Chapter 14
"Siapa mantan ketua?"
Seketika hening.
"AHAHAHA!" Nagi berseru garing.
Krik krik krik
"Kau ... ternyata masih sangat polos, (Name)," Masato memandang prihatin.
"Hiks, aku berdukacita atas kepolosan (Name)-chan jika dia tahu mantan ketua, hiks," Natsuki terisak seraya mengusap air matanya pakai sapu tangan.
"Ano ..." kau facepalm. "Seriusan, siapa?"
"Berjanjilah kau tidak bocor, (Name)," tegas Ranmaru.
"Y-ya," kau menjawab.
"Mantannya itu--" Yamato membisikkan sesuatu. "EH WAI ADA TISU DI TASMU KYAH!"
Seketika ruangan menjadi ribut akibat jeritan Yamato yang kena sensor lumba-lumba. Terdapat tisu di tasmu. Hahaha.
ba dum tss
Kira dengan wajah datarnya tetap memainkan drum miliknya.
" Astaga kau ini, sama tisu aja takut," cibir Syo.
"Lah, kau sendiri masih main sama barbie," balas Yamato.
"Huh, tak usah membalas," kesal Syo.
"Sudah, tak usah bertengkar," lerai Ai sambil mengetik di laptop miliknya.
"Mikaze-san, laptop seharusnya tidak dibuka saat rapat," nasihat Eiji.
"Oh. Aku tak peduli." Mendengar jawaban Ai yang dingin, Eiji pun pundung di pojokan. Udah diputusin pacar, gak dihargai pula. Ngenes amat mz...
"Mantan ketua itu..." Tiba-tiba Tomochika berucap.
"Siapa mantan ketua?" tanyamu yang penasaran.
"Mantan ketua itu adalah seorang perempuan," tukas Reiji.
"ITU PUN SEMUA ORANG JUGA TAHU." Kau mengambil toa yang dipegang Syo dan mulai berteriak pada Reiji.
"Rest in Peace telinga Reiji." Ren menundukkan kepalanya.
"Hening cipta, mulai!" instruksi Masato.
Spontan, semua kecuali Kaoru menunduk. Kaoru menatap ke kanan dan kiri kemudian memutuskan untuk menunduk juga. 'Lagi kontes tunduk nih kayaknya' batin Kaoru gaje.
"Selesai," ujar Masato setelah 1 menit lewat 15 detik dan 44 milidetik.
"Hiks ... Telingaku," isak Reiji.
"Sedih karena telinga udah tak berfungsi? Beli es krim M*agnum kuy, dijamin bahagia." Tokiya malah promosi.
"Tokki jahat, malah promosi." Reiji pundung bareng Eiji di pojok.
"Wah ship baru nih," komentar Tomochika
"Kasian," gumammu.
"Cih, tak perlu dikasihani, dia memang layak mendapatkannya," tukas Ranmaru.
"Huah RanRan kejam." Reiji mulai cakar-cakar tembok.
"Kotobuki-san, berhenti. Kasian temboknya terluka," ujar Eiji.
Reiji pun kini nangis guling-guling. "Masa tembok lebih dipedulikan," protesnya.
"Reiji nangis, ajak selfie ah!" Van mengeluarkan ponselnya, lagi.
"Jadi kita mau bahas apa?" Camus menyeruput tehnya. Oh, rupanya masih ada yang normal di sini.
"Jadi manta--"
Tiba-tiba, Camus menyemburkan teh yang diminumnya. "Mikaze, apa yang yang kaulakukan dengan tehku?"
"Aku hanya menambahkan sabun cuci tangan," jawab Ai dengan wajah innocent.
"Pfft.. Hahahahahahaha." Eiichi tertawa.
"Diam kau rakyat jelata!" hardik Camus sambil memakan semua gula balok yang dibawanya ke sekolah.
"Sudah, kalo kayak gini, kita gak akan pernah bisa bahas soal mantanku yang ak--"
"MANTAN KOK DIUNGKIT MULU SI, DASAR EIJI INI," kesal Yamato.
"Itu karena kepala sekolah meminta keputusan dari kelas 2," jawab Eiji.
"DASAR EIJI INI, MANTAN MULU. PAYAH, PAYAH, PAYAH!" ledek Yamato.
"...."
"Woy Yamato, lo bikin dia marah, baka," umpat Syo.
"Huh?"
"KAU KIRA AKU MAU INGAT MANTAN, AKU JUGA GA MAU YA. INI DEMI KEPENTINGAN BERSAMA!" Eiji meminjam toa Syo.
"Ketua PMS ya?" tanya Ren.
"Eh? PMS itu apa, Ren?" tanya Otoya polos.
"...."
Semua terdiam.
"PMS itu.."
"Jangan kau cemarkan pikirannya, Kiryuin-san," cegah Tokiya.
"Ittoki-kun, PMS itu Pemuda Masa Sentimen. Itu adalah gejala di mana pemuda suka marah," dusta Nanami.
"Oo.." Otoya mengangguk paham.
"Nah, ayo lanjutkan." Eiji menghela nafas. "Siapa yang setuju kalo mantanku masuk kelas ini?"
Semua kecuali Eiji dan Kaoru--karena dia tak mendengar--mengangkat tangan.
"...." Eiji terdiam.
"Ciah, Eiji bakal ketemu mantan," goda Tomochika, "lumayan loh, siapa tau bisa balikan. Tapi aku lebih nge ship kamu sama Eiichi"
"Harus tabah aku," gumam Eiji.
"Dih najis, masa aku sama Eiji." Eiichi yang lagi nonton bareng Nanami menyahut.
"Aku juga masih normal, nii-san," timpal Eiji.
"Oh iya, memangnya (name) tahu mantan ketua?" tanya Masato.
"Gak tau sih. Tapi kan dia cewek, jadi aku setuju aja deh," jawabmu polos.
Eiji nyaris flip table mendengar jawabanmu. Untungnya, pemuda itu masih sayang sama mejanya.
"Anak-anak, ke lapangan upacara, sekarang!" perintah Pak Syaining yang tiba-tiba muncul.
"Pak, saya izin ke UKS," pinta Masato.
"Silakan saja," jawab Pak Syaining ramah.
"PAK SAYA JUGA MAU PAK!" Semua murid lelaki di kelasmu langsung berebut. Temasuk Kaoru. 'Lagi rebutan sembako nih,' pikir Kaoru.
"Aku bisa sendiri kok." Statement dari Masato membuat semuanya putus harapan.
Dan kini, semua cowok pundung di pojokan sambil cakar tembok, kecuali Masato tentunya.
"Udah ah, nanti temboknya rusak loh," tegur Tomochika.
"Pak." Ren mengangkat tangannya. "Aku alergi upacara. Aku boleh ke UKS ya?"
"Oh Bolehhhhhhhh donggg!!!" sahut Pak Syaining.
"Pak saya juga pak." Sontak, sekelas termasuk dirimu berebut ke UKS.
"UKS nya gak cukup woi!" teriak Pak Syaining kesal. "Sudah ayo ke lapangan. Mr. Hijirikawa dan Mr. Jinguuji boleh ke UKS."
"Pak, nanti mereka yaoi gimana?" tanya Tomochika.
"Tenang, aku punya CCTV di seluruh tempat. Ahahahahaha!"
"Dasar cabe, pikirannya yaoi mulu," kesal Eiichi.
"Sorry, ku bukan cabe ya," balas Tomochika sinis.
"Jadi apa?" tanya Eiichi.
"Tomat!" jawab Tomochika
Ba dum tss
Kira, oh, Kira, masih sempat membunyikan drum rupanya.
"Nah ini baru kawanku!" Reiji berseru senang.
"Aku gak mau jadi kawanmu," balas Tomochika dingin.
Reiji pun kembali pundung untuk yang ke sekian kalinya.
"Kotobuki-san, kalau sedih makan es krim A*ice rasa stroberi saja. Kutraktir deh." Tokiya menyodorkan es krim A*ice yang dibawanya.
"Hiks, tidak usah. Lagi pula, aku harus tetap upacara, hiks," isak Reiji.
"Oh ya sudah." Tokiya memakan es krim A*ice yang tadi sempat ditawarkannya kepada Reiji.
"Kotobuki-san, kalau mau pundung jangan cakar tembok ya. Kasian temboknya," ucap Eiji.
"Kok kalian membully aku sih? (Name)-chan, kau gak akan membully ku kan?" Reiji menatapmu.
"Sudahlah jangan nangis, berisik," ucapmu.
"HUAH!!! JAHAT!" Reiji nangis bombay.
"Sudah cepat, kita ke lapangan, upacara sudah mau dimulai," dengus Ranmaru.
"Oke." Semua termasuk Reiji langsung menurut.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top