eight
"jadi..." Tanya Emerald ragu. Ada nada kecewa disana. Sementara itu matanya terlihat mengerjap terluka.
" Yah...sepertinya dia menerima perjodohan itu, ibunya tetap memintanya untuk bertunangan dengan Marlyn." Lirih suara Anton. Dia menatap Emerald tak tega. Mata hijau bening itu mengerjap ngerjap menahan bulir bening agar tidak meloncat keluar. Dengan perlahan gadis itu melangkah meninggalkan perpustakaan. Diluar ruangan dia berpapasan dengan Endricko yang tersenyum menyambutnya. Emerald memalingkan wajahnya dan cepat berlalu, meninggalkan Endricko yang diam terpaku.
" Ada apa?" Tanyanya setelah duduk dihadapan Anton.
"Kenapa?" Anton balik bertanya.
Endricko menggeleng. Kemudian menghela napas kasar.
" Maksudnya Emerald, dia menangis. Tidak dapat menolak perjodohan itu." Endricko memperhatikan dengan seksama. Dia seolah menunggu kelanjutan cerita sahabatnya itu.
" Terkecuali..."
" Apa..terkecuali apa?" Tanya Endricko cepat.
" Malam ini dia bisa mendatangkan kekasihnya." Ucap Anton ringan. Endricko segera berlari keluar. Dia menelusuri koridor kampus mencari Emerald dan begitu senang ketika dia melihat gadis itu sedang duduk dengan manis didepan Hilline di taman belakang kampus.
" Ald..boleh aku bicara?" Emerald mendongak, sejenak memandang manik lelaki yang berdiri di depannya. Hilline meninggalkan mereka berdua.
Lama mereka terdiam. Tidak ada yang memulai untuk bersuara. Emerald menanti dengan jantung berdegup kencang. Endricko sendiri seolah bingung mau memulai dari mana. Emerald sedikit menggeser duduknya. Dia bersiap untuk berlalu.
" Jangan pergi. Tolong dengarkan aku." Cegah Endricko cepat sebelum Emerald pergi meninggalkannya.
" Aku akan datang nanti malam ke rumahmu." Ucapnya dengan suara bergetar. Emerald menatapnya ragu.
" Yah..aku akan datang nanti malam dan bilang pada ayahmu kalau aku adalah kekasihmu." Ucapnya meyakinkan.
" Apa maksudmu?"
" Bukankah untuk menghentikan pertunanganmu dengan Danial adalah dengan kau membawa kekasihmu malam ini." Endricko memandang Emerald dengan tatapan penuh cinta.
" Aku akan datang sebagai kekasihmu karena aku mencintaimu Ald." Ungkapan spontan dari Endricko membuat mata indah gadis itu membulat sempurna.
" Aku mencintaimu Ald dari pertama aku melihatmu tapi aku ragu saat itu. Tapi sekarang tidak lagi. Aku tidak mau kau terus bertunangan lalu menikah dengan Danial." Ungkapnya dengan suara sedikit kesal. Emerald menatapnya tanpa kedip.
" Bukan aku End, tapi kau dan Marlyn. Aku sudah selesai dengan Danial ketika aku melihatnya sedang mencium Bethary sepupuku di apartementnya. Bukankah kau yang tidak bisa menolak perjodohanmu." Balasnya sinis. Endricko memicingkan matanya. Dia sedikit bingung.
" Marlyn kekasih Anton, aku sudah menolaknya." Elak Endricko. Mereka terdiam sesaat, kemudian tergelak bersama ketika sadar apa yang terjadi. Mereka sedang dikerjai oleh sahabat sahabatnya. Mereka saling menatap dan melangkah mempersempit jarak diantaranya.
" Aku mencintaimu Ald." Bisik Endricko. Emerald tersenyum manis. Tanpa ragu Endricko mengecup bibir Emerald. Mata gadis itu membulat, tangannya memukul dada Endricko pelan.
" Kau mencuri first kiss ku." Ucapnya malu. Endricko terkekeh. Kembali dia mengecup bibir itu, lebih lama dari yang pertama.
" Aku tidak hanya mencuri first kiss mu sayang..tapi kecupan dan ciuman selanjutnya, karena kau sekarang milikku dan aku tidak akan bosan melakukannya." Tegasnya sambil terus mengecupi bibir Emerald dan ketika gadis itu merespon, kecupan itu jadi ciuman yang saling memagut, mengulum dan melumat. Sampai mereka terengah dan membutuhkan asupan oksigen. Mereka saling melepaskan dengan tidak rela. Menghirup napas untuk mengisi rongga paru dan saling melempar senyum.
" I love you." Bisik Emerald dengan lembut. Endricko menatapnya lalu kembali menyecap bibir manis gadisnya.
" I love you more dear.." direngkuhnya gadis yang ada dihadapannya. Sembarut mega senja mengiringi deburan jatung mereka yang sedang kasmaran.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top