Fifth
Deretan rak buku dilewati Emerald dengan tergesa. Siang ini dia harus menyelesaikan tugas yang diminta oleh Dosennya. Gawat kalau tidak selesai hari ini, karena ini sudah terlambat dua hari. Ini semua karena ayahnya mintanya untuk melihat cabang perusahaan di Australia, sehingga dia harus pergi kesana dan sejenak melupakan tugas kampusnya.
Brruukk....
" Aduh...sorry..sorry.." pekik Emerald ketika tanpa sengaja dia menubruk seseorang yang sedang membawa tumpukan buku. Dia segera membantu mengambil buku yang berserakan dilantai dan menyerahkan kepada si pemilik.
" Maaf..aku terlalu tergesa gesa."
" Tidak apa apa.. kamu Emerald kan?" Tanya si pemilik buku. Seorang lelaki yang lumayan tampan dengan rambut coklat gelap. Emerald mengangguk ramah.
" Nicholas..aku Nicholas..tugas kita sama..aku sudah mengumpulkan buku yang perlu untuk tugas kita. Mau mengerjakan bersamaku?" Ajaknya. Emerald mengangguk mengiyakan. Kemudian mengikuti lelaki itu duduk disalah satu pojok ruangan.
Hampir satu jam mereka sibuk dengan tugasnya. Emerald merasa senang ada teman yang bisa diajak bekerjasama. Nicholas lumayan pintar sehingga Emerald tidak harus berpikir sendiri.
Sementara dari luar ruangan, melalui kaca jendela disisi kanan Emerald. Sepasang mata menatapnya tak suka. Melihat keakrabannya dengan Nicholas yang dikenal perayu wanita. Endricko merasa panas melihat pemandangan di gedung perpustakaan. Dia sendiri beberapa kali menggelengkan kepala. Menarik napas dalam dan membuangnya kasar, tapi rasa kesal itu tidak hilang.
" Eeerrggh..aku benci hal seperti ini." Erangnya.
" Kenapa Bro...aah..dia lagi..aku bilang go get her.." Anton menanggapi tingkah sahabatnya sambil matanya melihat ke tempat sahabatnya itu menatap. Endricko mendengus sebal.
" Pergi sana...jika kau tak suka dia hanya berdua, temani dia. Jangan sampai kau kalah langkah oleh Nicko. Sekarang Bro...jangan ragu begitu." Anton menekannya kata katanya. Dia menatap tajam Endricko yang masih duduk menatap ke dalam perpustakaan.
" Rick.."
" Okay..I go...thanks Brother. " Endricko membawa langkahnya menuju perpustakaan. Anton tersenyum puas. Dia terkadang kesal dengan Sahabatnya itu yang kadang kurang tegas dalam bertindak.
" Hi Emerald...mengapa tak bilang akan mengerjakan tugas, aku bisa membantumu." Emerald dan Nicholas sedikit terkejut dengan kemunculan Endricko dihadapan mereka. Emerald segera mengulas senyum, sementara Nicholas jelas memperlihatkan raut wajah tidak suka.
" Boleh aku duduk?" Tanya Endricko berbasa basi. Emerald mengangguk dan segera menggeser duduknya. Nicholas memandangnya tak suka. Endricko tersenyum mengejek ke arahnya.
" Kenapa tugasnya sampai terlambat?" Endricko bertanya dengan nada pelan. Emerald menatapnya.
" Seminggu kemarin aku harus ke Australia.."
" Berlibur.."
" Bukan..diminta ayahku."
" Oh ya..." Endricko mengangguk paham. Nicholas menatap tajam Endricko yang sok sibuk membantu mencari jawaban dari tugas tugas yang sedang dikerjakan Emerald. Dia amat merasa tidak nyaman. Emerald sendiri seperti begitu menikmati kehadiran Endricko disebelahnya. Nicholas muak menatapi mereka. Dia seolah sadar, bahwa dua orang dihadapannya sedang saling mengirim sinyal rasa suka untuk pendekatan. Malas menjadi penonton akhirnya dia beranjak.
" Aku ke kantin dulu..haus.." katanya sebelum berlalu.
Mereka sama sekali tidak terusik malahan seperti lega dengan kepergian Nicholas. Mereka terus sibuk dengan tugas Emerald, sambil sesekali menatap dan memberi perhatian. Anton yang masih duduk ditempatnya tersenyum menatap sahabatnya yang mulai mau membuka diri untuk kehadiran seseorang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top