Part 20
Netrine!! ada apa dikau???
semuanya mendekat dan merasakan ada yang aneh. Tapi Yodias berkata Netrine baik-baik saja, ia hanya mengeluarkan banyak tenaga dalam sehari. Pertempuran yang melelahkan, Lucas meminta bala bantuan dari negara-negara tetangga untuk membantunya membangun kembali negaranya Eutopi dan negara Netrine Umetrica. Butuh waktu yang panjang untuk membangun kembali kerajaan dan terutama kehidupan para warga, di Umetrica sisa lebih dari 30 orang. Dan mereka hanya ingin tinggal disatu daerah saja, ada kemungkinan bagi Umetrica kehidupan dimulau kembali tapi Eutopi tidak. Semuanya lenyap, semuanya sudah rata, tidak ada yang tersisa kecuali anggota keluarga Lucas. Mereka tidak bisa berbuat apapun selain mendatangkan warga-warga dari negara lain, otomatis penduduk asli Eutopi hanya lah Lucas, dan Mindow. Velice? Dia sudah pergi bersama raja dan ratu.
Dan akhirnya semua berjalan lancar karena bantuan dari negara lain sangat membantu kedua negara yang barusan diserang. Netrine berniat untuk pulang kerumah barunya di alam suci sana, tapi ada halangan kecil. Teman-temannya ingin melihat tempat itu dan Netrine tidak tau apa boleh orang asing memasuki tempat itu.
"menurut kalian bagaimana? Apa diperbolehkan?"
"kalau kau tanya kan pada ku aku akan menjawab boleh" kata Aetrus.
"boleh-boleh saja kalau kalian bukan orang jahat, karena kalian teman putri maka mereka tidak akan mengusir kalian" kata dewan perapian
Dan.. Yodias tidak bersuara seperti biasanya. Tapi ini pertanda bagus, Netrine bisa mencari Lyua dan menyelamatkannya bersama teman-temannya. Dengan begitu para dewan tidak akan sungkan lagi berteman pada manusia. Tapi manusia di dunia Cruai dan yang lain sudah tidak bisa mendapatkan kekuatan seenaknya lagi, karena pemimpin sekolah terlarang itu sudah lenyap. Peperangan yang baru saja berlalu membuat Netrine teringat akan lelahnya, membantu negaranya untuk berdiri lagi benar-benar menguras tenaga. Dan ini saatnya untuk kembali kedunia asalnya dunia suci, dewan perapian membukakan portal di atas kepala semuanya. Setelah menggerakkan tangannya kebawah, dewan perapian dan seluruh anggota Netrine masuk kedalam portal.
"dan ini dia! Kita sampai" Netrine berloncat-loncat bahagia, benar- benar tidak seperti Netrine biasanya.
"hei, dimana putri bijaksana nan dingin ya?" kata Cruai, ia menaikkan sebelah alisnya.
"Jennis, ini baru kampungku. Aku baru mengunjungi tempat ini beberapa minggu yang lalu, dan aku rindu tempat ini"
"baiklah.." Cruai tidak menghakiminya lagi. "tapi ingat tata krama mu.. Yuen, ini tempat dimana kau sangat terhormat, benar kan?"
"oh, kau benar" Yuen berkata pelan. "sekarang apa yang akan kita la-" berhenti sejenak "ayo, kita temui ayah ku dan dewan-dewan lainnya" Yuen melihat sekeliling "dimana dewan perapian?"
"dia sudah kembali ketempat dimana dewan seharusnya berada" kata Aetrus.
"Aetrus, apa harus aku yang mengecek ayahku? Aku hanya ingin tau apa ia sedang sibuk. Kalau dia sibuk dan aku masuk begitu saja ke kantornya ia pasti bilang ia sedang tidak sibuk, kau mengerti maksudku kan?"
"jadi kau ingin aku memata-matai ayahmu? Dewan tertinggi Zuren Fructher?!" ia menunjukkan wajahnya yang ketakutan dan tak percaya, wajahnya memutih.
Yuen mengeluarkan wajah datarnya dan berjalan pergi, itu tandanya ia akan mencari tau sendiri. Kelihatannya Aetrus sangat lega, bukan menjadi mata-mata. Yuen mengintip dari lubang kunci yang terlihat besar, ia harus mengeluarkan kekuatannya untuk mencapai lubang kunci dekat gagang pintu itu dengan terbang. Ia berusaha melihat kedalam tapi tak ada seorang pun disana, dimana ayah? Ia bertanya-tanya.
"seharusnya disaat seperti ini tak harus begini"
Yuen kembali ke hall, dimana semuanya berkumpul. Yuen menggeleng-gelengkan kepala, dengan gayanya yang aneh. Kepala tertunduk, sebelah tangannya memegang bibirnya dan satu lagi menopang sebelah tangannya.
"kemana ayah? Ia tak dikantornya"
"benarkah?" tanya Aetrus "kalau begitu ia pasti sedang rapat atau mengunjungi kerajaan lain"
" lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang?" tanya Yuen bingung mencari kegiatan untuk dilakukan.
"bagaimana dengan menonton konser ku?" tanya seseorang dan sumbernya dari gerbang yang terbuka perlahan.
"a-apa? Dia bisa membukanya hanya begitu saja? Sentuhan kecil" Cruai terkejut dan menatap gadis mungil itu lekat-lekat "kau ini siapa?"
"dasar tidak sopan" gadis mungil tadi terbang saat payung kecilnya dan mendarat didepan gerombolan Yuen. "hmm, jadi kau ini. Yuen? Aku yakin itu kau, tidak mungkin Lyua disini. Dan memang benar, kalian kembar. Kau sudah lama hilang dan sekarang muncul dengan membawa banyak manusia? Mereka sungguh tidak sopan, kau tau itu kan?" gadis ini melirik Cruai.
"mm, mungkin karena kami semua belum mengenalmu. Jadi jangan salah paham dulu, tapi aku yakin kau putri juga kan?"
"hei, hei! Melupakan teman mu dengan mudah?!" gadis itu menjatuhkan payungnya seakan-akan payung itu sangat berat, dan matanya membulat . "kau lupa denganku? Aku Emycristan. 'Emy dimana kain baju ku?!' , kau tidak ingat sama sekali?"
Yuen hanya menggeleng kepala dan sangat kebingungan, namun ia masih tampak tenang .
"baiklah, Emy. Kalau dulunya kita teman, lalu kenapa hari ini tidak?"
"kau benar, itu semua karena mereka. Sampai-sampai ayah menghapus memori-" ia berhenti ketika Aetrus menyikutnya. "oh! Lihat sudah jam berapa? Kita harus buru-buru, mau datang? Aku ada konser" katanya sambil berlalu mengambil payungnya kembali dan terbang "aku akan menjumpai kalian nanti!"
"Aetrus!" bentak Yuen danmembuatnya terkaget begitu juga semuanya
"a-ada apa?"
"kau sama sekali belum mencertiakan apa-apa saja tentang masa laluku! Aku akui itu membuatku terganggu sepenuhnya!"
Aetrus terbingung-bingung karena kata-kata Yuen sangatlah sulit untuk dicerna. Dan akhirnya Yuen menghadap pada Cruai seakan berkata 'jelaskan padanya, Jennis'. Cruai berkacak pinggang seakan-akan berkata 'kenapa mesti aku?!'.
"hei, ia bilang kau belum menjelaskan apa-apa tentang masa lalunya, dan ia pasti kesulitan ketika ada orang seperti gadis aneh tadi bertemu dengannya dan menanyakan masa lalunya"
"aku mengerti, tapi aku menyembunyikannya juga ada alasannya" Aetrus membela diri.
Yuen terlihat tak sabar ingin mendengarkan cerita dongeng dari Aetrus.
"oke, tapi pertama kita harus hadiri konser putri Emy. Dia akan kesal kalau orang dekatnya tidak datang ke acara kesukaannya. Dia itu penyanyi,sekaligus dewan musik. Yah masih belum resmi, tapi pada akhirnya ia akan menjabati tahta itu"
"oh wow, putri itu terkadang menyebalkan" kata Cruai lalu ia melihat ke teman-temannya yang menatapnya sinis "apa?" tanya nya polos dan memang ia tidak tau kondisinya.
"baiklah kita berangkat, kali ini dengan awan Lucas saja. Kau membawanya?" kata Aetrus.
"tidak, ini bukan bumi. Aku tidak bisa melakukan sesuka ku bukan?"
"benar juga" Aetrus mengakui "kita harus cepat sebelum konsernya habis"
"butuh bantuanku?" tanya seorang gadis dengan payung pelangi bercahaya, ingat? Itu Catrish. Ia tertawa dan menawarkan gerombolan Yuen untuk menaiki awannya "silahkan, duduk dimana saja kalian mau"
"ja..di, kau ini juga punya kekuatan ini?" tanya Lucas sambil melangkah perlahan masuk ke awan.
"benar, aku ahlinya. Dan kau pasti salah satu dari orang yang bisa mengendalikan ini juga kan?" Catrish bertanya dengan sangat tenang, ia memang orang yang hangat.
Bahkan tak seorang pun akan tau wajah gadis ini akan berubah jadi apa saat dia marah. Wajahnya selalu ceria dan orangnya bersahabat.
"benar, tapi aku belum ahli" jawab Lucas singkat mungkin karena ia malu menjadi laki-laki yang lebih lemah dari perempuan.
"jadi, bagaimana kau mengendalikannya?" Cruai bertanya.
"dengan berbicara dengan mereka, kami selalu bersama. Kalau kau baik pada mereka, mereka juga akan membalas" Catrish membungkuk dan mengusap-usap awan didepannya "bawa kami ke konser Emycristam, bagian barat istana. Di taman Emiden"
Awan ini seakan-akan mengangguk dan mematuhi kata-kata Catrish.
"kita berangkat" katanya
Dan tak butuh waktu lama mereka semua sampai di taman Emiden. Melihat pertunjukan terakhir Emy, ia sangat bersenang-senang diatas panggung. Ia bernyanyi dengan merdu, menari dengan indah, sangat memukau. Kebanyakan penontonnya laki-laki, itu sebabnya Emy punya banyak penggemar laki-laki.
"Lucky Emy!" ucap Yuen mendadak di depan panggung.
Emy sangat terkejut dan tertawa bahagia, mengingat itu kata-kata biasa yang dulu Yuen katakan padanya saat dipanggung. Untungnya kata itu bisa ia ucapkan, karena ia pun dapat informasi itu dari Aetrus. Setelah selesai konsernya, Emy berlarian memeluk Yuen sangat erat.
"Ekh.., Emy! A-a.." Yuen terbata-bata, karena pelukan Emy sangat erat.
"u-um.., putri Emy, putri Yuen tak bisa bernapas!" ucap Aetrus panik
"Oh! Ma-maafkan aku, aku tak tau. Dan aku yakin, kau tidak mengingat ucapan tadi kan? Itu pasti dari Aetrus" ia melirik Aetrus "tapi bukan masalah, aku senang ! sangat senang!"
Yuen tertawa dan menepuk pelan Emy "hati-hati lain kali"
Emy kebingungan dengan ucapan Yuen tadi "apa maksudmu?"
"bukan maksud jahat, tapi hati-hati aja. Aku hampir kehabisan napas tadi"
"hehehe, maaf" Emy menunduk sebentar "hei! Mau minum teh?"
Semuanya menatap Emy "ke-kenapa? Ada yang salah"
Tidak! Tapi mereka memang haus. Sayangnya Yuen tidak ikut, dia bilang dia akan pergi mengecek apakah ayahnya sudah kembali kekantor atau belum. Ia berjalan menelurusuri jalan-jalan istana agar sampai dikantor milik ayahnya Zuren. Dengan ditemani malaikat kecil bernama Riyula, ia gadis yang bersemangat dan sangat berapi-api. Menyembur kesana kemari, mengingat kalau temannya Cruai juga serupa dengannya.
"kau seharusnya tau kalau istana ini memang besar dan banyak tempat yang tersembunyi, dan juga tempat itu sangat... indah!" ia menggerakkan tangannya kelangit dan berkata sambil terbang.
Yuen tertawa dan mengangkat tangannya untuk membuat Riyula tenang sesaat
"kenapa?" ia merendah dan melemahkan kepakan sayapnya "ada yang salah? Kenapa tertawa seperti itu?"
"dengar.., aku mau kekantor ayahku. Tau ?Zuren Fructher, aku ingin bertemu dengannya" Yuen mulai berhenti tertawa.
Yirula tampak sedikit kaget mendengarnya, karena selama ini ia hanya mengira bahwa anak dewan tertinggi itu memang ada 2 hanya saja satunya ditahan dialam gaib sana. Dan satu lagi, dihapus memorinya dan dilahirkan kembali dibumi. Yuen merasa ada tetesan air yang jatuh dan mengenai kepalanya, ia langsung melihat keatas. Dan lihat? Riyula yang berapi-api sekarang padam seluruhnya. Ia melemas,ia terduduk dan sayapnya terkulai.
"ka-kau baik-baik saja?"
"tidak!" Riyula membentak, dan sambil terisak ia mencoba untuk berbicara "kenapa.., kenapa!! Aku..aku!!" ia terisak dan sulit berbicara.
Yuen memeluknya lembut dan mengusap punggungnya "tenanglah, kau bisa bicara setelah semuanya mengalir"
"aku tidak bisa, kau lah penyebabnya. Kupikir kau takkan kembali setelah kau diubah menjadi manusia"
Yuen terkejut sesaat, dan ia menenang kembali.
"kau bisa setenang itu?" tanya Riyula yang sedang menyingkirkan air matanya.
"bisa, karena aku mau. Riyula, keringkan air matamu. Setelah itu kita pergi ketaman yang sepi untuk berbicara, bicaralah sepuasmu, karena aku akan mendengar"
Riyula mengangguk dan berdiri gontai "ikut aku"
Yuen mengikutinya hingga masuk kedalam-dalam hutan, dan ditemukan taman saat Riyula berhenti berjalan. Ia membuat kursi dari anyaman daun-daun dengan sejenis tumbuhan ilalang. Setelah selesai ia mendudukinya dan begitu juga dengan Yuen.
"mari bicara" katanya dingin "dahulu, saat kalian berdua lahir. Yuen dan Lyua, bayi yang sangat berharga, ayah kalian Zuren sangat menyayangi dan melindungi kalian. Begitu juga dengan ibu kalian, ia sangat menyayangi kalian. Ia bahkan tak rela membiarkan orang lain menyentuh kalian, seharusnya kau tau kan apa arti kalian bagi kedua orangtua kalian?"
Keduanya terdiam sesaat dan saling menatap, mata lembam Riyula terlihat karena habis menangis.
"aku tau, semua orangtua pasti sangat menyayangi anaknya. Kalau aku dihapus memorinya bagaimana aku bisa tau sebenarnya merekalah orangtuaku?"
"itu hal bertentangan, mereka juga tidak tega menghapus memorimu" Riyula menghela napas sejenak "aku akan lanjutkan ceritanya, dengar baik-baik. Disaat tak lama kalian baru lahir, sepertinya 4 tahun setelah kalian lahir. Terjadi peperangan besar, antara kedua belah dunia. Entah apa penyebabnya, tapi setauku dunia kami tidak pernah mengusik yang dibawah sana. Mereka ingin meruntuhkan kerajaan kami, dengan begitu semua manusia bisa mereka perdaya dengan mudah. Ibumu mengorbankan dirinya untuk membuat semua kembali normal, dan itu berhasil" ia menunduk sebentar.
"ada apa?" Yuen bertanya tak sabar.
Kenapa nih kenapa?
Ceritanya serasa panjang yah? Part ini khusus karna mungkin terlambat post part yang lalu-lalu (ga ngerti? / yah nasib ^w^ , bercanda becanda doang)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top