Chapter 10
"Kita akan ke kamar TokiOtoRei! Alias Tokiya, Otoya, dan Reiji!" Tomochika berseru senang sambil menarik tanganmu.
Kalian sampai di kamar berikutnya. Sebuah pintu kayu berdiri dengan megahnya. Untungnya, pintu tersebut tidak berjalan.
Tomochika berusaha membuka pintu tersebut, namun pintunya terkunci.
"Afika!" panggil Tomochika.
"Iya!" Sebuah suara terdengar menyahut.
"Ada yang baru nih!" Tomochika tersenyum kecil.
"Apa?" Orang itu--Reiji--menyahut.
"Yaoi baru rasa nano-nano! SEKARANG BUKA PINTUNYA ATAU AKU CINCANG KAMU DAN AKU SAJIKAN DI HADAPAN SEME MU TERSAYANG, SI RANMARU!" ancam Tomochika.
Dengan gemetaran, Reiji membuka pintu tersebut, dia tidak ingin dicincang, dia masih jones, masih mau cari jodoh, baru mati.
"MANA TOKIYA SAMA OTOYA?!" tanya Tomochika.
"Caps nya mbak! Tokki lagi jualan es krim, si Otoyan lagi nge jones. Kamar ini sepi banget, sepi seperti hatiku," jawab Reiji.
"Lah, kalo kayak gini, kita tidak bisa," gumam Tomochika, "(name), kau cari Otoya, bilang ada cewek cantik pake banget mau ngomong sama dia soal relationship. Dan jangan lupa bilang, dia gak bakal nge jones lagi habis ini," titah sang gadis berambut merah tersebut.
Kau yang tak ingin mencari masalah lebih lanjut memutuskan untuk mengiyakan permintaannya.
Kau segera berlari keluar dari kamar Reiji, kemudian mencari pemuda dengan senyum secerah matahari itu.
Kau bingung harus mencari ke mana. Kau hanya lari-lari tidak jelas, berharap keberuntungan memihakmu.
Atap Pak Reijing.
Tadi, Otoya sempat mengajakmu ke sana. Dan hanya tempat itu yang ada di pikiranmu sekarang. Masalahnya, kau tak tahu di mana atap rumah tersebut.
Kau melihat ke kanan dan ke kiri. Kau menemukan Eiji yang sedang makan es krim coklat. Di sebelah kanan sang pemuda ada spanduk dengan tulisan 'Om Telolet Om'
"Ketua!" panggilmu.
"Kau boleh memanggilku Eiji saja."
"Ne, Eiji-san, rumah ayahmu ada di mana?" Kau tergopoh-gopoh menghampiri sang Ketua OSIS.
"Di Jepang," jawab Eiji.
"Lebih tepatnya di mana?"
Eiji menunjuk rumah yang berada tepat di belakangmu. "Itu rumah ayah. Memangnya ke--"
"Arigatou, Eiji-san!" Kau bergegas menuju rumah itu. Namun langkahmu berhenti saat mengingat sesuatu.
"Eiji-san, pinjam toa dong!" Kau mengambil toa yang dipegang Eiji, lalu berlari ke rumah Pak Reijing.
Betul saja katamu, Otoya ada di atas atap itu, lagi nge jones.
"ITTOKI OTOYA-SAN!" teriakmu sekencang mungkin, tentunya dengan menggunakan toa.
"Hm?
"Chika-chan bilang aku harus ngomong sama kamu ada cewek cantik pake banget mau ngomong sama kamu soal relationship. Dia juga suruh aku bilang kamu gak bakal nge jones lagi habis ini," teriakmu.
Hup!
Otoya melompat turun setelah mendengar ucapanmu. "Kamu ngomong apa sih? Aku gak kedengaran sama sekali."
"Sudah! Pokoknya ikut saja." Kau menarik tangan Otoya, dan kalian berdua berlari menghampiri Tomochika yang tengah menyumpal mulut Tokiya dengan biskuit terkutuk buatan Natsuki.
Tokiya pingsan di tempat. Reiji langsung menggendong Tokiya ke tempat tidurnya.
Tomochika mulai memotret. Ia terlihat sangat gembira. Bahkan menurutmu, ia tak pernah sebahagia ini sebelumnya.
"Eh Otoya udah dateng!" Tomochika mengikat tangan Otoya dengan tali, lalu membuatnya pingsan usai memakan biskuit Natsuki.
Dengan seluruh tenanga yang sudah dikumpulkannya, Tomochika menggendong Otoya dan menempatkannya di sebelah Tokiya.
"Kya!!! Ini indah!" jerit Tomochika sambil memotret lagi.
"Hei, kalian tidak boleh sejahat itu!" tegur Reiji.
"Bagaimana kalau aku tertawa untuk salah satu leluconmu? Apakah kau akan menutup mulut?" tawar Tomochika.
"Oke!" Reiji tersenyum senang.
"Nah silakan, sampaikan leluconmu," titah Tomochika.
"Jauh di mata dekat di hati. Apakah itu?" tanya Reiji.
Tomochika mendengus. Ia sudah tahu jawabannya. Namun, sang gadis menggelengkan kepalanya demi meningkatkan sedikit rasa senang Reiji.
"Jawabannya ... usus!!!"
"Ahahaha." Tomochika dengan sangat terpaksa harus tertawa.
Reiji tersenyum senang.
Menggunakan kesempatan ini, Tomochika segera berlari, meninggalkan Reiji yang masih berbangga diri.
"Oke, dengan begini tinggal kamar terakhir yang belum kita tuju. Kamar Ranmaru, Camus dan Cecil," jelas Tomochika.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top