Chapter 4

"Pak Reijing?!"

Satu kelas sontak menjerit karena seorang guru datang. Dengan gaya angkuh yang terlihat gagal, Pak Reijing memasuki kelas. 

"YAHOOO KALIAN!" Reijing Otori berputar girang. "APA KABAR WAHAI PARA PENS KU!?"

Krik krik krik

"Wah Karik, tumben suaramu bagus," puji Shion polos.

"Ah tidak, seleramu saja yang rendah," balas Nagi dengan wajah innocent.

"KENAPA KALIAN NGACANGIN AKU WOY!" Reijing pundung di dekat tempat sampah kelas.

"Pak kepsek yang baik hati tapi bohong, sebenarnya, apa tujuan anda ke sini?" tanya Tokiya sambil ngemil es krim p*addle pop rasa mangga. 

"OHOHOHOH!" ia tertawa yang membuatmu parno. "Aku datang untuk--MENGAMBIL DVD UTTARANKU! Eiichi, balikkan DVD-ku sekarang!"

Kepseknya kayak gini, apa kabar muridnya? Kau pundung.

"EH APAAN! Aku lagi ngeliat episode *** (sensor akibat author tidak mengerti apa yang mereka bicarakan)," gerutu Eiichi. "Kuy lah Nanami, kita nonton lagi!"

Nanami mengangguk semangat, lalu mereka menonton bersama lagi, menghiraukan wajah amarah Reijing.

"Sialan kau--" ucapan Reijing terhenti akibat sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Tampak Tokiya menyodorkan b*eng beng dingin.

"Lo rese kalo lagi laper," ucap Tokiya datar.

"SALAH SLOGAN WOY! ITU YANG KAMU KASIH B*ENG BENG BUKAN SN*ICKERS!" Ranmaru sama Camus nyaris menggebrak meja massal. 

"Maaf mas," ucap Reijing dengan wajah sendu. "Kamu sukanya b*eng beng dingin, tapi aku sukanya b*eng beng panas. Maaf mas!"

Adegan sinetron kacangan itu berakhir karena Reijing berlari dengan sesenggukan keluar kelas.

Apa ini.

"Omong-omong," ucap Masato tiba-tiba. "Aku dengar mau ada proyek drama lho untuk angkatan kita,"

"Trus?" balas Ai sambil tetap meneliti Syo. "Apa peduliku?"

"Yah ... katanya drama kelas yang sukses akan dikirim ke Tokyo Dome!"

Satu kelas memelototi Masato secara bersamaan.

"TOKYO DOME!? AYO BERJUANG UNTUK LOMBA DRAMA ANTAR KELAS (?)!"

Bagaimana drama nya nanti kira-kira ya?

"MUAHAHAHAHA!!!" Terdengar suara yang tak lain adalah suara Pak Syaining, guru Sastra untuk kelas 2.

"Pak Syaining! Kita akan membuat drama?" tanya Eiji.

"Iya. Dan sekarang kita akan menentukan tema dramanya." Pak Syaining berjalan ke tengah kelas.

"Tapi Pak, kami sedang ujian Matematika," ujar Cecil.

"Kumpulkan sekarang!" perintah Pak Syaining.

"Mati belum kerja lagi! Gara-gara dari tadi aku ditata rambutnya sama Camus, jadi belum sempat kerja." Cecil pundung di pojokkan.

Kau yang panik akhirnya menjawab sembarangan.

"Kumpulkan sekarang! Mr. Jingguji, ambil semua kertas ulangan murid di sini. Dan Pak Reijing silakan keluar," instruksi Pak Syaining.

Loh... sejak kapan Pak Reijing ada di sini lagi. Rupanya, sang kepsek masih tidak terima karena DVD Uttaran miliknya diambil.

"Bentar Pak, mata aku kelilipan," ujar Ren sambil mengusap matanya.

Pak Reijing berjalan ke tempat anak sulungnya. "Chi, kembalikan!" Pak Reijing merebut paksa laptop milik Eiichi dan menghilang seketika.

Setelah semua mengumpulkan lembar jawabannya, Pak Syaining berjalan dengan penuh wibawa. Namun sayangnya, dia terjatuh karena kelinci peliharaan Kira.

"DASAR HENTAI YAOI YURI! KELINCI SIAPA ITU?" Tampaknya, Pak Syaining latah.

"Ada yang bilang yaoi? Bapak fudanshi?" Tomochika langsung bersemangat.

"Maaf pak." Kira memungut kelincinya.

"Jadi, kita hari ini akan membahas tema drama." Pak Syaining membersihkan jasnya dari bulu kelinci. "Ada yang punya ide?"

"Yaoi aja pak, kayak BnP!" seru Tomochika.

"Boku no Piyo aja Pak!" jerit Natsuki tak mau kalah.

"Dasar kalian berdua ini!" Syo memukul Natsuki dan Tomochika menggunakan barbie miliknya.

"Snow White pak!"

"Alice in The Wonderland!"

"Frozen pak! Tokiya jadi Elsa versi cowok!" seru Otoya.

Eiji berpikir sejenak, kemudian berkata, "Silentre--"

"Jangan promosi ff kamu di sini Ji," tegur Eiichi sok bijak.

"Maaf kak!" sesal Eiji.

"Tiga Babi Kecil, Pak!"

"Cinderella pak!"

"Berisik banget kalian! Sudah semuanya dimasukkan saja," putus Pak Syaining.

"Eh?" Semuanya menatap Pak Syaining heran.

"Buat naskah dari berbagai jenis dongeng, lalu dipadukan. Dan dimodifikasi dikit," jelas Pak Syaining.

"Oh iya Pak, itu kapan acaranya?" tanyamu.

"Besok," jawab Reiji yang tidak sopan.

"Hah?" Kau berteriak kaget.

"Dan nanti sepulang sekolah, kalian sudah harus bisa memerankan dramanya," tambah Pak Syaining lalu kabur lewat jendela.

'Om Telolet Om, om telolet om!' Sebuah suara berbunyi nyaring

"Loh..? Itu suara apa?" tanyamu bingung

"Itu suara bel istirahat," jawab Syo.

"Yeay istirahat!!!" Ren berteriak senang lalu pergi menuju kebun mawarnya tercinta.

"BAPAK KEMBALIKAN DVD UTTARAN NYA!!!" Dengan cepat, Eiichi pergi ke kantor ayahnya alias Pak Reijing.

"Wih istirahat. Selfie dulu ah." Van mengeluarkan ponselnya.

"Karik, ayo kita cari si Jaka dan Joka!" Nagi membawa jangkriknya.

"Jaka?? Joka??" Kau melirik Nagi bingung.

"Jaka itu jangkrik kawaii, Joka itu jodoh Karik," jelas Otoya.

"Oh gitu."

"(Name), nge jones di atap Pak Reijing yuk!" ajak Otoya sambil menarik paksa tanganmu.

"Enggak ah, nanti kalo kena marah gimana?" Kau berusaha menolak.

"Gak bakal kena marah kok," sahut Otoya enteng.

"STARISH, kumpul sekarang juga!" seru Tokiya.

"STARISH itu apa?" tanyamu bingung.

"joneS Tampan And Rupawan Ingin Saya Hapuskan," jawab Reiji menahan tawa.

Ba dum tss

"Iya mas, aku tau aku jones, tapi gak usah digituin juga. Kokoro aku sakit mas!" Otoya menutup wajahnya dan berlari keluar layaknya gadis yang baru saja diputuskan.

"Otoya, jangan pergi!" cegah Tokiya yang tentu saja terlambat.

"Apakah yang barusan itu TokiOtoRei?" sela Tomochika.

"Aku masih normal, Shibuya-san." Tokiya facepalm

"Jadi Tokiya-kun ada apa?" tanya Natsuki.

"Es krim P*addle Pop-ku hilang satu," ungkap Tokiya.

"Lah, tadi 'kan kamu makan di kelas," ujarmu.

"Oh iya ya ... oke deh, aku mau jualan es krim dulu." Tokiya pergi dari kelas.

"WOY BENTAR LAGI GEMPA! KALAU MAU SELAMAT CEPAT KABUR!!!" jerit Yamato sambil menunjuk Nanami yang sudah siap-siap tidur.

Sontak, semua kecuali Nanami langsung berdesakan keluar kelas bagai ibu-ibu yang merebut sembako.

"Tidak! Aku terlalu imut untuk mati muda!"

"Komik doujin-ku semuanya!" Tomochika langsung membawa semua doujin miliknya.

Setelah merasa aman, kalian berhenti.

"Oh iya, tugas dari Pak Syaining gimana?" tanyamu.

"Tenang aja (name), kita semua punya bakat akting spontan kok," sahut Cecil.

"Aku jadi siapa?" tanyamu.

"Kamu 'kan pemeran utamanya, (name)-san," jawab Eiji kalem.

"APA?!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top