Part 17

Yoho~ Wah udah jauh banget yah (lanjut  yuk!)

"anda harus tetap terjaga, ini misiku. Itu saja"

Dengan berkata seperti itu Netrine sudah menyadarinya, Yodias tidak ingin ada pertanyaan lagi. Netrine tidak menyukai Yodias yang sangat dingin dan dia memiliki sisi gelap, itu membuat Netrine takut. Netrine belum pernah terpikirkan orang yang seperti ini ada didunia. Tatapannya kejam dan dingin, matanya menyilai.

Yodias memiliki rambut berwarna hitam pekat, ia juga suka pakaian gelap, matanya biru tua menyilau ganas, ia sangat lincah dalam hal bertarung, dia juga punya pemikiran yang selalu tepat dan ide-idenya selalu mengalahkan ide-ide teman-teman Netrine. Sulit untuk mengatakannya sempurna, hanya satu yang Netrine perlu tau darinya. Apa yang ia takutkan?.

"Yodias" Netrine memanggil pelan

Yodias menoleh

"boleh aku bertanya?"

"silahkan"

Netrine tersenyum seketika "aku ingin tau, apa yang kau takutkan didunia ini?"

"maksudmu bumi?"

"bukan! Sesuatu yang kau takutkan, apa itu? Apa ada?"

"..." Yodias terdiam sesaat menatap lantai, lalu menatap langit. Mata birunya redup "tidak ada" jawabnya dingin.

Itu tidak mungkin!, pikir Netrine. Mana mungkin seseorang tidak takut apapun! Pasti ada! Tapi.. kenapa ia sembunyikan?.Nampaknya ia sangat sedih, ia memendam sesuatu dalam hatinya. Netrine berpikir keras akan itu saat ini, jalannya pun sering mengenai batu, dan pohon. Yodias tampak sibuk melihat kesana kemari, pastinya ia sedang mencari tau tentang tentara abadi itu. Dia sangat tertarik dengan kekuatan dan kekuasaan mereka, siapa tau mereka cukup untuk bisa menantang seorang dewan seperti Yodias. Tiba-tiba saja dahan dari sebuah pohon besar retak dan jatuh didepan mereka berdua. Dengan sigap Yodias menghadang adanya musuh didepan mereka, tapi itu hanya seorang anak kecil dan dia perempuan.

"ah.., kau kenapa disini? Tempat ini kan berbahaya"

"..." anak itu gemetaran dan ketakutan "ma-maaf!, aku, aku hanya ingin memberi peliharaanku makanan, ia tampak sangat kelaparan" ia mengelus-elus kuda hitam yang ber-aura gelap

Yodias terkejut dan memperketat siaganya.

"kau.., bukan orang jahat kan?"

"lucu sekali! Kau menanyakan sesuatu seperti itu didepan musuhmu?" dengan nada mengejek ia naik keatas kudanya "Deni tenanglah.., kita bisa menghabisinya nanti. Yang sabar saja.." gadis itu menatap tajam Yodias dan Netrine "kuperingatkan kalian! Musuhmu bukan hanya sekedar tentara itu, masih ada orang seperti ku dibelakang mereka. Dan kami semua kuat..., sekuat para dewan" katanya dengan nada ngeri

Netrine gemetaran dan tidak percaya "siapa sebenarnya kalian?!"

"kami? Kami dari dunia gaib, dari kegelapan. Kalian pikir kami lemah? Seharusnya kau berpikir 100 kali sebelum melawan kami" ia tertawa diakhir katanya

"Yo-Yodias.., apa itu benar?"

Yodias mengangguk pelan dan tentu saja ia juga tidak setuju dengan hal itu.

"oh! Maafkan aku, seharusnya aku memperkenalkan diriku. Namaku Vwuei, Vwuei Charlotte" setelah ia mengucapkan itu kabut asap yang sangat tebal membuatnya menghilang.

"ayo Yodias! Kalau kita ingin memenangkan pertarungan ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah melenyapkan orang-orang seperti mereka, benarkan?"

Yodias mengangguk setuju.

Mereka semua akhirnya bertemu kembali, tidak diperahu tapi di istana. Istana Fredick, istana yang besar tapi lebih kecil dari istana milik keluarga Lucas. Sekarang semua beristirahat, beberapa dari anggota Netrine membunuh beberapa orang berkekuatan seperti dewan tadi, ya seperti Vwuei.

"kukira mereka ridak ada, jadi selama ini mereka bersembunyi untuk membuat kekacauan hebat ini. Kalau mereka memang menginginkan bumi seperti ini maka selamat! Mereka sudah membuat dua negara besar porak-poranda" ucap Aetrus setelah mendengar penjelasan dari Yodias dan Netrine.

"jangan terlalu melebihkan sesuatu" kata Sereine.

"aku tau, tapi katanya memang benar. Seperti yang kau lihat bukan? Dari begitu banyaknya orang dibumi ini yang selamat hanya orang-orang Umetrica, sedangkan orang-orang Eutropi? Mereka kemana semua?" tanya Cruai dengan nada cemas

"dengar semua! Kalau kita ingin menangkan peperangan ini maka hanya ada 1 cara. Dengan caraku!" kata Netrine suaranya menggelegar kemana-mana.

"baik, tenang dulu dan bicarakan ini baik-baik dengan pelan" kata Lucas santai.

"Pertama!"

Netrine menjelaskan rencana dan ide-idenya, ide yang ia dapat juga berasal dari Yodias dan ia mencampurkan beberapa idenya sendiri. Setelah selesai menjelaskan semua idenya, mereka berpencar kembali untuk menyelesaikan misi masing-masing.

"misi kita, memusnahkan orang-orang itu. Aetrus! Coba cari mereka dengan telingamu, aku rasa itu berfungsi sebagai radar"

Aetrus tertawa "ya, seperti yang kau bilang cukup berguna disaat seperti ini" ia memfokuskan konsentrasinya sepenuhnya pada telinganya "mereka berkumpul di selatan!" menunjuk ke arah selatan.

"Oke! Kau pergi kumpulkan teman-teman dan aku akan kesana lebih dulu untuk memantau" Netrine memberi petunjuk.

"Yah, lebih baik jangan ambil resiko" Aetrus berkata sambil bepergian.

"baik.." Netrine berbalik dan berjalan terus.

Dilain sisi, Lucas dan Mindow mencari informasi tentang tentara abadi. Mereka menemukan beberapa tentara tertimbun tanah dan bangunan, pastinya mereka tidak terkendali lagi.

"tapi.., sebenarnya apa yang membuat mereka benar-benar mati? Mereka itu batu"

"aku juga tidak tau, mungkin orang yang mengontrol mereka terkena serangan juga. Sepertinya begitu, jika tidak ada kesalahan dari sipengontrol maka mereka tidak sempat melarikan diri sebelum tanah dan bangunan mengubur mereka"

"ya, seharusnya begitu" Mindow melihat sekeliling "tempat ini benar-benar hancur! Yah.., baguslah ada yang selamat dari bencana ini"

Mindow menggunakan kekuatannya untuk menciptakan tempat berlindung dari pepohonan dan segalanya dari tanaman.

"jadi ini kekuatanmu?" dari belakang Cruai dan Sereine muncul

"wuah! Hebat! Seharusnya kau membantu kami menyerang musuh"

"a-aku hanya menggunakan kekuatan untuk membantu orang tidak untuk membunuh ataupun menyakiti orang-orang"

"2 hal bertentangan, kau membantu kami untuk membunuh mereka. Tidak sulit untuk memberikan alasannya bukan? Contohnya seperti aku hanya membantu temanku atau aku hanya-"

"sudahlah! Ayo! Aku sudah temukan sarang para dewan dari dunia gelap. Netrine sudah ke markas mereka untuk memantau, sekarang aku akan menjemput kalian untuk pergi kesana" Aetrus berlari datang.

"Oke! Mari kita buat pesta darah" kata Cruai

"oh! Jennis kau begitu liar, itu yang akan Netrine katakan kalaui dia disini" Cris menirukan suara Netrine

Semuanya tertawa sambil bertebangan di udara, kekuatan Lucas untuk membawa mereka semua melaju dengan cepat kearah selatan. Dengan awan.

"boleh kubilang, kau cukup handal!" puji Cruai

"terimakasih, tapi ini hanya hal kecil yang bisa kulakukan sekarang" kata Lucas "tidak lebih"

"ini sudah sangat membantu"

"hei! Kalian tidak bersiap-siap?" Aetrus berkata dengan panahnya yang ditangannya "peperangan didepan"

"kau bilang, para dewan dunia gelap. Hanya mereka yang kita lawan"

"Hanya? Mereka tidak cukup kuat untuk kalian lawan? Baguslah kalau begitu"

"oh! Aku baru teringat, aku dengar kalau dewan itu sangat kuat dan bisa menghancurkan bumi sekalipun. Kalau begitu bagaimana aku bisa membantu? Aku seperti semut disana" katanya dengan ketakutan

"Sereine benar?"

"ya, itu namaku"

"terlihat lemah" menatap gadis yang sedang gemetaran "jangan tersinggung, memang seperti itu kelihatanmu. Tapi kau tidak perlu takut, aku bisa merasakan kekuatan yang besar dalam dirimu, sayangnya belum bisa digunakan sekarang belum saatnya"

"mm.., aku mengerti. Terima kasih" katanya sambil mengangguk.

"kita sampai! Aku melihat Netrine" kata Lucas

"ayo cepat turun"

Mereka mendarat sedikit lebih jauh dari lokasi Netrine, kalau terlalu dekat akan terlihat musuh. Akhirnya mereka sampai ditempat Netrine memantau dengan cara mengendap-endap.

"bagaimana?" Aetrus berbisik pada Netrine

"seperti yang kalian lihat, mereka mempersiapkan segala yang mereka punya untuk membantai kita semua. Mereka tidak menganggap kita enteng, kali ini mungkin kita akan kesialan"

"aku rasa.., ini saatnya kita perlu rencana penyerangan. Kalau ada taktik yang bagus kita bisa menjatuhkan mereka semua" saran Aetrus.

"kalau butuh ide, sebaiknya tanyakan itu pada Yodias. Dia ahlinya"

Semua menatap Yodias, ia tampak terkejut. "pertama"

Ia menjelaskan semua ide-idenya, kebanyakan adalah aksi-aksi yang ekstrim.

"kau yakin?" tanya Netrine pada Yodias.

Yodias mengangguk "seharusnya akan baik-baik saja"

"ya, aku juga merasakan ini rencana yangcukup sempurnya dan akan sulit membuat rencana ini hancur"

"kami percayakan ini padamu" Aetrus menepuk pundak Yodias.

Yodias segera menyingkirkan tepukan Aetrus dengan meloncat secepat kilat menuju gedung tinggi, ia mengeluarkan senjatanya untuk mengeker musuh-musuh. Sedangkan Cris dan Lucas berlari menelusuri gua kecil disamping lokasi awal, lalu Mindow dan Sereine berlari kearah rerumputan untuk menunggu aba-aba selanjutnya, dan terakhir Netrine dan Cruai bekerja sama menggunakan senjata yang diberikan Yodias, sebuah senapan besar bekerja seperti busur.

Yodias meluncurkan pelurunya yang berwarna abu-abu yang berarti bom asap, setelah mengenai tanah maka kabut asap keluar merata mengisi lokasi itu. Netrine dan Cruai dengan segera melepaskan kekuatan mereka Cruai api dan Netrine cahaya, cahayanya itu dapat menyakitkan kalau menyentuh kulit seseorang dan dapat membakarnya hingga ketulang. Karena ukuran senapan itu sangat besar mereka membuatnya menjadi sebuah bom agar dewan-dewan mendapat serangan mereka. Tiba-tiba saja sosok hitam keluar dari kabut asap dan meloncat tinggi ke atas.

"dia diatap, Jennis, beri sinyal pada Yodias untuk aba-aba berikutnya"

Cruai mengangguk, ia segera melemparkan benda kearah Yodias berharap ia melihatnya. Tapi Netrine yakin semua berjalan sesuai rencana, ia benar-benar akurat. Selanjutnya asap menipis dan memperlihatkan hasil yang mengaggumkan 1 dewan hangus dan 2 dewan terluka, lalu satu lagi ada diatap. Cris dan Lucas menembakkan panah-panah api dan es kearah dewan yang berada di atap, sedangkan Mindow dan Sereine melemparkan bola-bola yang terbuat dari semak belukar kearah 2 dewan yang terluka. Yodias? Dia sudah menghabisi dewan yang di atap untuk menghindari serangan darinya. Sisa 2 dewan terluka.

"ho.., aku tidak menyangka kalian terlebih dulu mengambil alih tempat ini"

"sudah diambang kematian masih bisa bicara?" tanya Netrine yang mendekati mereka berdua. "Vwuei benar?"


Thank you for read~~~~~~~~~~~~~~~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top