Third

Sejak menemani Emerald di perpustakaan untuk mencari buku, Endricko kerap kali mencuri curi untuk memperhatikan gadis itu. Seperti siang ini, dia mengikuti gadis yang selalu tak acuh itu. Mobil gadis itu berhenti di depan sebuah hotel. Seorang pria setengah baya menghampirinya lalu memeluk dan mencium pipinya. Endricko mendesis kesal. Segera dia memutar mobilnya untuk menuju apartementnya. Ada rasa kesal melihat pemandangan yang barusan dilihatnya dan ini kali pertama perasaan itu hadir dihatinya. Ada rasa kecewa dihatinya. Dia mengacak rambutnya kasar. Sedikit keras dia membanting pintu apartmentnya. Segera dia membuka laptopnya, untuk mencari tahu tentang gadis yang telah membuatnya kesal.
Endricko memicingkan matanya, berusaha membaca dengan benar informasi yang berhasil dibukanya. Dari data mahasiswi baru yang diaksesnya dia mendapati profil yang dicarinya.
" Menarik." Gumamnya.
" Apa yang menarik bro?" Tanya Anton yang tiba tiba berada di belakangnya.
" Uummm...gadis marah yang acuh. Penasaran ternyata ya...aku bilang apa, gadis itu menarik." Ucap Anton seolah mengejeknya. Endricko meringis.
" Dia berbeda Bro.."
" Yaah..dia berbeda, dia tidak melirikmu sedikit pun dan ternyata dia putri Greg Hoffman dan juga tunangan Danial Anderson.  Kau kenalkan siapa Danial." Anton terkekeh. Endricko melotot.
" Kau sudah tahu rupanya." Suara Endricko terdengar frustasi. Anton tertawa keras.
" Kau selalu lupa siapa Anton, dataku tentang wanita cantik segunung, bro. Apalagi wanita sekelas Emerald. Sayang untuk dilewatkan. Cantik, berkelas, kaya, pintar dan baik. Hhmm..satu lagi..dia belum pernah berpacaran."
" Danial..."
" Danial rekan ayahnya, mereka dijodohkan." Papar Anton. Endricko mengangguk angguk.
" Kau tertarik dengan gadis itu Rick?" Tanya Anton hati hati.
" Entahlah. Aku masih belum yakin. Tapi aku merasa begitu suka melihat wajahnya yang selalu tanpa senyum ketika memandangku. Aku ingin wajah itu tersenyum, untukku." Ucapnya serius. Anton memandang sahabatnya dengan seksama. Dia sedikit heran dengan keadaan sahabatnya itu karena selama jadi sahabatnya, Endricko tidak pernah seperti itu pada seorang gadis.
" Aku akan membantumu Rick."
Endricko tersenyum, " cari tahu saja hubungannya dengan tunangannya itu. Aku rasa pagi itu, ketika dia marah keluar dari mobil sport dia diantar tunangannya itu."  Endricko tersenyum mengingat kali pertama bertemu dengan gadis itu.
" Yang aku tahu Danial seorang player. Dia selalu berganti wanita tapi sepertinya penasaran dengan Emerald yang sulit untuk ditaklukan." Papar Anton.
" Satu lagi yang harus kau tahu kawan. Gadis itu rutin mengunjungi panti panti asuhan setiap bulannya. " Lanjut Anton.
" Kau sudah bergerak cepat. Good job my man." Endricko tertawa lirih. Anton memicingkan matanya sambil tersenyum miring.
" Rick..Rick..kemana saja kau selama ini. Semua orang tahu itu man...kau saja yang selalu tidak peduli, prinsip gilamu yang menyatakan kalau semua gadis berkelas itu manja, sombong dan nakal, menutupmu untuk melihat gadis sepopuler Emerald yang ternyata tidak masuk dalam kategori itu."
" Aku..."
" Apa...kau tertarik pada gadis itu kan..kejarlah..aku akan membantumu." Anton menepuk pundak sahabatnya, kemudian berlalu ke ruang makan.
" Aku lapar, aku harap kau punya makanan."
Endricko tak mendengarkan ucapan Anton. Pikirannya sibuk merangkai rencana untuk mendapatkan gadis yang menarik hatinya itu. Emerald..kau begitu menarik, gumamnya.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top