"yang benar saja, dia anak dewan mana?"

"ayahnya meninggal disaat peristiwa perang dulu itu, bersama ibunya. Hanya itu yang kutau, selain itu.." Riyula menggeleng-gelengkan kepalanya.

"besok aku akan menanyakannya, lagipula rencana penyelamatan Lyua sebentar lagi akan berjalan. Menanyakan ide lain akan membantu"

"semoga berhasil"

Percakapan itu berakhir sampai disana, setelah itu Yuen dan Riyula beranjak kembali kekamarnya masing-masing. Tak lama pagi pun tiba, Yuen sudah membereskan dirinya sendiri dan pergi sarapan. Rupanya yang sarapan pada jarum 7 adalah anak-anak dewan, Yodias, Aetrus, dan Catrish termasuk. Semuanya berhenti makan dan berdiri saat Yuen masuk ruang makan, karena itu ia kebingungan.

"um.., kumohon duduklah dan makan. Aku juga bukan tamu spesial" Yuen tertawa kecil.

Heheh~ canggung banget yah

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top