A Thing that is unstoppable
Februari 2018
Cukup terlambat, Elna dan Prama masuk ke studio bioskop saat film baru saja mulai. Dibantu petugas dan senter, mereka naik hingga kursi mereka di baris ketiga dari atas. Usai menampilkan logo production house, film dibuka dengan nyanyian para burung. Kemudian, Peter Rabbit, si kelinci berjaket jins, muncul dan bertingkah usil.
Tepat ketika Peter melompat di antara tulisan judul film, seseorang mengganggu pandangan Elna. Beberapa baris di bawah, memang. Namun, siluet orang bergerak di dalam studio jelas mengusik. Kenapa juga orang itu seperti berbalik, melihat ke belakang, ke kursi-kursi di atasnya?
Dan Elna merasa, orang itu memandang ke arahnya.
Elna ingin menikmati kelucuan tokoh-tokoh yang aslinya dibuat Beatrix Potter itu, tapi jadi terusik sendiri. Sebab, seseorang yang entah siapa dan mengapa itu beberapa kali mengulangi tingkahnya. Berbalik, menatap ke belakang, dan seperti memandang Elna.
Di pertengahan film, Elna menepuk ringan lengan Prama dan mengisyaratkan dengan jari bahwa dia akan ke toilet. Prama menunjuk diri sendiri, bertanya apakah ingin ditemani, dan Elna menggeleng. Ketika turun, perempuan itu melihat-lihat ke baris di mana orang tadi, sesuai perkiraannya, tapi hitungannya buyar saat dia hampir jatuh di salah satu anak tangga. Dia akhirnya bergegas saja ke toilet di luar studio. Begitu selesai, dia mencuci tangan di wastafel dan sedikit menunduk memandangi motif keramik di sekitar wastafel.
Seseorang sedang memperhatikannya.
Seseorang memandanginya di cermin.
Bayangan itu berkelebat cepat bersamaan Elna berbalik.
Dia segera keluar, mencari-cari orang tersebut, tapi dia tadi bahkan tak bisa menangkap posturnya seperti apa. Akhirnya, Elna kembali ke studio. Duduk di sebelah Prama yang menyambutnya dengan senyum cerah. Melanjutkan menonton, tanpa ada lagi siluet orang di depan yang berbalik untuk memandang ke arahnya.
***
Prama mengantar Elna hingga tower apartemen. Dia tersenyum lebar ketika menerima helm dari Elna. "Makasih, ya, buat hari ini."
"Makasih juga," sahut Elna tanpa bisa menahan balik tersenyum.
"Lain kali jalan lagi?"
Elna tertawa, lalu mengangguk. Dia menunggu Prama menghidupkan motor dan melaju, tapi sepertinya lelaki itu enggan beranjak. "Mau ke lobi dulu?" tawar Elna.
Prama tertawa, mungkin karena tadinya berharap diundang ke unit apartemen perempuan itu. Tahunya malah diajak ke lobi. "Gue balik, ya."
"Hati-hati."
Prama tersenyum sekali lagi sebelum melajukan motor. Elna memandangi sosok itu hingga keluar pelataran apartemen, lalu masuk ke tower-nya. Di dalam lift, dia menyiapkan kunci dan mengeluarkan ponsel.
Pesan yang masuk membuatnya sontak mundur hingga punggung membentur dinding lift.
Dari Oscar.
Cari gue, please. []
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top