24. Sean: Ketika Orang Aneh Membantu Orang Aneh Lainnya

Shion mengamati Eliora yang tertidur setelah lima menit berguling ke kanan-ke kiri. Ia tepuk pipi Eliora pelan, memastikan kalau Eliora benar-benar tertidur.

Tatapan Shion yang teduh ke arah Eliora tiba-tiba berubah, tajam, dan bengis begitu ia menoleh ke pintu kamar. "Keluar kau!" Tangan kanannya terulur ke arah pintu dan sebuah benda hitam bermoncong pendek berada di genggamannya.

Perlahan, pintu kamar terbuka, menampilkan sesosok manusia kurus tinggi dengan senyum ganjil. "Kudengar, gadis itu rasanya enak." Suaranya terdengar seperti cicitan tikus bernada rendah.

Shion kini berdiri di samping kasur, menghalangi si kurus tinggi untuk memandang Eliora. "Dia, punyaku." Tanpa aba-aba, Shion menerjang si kurus tinggi, sebilah pisau lipat yang sejak tadi tersimpan di sakunya kini tergenggam di tangan kiri. Diarahkannya pisau itu ke selangkangan si kurus tinggi, mengincar sesuatu yang jelas mampu melumpuhkannya.

Si kurus tinggi mundur selangkah, menghindari tusukukan mematikan sambil menendang pundak Shion. Ia pikir gerakannya akan mampu memukul mundur Shion. Sayangnya, ia salah.

Shion menangkap kaki yang lebih mirip tulang berbalut kulit milik si kurus tinggi, ia mendekap kaki itu dan menghujaninya dengan beberapa tusukan.

Si kurus tinggi berteriak dan menggeram, ia memukul dan mencakari kepala Shion Tanpa ampun. "Sial! Sialan!" Ia jelas kesakitan, dan sedikit banyak tidak waras.

Shion mendekap kaki si kurus tinggi dengan lengan kirinya lebih erat, pisau di ujung tangan kirinya juga masih menancap. Lantas tangan kanannya terulur ke atas, mengincar tubuh bagian atas si kurus tinggi. Dada, kepala, atau leher, bagian yang ingin Shion lubangi.

"SHION!" Gedebak-gedebuk perkelahian membuat Eliora terbangung dan terkejut setengah mati. Ia berteriak, memanggil-manggil Shion, dan hampir menangis.

Shion yakin ia bisa memenangkan perkelahian ini dan memusnahkan si kurus tinggi untuk selamanya. Naasnya, teriakan Eliora membuyarkan konsentrasi Shion hingga dekapan Shion di kaki si kurus tinggi melonggar.

Si kurus tinggi memang tidak waras, tapi berkelahi dan berbuat nekat adalah keahliannya. Ia menyadari fokus Shion yang berkurang dan dengan tidak kenal ampun menahan kepala Shion dengan kedua tangan. "Mati kau!" Si kurus tinggi mengarahkan kepalanya ke belakang kepala Shion lantas.

"Kraaaak!"

...

"Hei! Aku bukannya kamu penulis novel misteri?" Aku memukul priaji di pundak.

"Ya, secara teknis iya, cerita detektif dan misteri, pantas kan kalau disandingkan dengan aksi." Priaji berkilah. Ia memintaku membantunya menyelesaikan naskah barunya dan aku sendang mengomentari apa yang bisa aku komentari dari tulisan Priaji.

"Aksi? Ini horor gore! Si kurus tinggi mengigit tengkuk Shion sampai patah!" Aku kembali memukul pundak Priaji.

"Gore dan horor juga dekat dengan misteri dan detektif. Novel selanjutkan akan berputar di antara Eliora yang berusaha memecahkan misteri di balik hubungan Shion dengan si kurus tinggi dan kenapa si kurus tinggi ingin memakan Eliora. Keren kan?"

_____

Melanjutkan cerita dengan aksi

Pandu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top