Part 14

Terimakasih telah membaca Utopias ^v^ silahkan membaca dan menikmatinya~

Netrine dan Cruai memasuki portal dan keluar dengan selamat dialam gaib, suasana tegang disertai alam yang begitu menyeramkan dan suram. Netrine benci ini, ia lebih suka tempat terang hangat dan udara tenang. Disini sepertinya sama sekali tidak nyaman, semak belukar dimana-mana, pohon gundul dimana-mana, tanaman layu, awan gelap, dan tanah kering. Bahkan hewan pun tidak ada didunia ini, mengerikan. Netrine berjalan didepan untuk memimpin jalan, ia merasakan sesuatu yang aneh dari kejauhan. Lalu ia ikuti terus hingga dekat dengan perasaannya itu, ia melihat dari kejauhan terdapat sebuah istana besar dan beberapa rumah kecil didepannya tersusun berantakan.

"Netrine.." panggil Cruai untuk berdiskusi.

"ada apa?"

Cruai menarik lengan baju Netrine yang panjang melebihi panjang tangannya.

"aku rasa itu markas besar mereka, jika mereka tau aku adalah salah saatu pengguna kekuatan dunia ini. Pastinya aku disuruh menuruti mereka. Sebaiknya kau panggil malaikat untuk membantu"

Netrine berpikir sejenak "tidakkah itu tindakan ceroboh? Memanggil tentara dari duniaku untuk membantu misi kita sama saja membuat perang antara kedua dunia. Sejauh ini kedua dunia masih damai-damai saja"

"mungkin kau benar, tapi jika mereka menyerangmu karena kau ti-"

"aku punya ide disetiap saat, jadi jalani saja"

"kalau ada masalah cepat-cepat telepati denganku"

"aku tau itu. Rencananya begini"

Netrine memberitau Cruai semua rencana yang terpikirkan oleh Netrine dan tak lama kemudian mereka akhirnya menjalankan misinya. Cruai pergi terlebih dahulu dan memberikan sinyal pada Netrine untuk bergerak, kemudian Netrine mengajak sipengendali kesuatu tempat. Tapi karena dia curiga, ia menolaknya. Netrine dan Cruai kembali bertemu diEutopi.

"gagal memusnahkannya"

"kita dapat sedikit informasi" kata Netrine.

"apa rencanamu selanjutnya? Kurasa mereka akan segera bergerak menghancurkan Umetrica"

"ya, pertama aku harus mengumpulkan orang sebanyak mungkin untuk diselamatkan, kemudian kita membawa mereka ke Srimph untuk diamankan"

"ide bagus" potong Cruai "tapi.., bagaimana dengan tentara abadi?"

"mereka masalah mudah, hanya perlu.." sejenak Netrine terdiam dan melanjutkannya lagi "bukan masalah besarm aku akan mengurusnya, kau dan yang lain selamatlah dari bencana ini dan lari ke Srimph jika semua urusan sudah selesai"

"aku.. aku tidak yakin. Kau ingin mengurus semua pasukan itu sendirian?" tanya Cruai ragu-ragu. "sendirian, itu terlalu berat untukmu. Pertahananmu tidak baik"

"aku akan menjaga diri sebaik mungkin, jadi jangan khawatir" Netrine tersenyum pada Cruai. Senyuman yang mengundang air mata keluar dari mata Cruai

"aku tidak mengerti Netrine! Kenapa setiap ada hal yang berat harus kau tanggung?" Cruai memeluk Netrine erat dan menangis keras.

Saat itu juga Lucas dan yang lain kembali dan melihat kejadian itu.

"karena.., kalau ada yang harus berkorban maka itu adalah aku"

Semua terkejut mendengarnya, mereka semua menahan suara mereka agar tidak terdengar kedua wanita itu. Mereka semua bersembunyi dibalik ambang pintu gerbang masuk.

"aku tidak setuju!" teriak Cruai melengking "itu tidak adil!"

Netrine menenagkan Cruai dengan mengelus-elus punggungnya

"aku tau, mungkin sedikit sulit untukmu menerimanya. Tapi ini takdir"

"tapi aku tau, pasti bisa mengubah masa depan buruk itu" Cruai melepaskan pelukannya dan bertatap serius.

Namun Netrine menggeleng lemas, ia tau itu semua akan terjadi. Semuanya, ia tau ia akan mati untuk menyelamatkan yang lain. Pasti sulit meninggalkan temannya yang begitu dekat dengannya. Dibalik ambang pintu Lucas sudah tidak berada disana, ia pergi kesuatu tempat untuk menghempaskan segalanya. Ia tak percaya semua akan terjadi seperti ini dan terjadi begitu cepat. Verrelion mengikutinya dari belakang namun ia bersembunyi dan melihatnya. Lucas menghempaskan emosinya, kekuatannya keluar acak-acakan. Verrelion menggigil, merinding, dan tampak ketakutan. Ia tak pernah melihat Lucas semarah ini, apa ia marah? Sereine yang tampak datang dari arah lain memberanikan dirinya mendekati Lucas.

"Lucas.., kau tak apa?" tanyanya Lembut dan pelan.

"tidak" jawabnya singkat.

"aku tau, sulit untuk menerimanya ya?"

"itu sudah pasti, dulunya dia begitu senang menikmati hidupnya berkeliling dunia, sekarang ia malah mesti mengakhiri hidupnya yang tidak lebih dari 2 tahun" katanya suram.

"masalah ini rumit, terutama diantara kalian" Sereine berkata dengan cemas.

Lucas tertunduk. "tinggalkan aku sendiri" katanya dingin.

Sereine segera pergi begitu pula Verrelion, mereka pergi dari tempat itu dan segera menuju tempat Cruai dan Netrine berada. Mereka sudah berhenti berdiskusi dan pemandangan menjadi sedikit ramai karena ada orang berasal dari selatan itu membuat suasana hangat. Ekspresi Netrine tergambarkan kegembiraan sesaat, dibalik senyumannya terdapat kepahitan. Apa yang bisa membuat Netrine berpikir bahwa ia akan menghentikan niatnya menghancurkan tentara dan semua orang yang berkaitan?. Selama ini, hanya keputusan ini yang mendapat resiko terbesar.

Lucas terdiam dan begitu pula yang lain, mereka terhanyut dalam kesedihan dan bencana yang akan datang. Untungnya Netrine pergi ke dunia alam suci sebelum ia melihat keadaan diistana yang begitu suram. Netrine pergi kealam itu untuk mencari bantuan walaupun sedikit. Ia bertemu dengan malaikat terhormat dan banyak yang mengidamkannya. Ia rupawan dan bijak, ia juga ramah dan baik hati. Sayangnya dia sedikit angkuh.

"bantuan?" ia berpikir sejenak "apa yang akan kau berikan jika itu berhasi?l"

"sebuah ketenangan hidup, mungkin" kata Netrine sedikit ragu.

"bagaimana bisa itu terjadi?" tanyanya heran.

"kemungkinan aku akan mati karena bencana itu"

Sebelum Netrine mengatakan keseluruhan si malaikat bijak sudah mengerti apa yang Netrine maksud. Namun ia tak mengatakan apa-apa, dan pergi. Netrine yang bingung terus mengikutinya sampai ditempat yang diinginkannya untuk berbicara, disanalah sang malaikat bisa berbicara leluasa dan santai.

"aku akan membantu tanpa balasan. Tapi aku perlu bantuan dari malaikat-malaikat lain untuk membantumu nyonya"

Tiba-tiba saja dia begitu sopan pada Netrine, karena sebelumnya Netrine juga sempat bingung kenapa bicaranya agak tidak nyaman didengar. Apa ia tau sesuatu?. Netrine menatapnya lama sekali sehingga malaikat itu terkejut dan menanyakannya.

"ada..apa?" tanyanya penasaran.

"a-apa yang terjadi? Kenapa caramu berbicara berbeda dengan sebelumnya? Kau tau sesuatu tentang diriku?"

"yah.."

dia menggosok-gosok tangannya dan menyemburkan sesuatu seperti debu-debu berwarna terang dan jadilah layar lebar seperti televisi tapi transparan.

"kau kenal gadis ini?" dia menunjuk kearah gadis yang sedang dalam posisi memanah.

"eh.., a-apa itu aku?"

"tepat sekali" lalu ia lanjut kegambar berikutnya "lalu bagaimana degan foto ini?"

"itu.., foto keluarga? Bersama ayah dan ibu?" tanya Netrine heran

"tentu saja! Mereka orangtuamu yang asli!" katanya dengan mata yang besar dan bulat.

Netrine tampak heran, dan akhirnya ia tersentak "atau jangan-jangan berita tentang ayah dan ibuku meninggal karena kecelakaan hanya sebuah gosip?"

"???" dia manatap bingung "siapa mereka?, mereka mungkin orangtuamu dibumi. Tapi berbeda disini. Ini dunia kami, orang-orang suci. Ayahmu masih ada namun ibumu.." dia tertunduk sejenak dengan matanya yang sedih "dia mati untuk menetralkan peperangan yang terjadi dahulu antara dunia alam suci dan dunia alam gaib"

"mereka berperang?, bagaimana bisa?"

"tentu saja mereka bisa, jelas karena sebuah masalah. Dimana saat itu salah satu utusan dari alam suci dan alam gaib beradu mulut hingga menimbulkan konflik, yang kudengar mereka membicarakan siapa yang lebih tinggi derajatnya. Raja alam suci ataukah gaib?" Aetrus menahan sebentar untuk menunggu jawaban Netrine.

Netrine tampak kebingungan setelah Aetrus menanyakan hal itu dan hanya terdiam.

"mereka terus bertengkar padahal pada akhirnya tetap tidak memberi jawaban, mereka itu payah, sangat payah!"

"tentu saja! Untuk apa permasalahkan itu!" kata Netrine setuju.

"ingin menjumpai ayahmu?" Aetrus memandang langit dan menunjuk langit "masih pagi, masih sempat. Waktu disini berbeda dengan bumi, jadi tenang saja"

Netrine sedikit lega dengan kabar waktu itu, tapi seketika ia teringat. Ayahnya, ia akan bertemu dengan ayahnya yang asli. Netrine terkagum-kagum seperti apa wujud ayahnya nanti, mungkin berwibawa? Masih muda? Bisa saja. Netrine berjalan dengan gembira sambil melompat pendek. Aetrus mau tidak mau mengikutinya, walau itu bukan tipenya tapi menyenangkan. Sesampai mereka berdua didepan gerbang yang amat besar dan sangat indah, Aetrus mendorongnya dengan sekuaat tenaga. Netrine baru menyadarinya bahwa Aetrus adalah malaikat yang berjasa dipertempuran juga, ia begitu kuat. Walau tampangnya saja terlihat tapi Netrine yakin kalau gerbang itu sangatlah berat.

"mau kubantu?" Netrine menawarkan jasanya sambil tersenyum ia membantu Aetrus tanpa menunggu jawabannya.

"terima kasih, jujur saja pintu ini memang berat!" Aetrus tertawa namun hanya sekejap, karena pintu sudah terbuka sepenuhnya. "masuklah, ayahmu ada didalam pintu itu" ia menunjuk kearah pintu yang lebih kecil, dan sama indahnya.

"siapa yang membangun dan mendisain tempat ini? Bagus sekali" Netrine bertanya karena penasaran. Ia berjalan pelan menuju pintu yang ditunjuk Aetrus.

"yah.., saudaraku. Dia bernama Adpolo. Sudah sejak kecil ia suka dengan desain bangunan, dan ayahmu mengizinkannya"

"oh ya, bagaimana dengan keluargamu?"

"keluargaku?" ia tertawa kecil sambil memimpin jalan "mereka baik, semuanya baik. Hanya saja ayahku jarang mengunjungi kami, ibu, aku, Adpolo, dan Catrish"

"Catrish, adikmu?"

"benar, ayahku sering sibuk dengan urusan kerajaan. Dan hanya pernah beberapa kali makan bersama dengan kami, tapi itu bukan masalah besar. Karena kami sudah terbiasa. Yah.., sebagai kakak aku harus bisa menjadi teladan bagi adik-adikku"

"tentu saja harus! Berjuanglah kak Aetrus. Tapi, apa kamu bisa beritauku. Ayahku itu siapa disini?"

"pemimpin, pemimpin kerajaan. Sangat berwibawa, dia juga hebat bertarung, pandai logistik ataupun strategis. Dia hampir mendekati sempurna"

"termasuk wajahnya?" Netrine bertanya jahil sambil tertawa kecil.

"mm.., menurutku dia cukup tampan. Tapi jangan terlalu berharap, aku tidak yakin menurutmu seperti apa dia setelah kau melihatnya. Aku punya pertanyaan"

Netrine tertawa "apa itu?"

Ayo tunggu kelanjutan kisah Utopias!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top