Nineth
Seperti janjinya, malam itu Endricko mendatangi rumah Emerald yang megah. Tanpa ragu dia memasukan mobil mewahnya ke halaman rumah Emerald yang luas. Gadis itu sedikit kaget ketika ada mobil mewah memasuki halaman rumahnya dan semakin berkerut keningnya ketika melihat siapa yang turun dari mobil itu.
" End.." ucapnya lebih kepada gumaman. Lelaki itu tersenyum, tampak gagah dan lebih tampan dengan pakaian resmi. Jas hitam begitu pas ditubuh atletisnya. Dia berjalan santai menghampiri Emerald.
" Selamat malam beautiful." Tangannya mengusap pundak Emerald dan sebuah kecupan mendarat di pelipisnya. Emerald masih terpaku menatap Endricko.
" Ada apa sweetheart?" Pertanyaannya menyadarkan Emerald yang masih diam.
" Siapa kau sebenarnya?" Desis Emerald. Endricko tersenyum. Dia menggandeng tangan gadisnya memasuki rumah . Tampak orangtua gadis itu sudah menunggunya.
Mereka duduk dihadapan orang tua Emerald setelah terlebih dulu menyalami mereka.
" Selamat malam om..tante.." Endricko berbicara sopan, " saya Endricko Alqory, putra dari Bart Alqory dan Jasmina Frowein Alqory. Orang tuaku menitipkan salam untuk anda."
Orang tua Emerald tersenyum ramah. Emerald sendiri menatap Endricko tanpa kedip.
" Kau jahat." Desisnya. Bibirnya cemberut. Endricko tersenyum. Orang tua Emerald menatap anaknya penuh tanya.
" Ada apa ini?" Tanya Rachel Hoffman, ibu Emerald. Endricko menatap ibu gadisnya.
" Mohon izin..saya akan menjelaskan sesuatu dulu kepada Emerald. Permisi sebentar." Ucapnya. Emerald melenggang terlebih dulu menuju halaman belakang rumahnya. Gadis itu dudik disalah satu bangku disudut halaman belakang dengan tangan terlipat didadanya.
" Dengarkan aku ..."
" Apa maksudmu selama ini End. Tinggal di apartement murah, jalan kaki setiap hari ke kampus, berpakaian seperti orang biasa dan berpura pura menjadi pegawai lepas di Jasmina Mall." Cecar Emerald kesal. Endricko tersenyum.
" Jangan cemberut sayang." Dia mengusap dengan sayang kepala gadisnya. Emerald menatapnya tajam.
" Dengarkan aku...aku ingin mencari seseorang yang mencintaiku dengan tulus, bukan karena harta kekayaan orang tuaku. Aku juga menginginkan gadis sederhana karena aku selalu berpikir gadis kaya itu manja, sombong, hidup glamour dan bebas. Lalu aku bertemu denganmu. Awalnya aku lihat kau sama seperti gadis berkelas lainnya. Masuk keluar hotel, menghabiskan waktu di Club, tidak pernah mengerjakan tugas. Sampai aku tahu kegiatanmu yang setiap bulan mengunjungi panti asuhan, rela meninggalkan kuliah demi tugas menggantikan ayahmu yang bertanggung jawab untuk ribuan karyawan, repot mengerjakan tugas sampai lupa makan siang. Kau berbeda sayang. Kau bukan gadis kaya yang manja dan sombong. Dan lagi..kau mau menerimaku, menemaniku berjalan kaki ke kampus. You're so special honey. I love you. I love you so much." Dikecupnya kening gadisnya lama.
" Satu lagi yang membuatmu begitu berharga cantik...kau bahkan belum pernah dicium..aku pikir kau sudah..."
" Apa...tidak virgin. Hell you. Aku bukan gadis murahan." Ketusnya. Endricko tergelak.
" Aku yang akan membuatmu tidak virgin." Bisiknya ditelinga Emerald. Wajah gadis itu merona.
" Yah tentu, setelah kita menikah." Balas Emerald sambil menunduk malu. Endricko tersenyum senang.
" Aku akan memintamu saat ini juga kepada ayah dan ibumu. Setelah aku bertanya padamu. Ald..will you marry me?" Ucapnya lembut. Emerald mengangguk dengan senyum.
" Yes I do." Jawabnya pasti.
Endricko memeluk gadisnya begitu erat. Kebahagian melingkupi mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top