A Thing in The Office
Januari 2018
Wanda menemani Elna berkenalan dengan seisi kantor. Dimulai dari rekan-rekan di divisinya, yakni Account Executive. Dilanjutkan dengan rekan departemen-departemen yang akan sering berhubungan dengannya, seperti Development dan Design.
Fraweb Indonesia, sebagai perusahaan yang menerima permintaan klien untuk membuat website ataupun aplikasi, memiliki banyak departemen. Departemen ini pun terbagi menjadi beberapa divisi.
Misalnya, departemen Development terdiri atas Front-End Developer, Back-End Developer, Android Developer, dan lain-lain.
Untuk departemen Design terdiri dari divisi yang cukup berbeda, seperti Graphic Designer dan User Interface Designer. Seorang graphic designer memakai tools ilustrasi atau reka foto, tetapi user interface designer memakai aplikasi teks editor untuk membuat kode program terkait penampilan website yang sedang dikerjakan.
Pekerjaan Elna sendiri, sebagai salah satu account executive adalah menjembatani keinginan klien dengan apa yang perlu dilakukan developer maupun designer. Merekalah yang menerima masalah dari klien, lalu menyampaikannya pada pihak yang mengerjakan proyek tersebut. Dalam prosesnya, mereka perlu memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi tulisan dan lisan serta baik pula penulisan dokumennya.
"Prama Abu Surya, front-end," ujar lelaki di hadapannya. Orang tersebut langsung berdiri begitu Elna dan Wanda mendekati kursinya. Dia mengulurkan tangan dan menjabat hangat. Senyumnya juga hangat.
Entah apakah Prama memang orang yang seperti ini atau....
"Glenna Darmadi, account executive," balas Elna dengan senyum. Dan Prama masih saja tersenyum cerah seperti matahari.
Wanda sudah beranjak ke orang di kursi sebelah Prama. Melihat hal tersebut, Prama jadi salah tingkah. Jadi mungkin saja, dia memandangi Elna dengan senyum cerah bukanlah karena itu kebiasaannya. Jadi mungkin saja, dia memang sudah tertarik pada Elna.
"Nice to meet you," kata lelaki bertubuh tinggi itu sambil tersenyum lebih lebar lagi, lalu akhirnya kembali duduk.
Sungguh, Prama Abu Surya mengingatkan Elna pada matahari. Senyumnya begitu cerah, seolah kebahagiaan yang dia rasakan tak pernah putus. Kulitnya pun putih bersih bersinar layaknya mentari pagi.
Mereka melanjutkan lagi. Seperti sebelumnya, tiap berkenalan dengan rekan di sana, Elna berusaha mengingat wajah itu berada di divisi apa. Kemudian, mengingat namanya.
"Ini departemen Designer," umum Wanda pada Elna. "Baris yang ini para user interface designer."
Langkah perempuan itu terhenti.
Orang itu....
Mata Elna melebar. Jantungnya berdetak lebih cepat. Paru-parunya tiba-tiba merasa kekurangan asupan udara.
Kenapa dirinya mesti satu kantor dengan orang itu?
Elna seketika merasa kesal. Bagaimana mungkin? Kenapa ada kebetulan menyebalkan seperti ini?
Dia memejamkan mata kuat-kuat, menarik dan mengembuskan napas, lalu kembali menatap mata orang itu. Tadinya, lelaki itu juga melihat Elna dengan mata melebar. Kini, keterkejutannya terlihat sudah sirna. Atau mungkin, dia hanya hebat dalam menyembunyikannya.
Elna menyodorkan tangan, berusaha sopan.
Segera saja, Elna merasa, hari-hari kerjanya akan penuh hal menyebalkan. Akan ada hal-hal personal yang mengusikanya. Mengganggu fokusnya.
Tidak, dia tidak membenci orang itu.
Dia membenci kehadirannya dan apa yang pernah terjadi di antara mereka. []
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top