Anglocita #1
[ a n g l o c i t a ]
Terakhir aku mencinta aku dibuat jatuh. Lelaki yang seharusnya menjadi tameng, malah menjadikanku pedangnya. Aku yang seharusnya jadi pertama, ternyata aku hanya sekadar pilihan keduanya.
Masih teringat jelas di pikiranku, saat gadis-pacarnya-itu menuduhku dengan sebutan yang ... ah, aku tak biasa mendengar kata sekasar itu. Selama duapuluh tahun aku berebut napas dengan miliaran manusia di muka bumi, baru kali ini ada yang mengatai aku sejahat itu.
Bukan berarti aku tidak ada cacat. Tidak, aku tahu kalau posisiku-yang saat itu-sebagai orang ketiga, salah. Aku tahu aku salah. Tapi, bukan salahku sepenuhnya. Salahkan lelakimu! Dia yang menawariku cinta.
Cinta apaan? Tai tikus!
•••
Drrrttt....
Getaran dari ponselku menandakan ada pesan masuk.
Entah bagaimana warna mukaku ini, merah padam atau pucat pasi? Aku benar tak peduli. Perutku melilit. Rasanya kopi yang baru saja kupesan akan keluar entah dari mulut atau dari-
"Yang, ada SMS itu."
"Eh, i-iya." Aku meraih ponsel di atas meja, melirik benda pipih itu sebentar lalu melirik cowok di hadapanku.
Ya, tampaknya dia tak terlalu peduli. Game online di ponselnya lebih menarik daripada aku.
Aku uda di parkiran grace.
Dari: Reta
Reta. Nama yang mengusikku seharian penuh. Pasalnya, kemarin setelah aku menemukan nama Reta kesekian kalinya di ponsel Agung, aku menghafal duabelas angka itu dan mencatatnya di ponselku. Setelah pulang dari rumah Agung, aku menghubungi Reta. Mengklarifikasi siapa itu Reta.
Mana ada saudara yang setiap hari telepon? batinku.
Kecurigaanku terbukti. Reta bukan saudara Agung. Reta pacarnya Agung. Agung pacarku. Entah Reta orang ketiga, atau aku yang menyandang status itu. Orang ketiga. Perusak hubungan orang. Terserah apa sebutannya, yang pasti itu hal negatif dan aku tak suka.
Akhirnya aku mengajak Reta untuk bertemu. Tidak berdua tentu saja. Aku merayu Agung untuk ikut dengan alasan aku ingin mencari buku. Alih-alih ke gramedia, aku menyeret Agung ke salah satu cafe di Malang Town Square. Menunggu kedatangan Reta.
Saat Reta sudah di parkiran, sialnya perutku sakit. Aku harus ke toilet.
Aku kesana ret. Tunggu bentar ya..
Dari: Grace
Pesan terkirim. Aku menarik napas pelan untuk mengatur degup jantungku. Semua perasaan campur aduk jadi satu.
"Yang, kenapa?" tanya Agung.
"Kebelet. Aku ke kamar mandi dulu ya, Gung."
Aku meraih tas selempangku dan keluar dari cafe itu. Kakiku menuntun ke arah parkiran. Bertemu dengan Reta.
Setelah beberapa detik mengedarkan pandangan ke seantero tempat parkir. Gadis yang sudah kuduga bernama Reta menghampiriku. Di tangan kanannya ada setangkai mawar hitam.
Tak ada ekspresi di wajahnya. Aku tak bisa menebak bagaimana perasaannya bertemu denganku. Bukan hanya dia yang berstatus sebagai pacar Agung. Tapi, aku juga.
Sialan! Perutku semakin ... Argh!
"Ret. Aku ke toilet dulu. Agung duduk di pojokan cafe yang aku bilang ke kamu. Ke sana aja." Aku berusaha tersenyum manis.
Reta mengangguk. Aku langsung melesat pergi mencari toilet. Tak mau berlama-lama dalam situasi canggung.
Butuh kurang lebih limabelas menit untuk sampai ke toilet. Aku yakin aku hafal letak toilet di Matos. Hanya saja, pikiranku kalut. Berbagai emosi menjamah hatiku saat ini.
Setelah melakukan panggilan alam, aku mencuci tangan di wastafel. Membiarkan keran membasahi kedua tanganku. Kalau bisa, aku mau mandi. Mendinginkan kepala sebentar. Tapi, sayangnya aku tidak bawa handuk.
Aku memandangi refleksiku di cermin toilet. Meyakinkan diri kalau aku siap menghadapi apapun kemungkinan yang terjadi.
•••
"Aku udah bilang ke kamu, Ret. Jangan stalking. Lah kamu, tetep ae stalking terus."
Aku mencuri dengar obrolan Agung dan Reta. Posisi Agung yang membelakangiku dan Reta yang sedang menunduk, membuat mereka tak menyadari keberadaanku.
Aku melangkah hati-hati ke arah mereka. Semakin dekat, udara di sekitarku bertambah panas.
Agung sama Reta tengkar? Gara-gara apa? Gara-gara aku?
Saat aku tepat di samping meja mereka, Reta mendongak. Dapat kulihat sisa air mata di kedua pipi mulusnya. Bukan itu yang membuat hatiku panas, tapi genggaman di atas meja itu.
Meski aku tahu faktanya kalau Agung bukan hanya pacarku-tapi, juga pacar orang lain-aku sudah memantapkan hati untuk tidak cemburu. Tapi, apa daya. Aku juga gadis yang punya hati. Disenggol sedikit sudah terasa sakit.
"Aku ke kamar mandi dulu," kata Reta seraya melepaskan genggaman Agung di tangannya.
Aku mengiringi langkah Reta dengan tatapan kasihan. Gadis cantik sepertinya harus menangis gara-gara lelaki seperti Agung? Ha?
Eh, tapi. Aku apa? Aku juga gadis cantik yang hampir saja menangis karena Agung.
"Grace." Agung menyadarkanku dari lamunan. Aku menjatuhkan diri ke kursi milikku yang tadi ditempati Reta.
Aku hanya menatapnya dengan tatapan menuntut penjelasan. Aku enggan berbicara.
"Reta pacarku."
Satu kalimat yang terdiri dari dua kata itu mampu menohok ulu hatiku. Rasanya paru-paruku diremas. Napasku mulai tak beraturan.
"Maaf, Grace. Tapi, aku emang sayang kamu." Tangannya meraih tanganku. Mengelusnya lalu menggenggam erat.
Ret, kamu tadi digenggam begini juga? Rasanya sakit nggak, Ret? batinku.
Aku tetap tak bersuara. Tangannya tak kusingkirkan. Beberapa detik berlalu, sampai dering ponselnya menginterupsi.
Agung menatapku sekilas lalu mengangkat panggilan itu. Samar-samar aku bisa mendengar suara Agung yang sengaja ia pelankan.
"Iya, Ret ... Oke, tunggu aku."
Agung menoleh ke arahku. Tanpa bicara pun aku sudah tahu kalau dia-
"Aku nganter Reta pulang dulu ya, Grace. Kamu hati-hati bawa motor."
What the hell, Gung! Tadi berangkatnya sama siapa? Pulangnya sama siapa? Nanti yang nyetir motor aku siapa? teriakku dalam hati.
Aku hanya menatap punggungnya yang semakin menjauh. Pertahananku runtuh. Aku menangis.
Drrrttt....
Pesan masuk dari Agung. Jangan-jangan Reta pulang sendiri dan Agung mau balik lagi?
Grace, bayarin ya.
Dari: Agung
Fix, sih. Aku cewek terbodoh hari ini.
•••
Catatan penulis:
Cerite pendek kali ini aku dedikasikan buat kak Grace Indri Samantha. Hiyeeyy~
Ini kisah nyata Kak Ges yang mau kujadikan cerita pendek beberapa bab.
Sedikit mainstream, sih. Tapiii ... ini kisah aneh dan nyata. HAHAHA.
Kasihan banget sih Kak Ges. Cerita cintanya begitu amaaaattt.
Selamat membaca, Pembaca.
22 Juli 2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top